"Hallo.. Kamu udah nyampe apart? Tunggu di sana Mama bentar lagi pulang. Kamu--"
📞Adam gak diapart maa
"Trus kamu dimana? Masih di sekolah?!"ujarnya agak panik. Sekarang bahkan sudah hampir jam lima sore. Tidak mungkin kan..
📞Adam ada di rumah
"Di rumah?! Hah? Siapa yang nganterin kamu kesana?! Om Ryan?!"
📞Bukan.. Adam sendiri. Papa sakit Ma. Malam ini Adam nginep sama Papa.. Adam cuman mau bilang itu.
"Adam.. Mama bilang kan jangan kesana. Kamu kok ngeyel sih. Mama jemput!"
📞Terserah Mama. Adam pokoknya mau disini sama Papa dulu.
Bip
Laras memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pening mendengar ucapan Adam. Laras takut, takut jika sampai Jaeden menghasut macam-macam ke Adam.
Laras lalu mengambil tasnya dan mengeluarkan kunci mobil untuk segera pulang ke rumah mereka. Wanita itu menyetir sambil menelfon Ryan tapi nomor anak itu sedang tak aktif dan membuatnya berdecak.
Laras membunyikan klakson mobilnya begitu sampai di depan gerbang dan tak lama kemudian pintu gerbang rumah di buka dan wanita itu langsung memasukan mobilnya ke garasi. Laras keluar dari dalam mobil dan menuju rumah. Di sana sudah ada para pekerja di rumahnya yang melihatnya dengan senang.
"Adam dari kapan datengnya?"tanya Laras.
"Den Adam dari jam dua belas siang udah di rumah Bu.. Denger dari Pak Satpam naik taxi datengnya"
"Taxi? Astaga.."
Setelahnya Laras menaiki tangga menuju lantai dua memeriksa kamar Adam dan tak menemukan anak laki-lakinya itu di kamar. Ia lalu beralih ke kamar utama dan wanita itu langsung menghela nafas melihat Adam yang tertidur masih dengan memakai baju sekolah di atas kasur dengan Jaeden.
Laras melihat infus yang ada di kamar. Cairannya sudah hampir habis. Itu artinya Adam tidak berbohong padanya dan Jaeden betulan sakit. Laras meletakan tasnya lalu pergi ketoilet untuk mencuci muka. Setelahnya wanita itu menatap dua orang yang tertidur lelap di atas kasur dengan pandangan bingung.
Dia harus apa.. Adam tidak mungkin mau di bawa pulang jika begini.
Laras kemudian keluar dari kamar dan pergi menuju kamar Adam mengambil baju ganti anaknya. Setelahnya kembali ke kamar utama. Ia menggelengkan kepala melihat kaus kaki bahkan belum di buka. Tas sekolahnya berada di lantai.
"Jangan bilang kamu juga belum makan nak.. ya ampun"Ucapnya.
Laras melepaskan kaus kaki Adam sekaligus mengganti baju seragamnya dengan kaos rumah. Aktifitas Laras terhenti saat tangan Jaeden menahan tangannya.
"Kamu dateng"ucap Jaeden.
"Aku cuman mau jemput Adam"balas Laras tanpa menoleh.
"Adam mau nemenin Aku disini. Kamu boleh bawa dia besok. Tapi malam ini dia sama Aku dulu"
"Kamu jangan pernah hasut Adam.. Aku cuman mau bilang itu. Kami berdua udah bahagia.. Jadi jangan buat dia goyah lagi"
"Aku tau. Kamu gak perlu khawatir"Balas Jaeden. Laras mengalihkan tatapannya kemudian keluar dari kamar. Wanita itu pergi ke kamar Adam dan mengambil koper kecil milik anaknya memasukan barang-barang yang anaknya itu perlukan seperti buku sekolahnya dan beberapa hal penting lain. Untuk baju Laras tidak mau ambil. Dia bisa membelikan baju yang baru untuk Adam lagi. Ini biarlah di rumah jika nanti Adam akan kembali menginap dengan Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?