I'm Beggin

1.4K 192 38
                                    

Laras bangun dari tidurnya dan hampir saja berteriak saat melihat seseorang yang bukan suaminya memeluk pinggangnya. Ahh. Dia lupa kalau semalam Ryan ada di sini menemaninya. Ryan tidak pulang padahal Laras juga tidak ingin menahan lelaki itu jika seandainya dia pulang. Tapi Ryan memilih untuk tinggal dan menemaninya.

Tangannya dengan pelan menyentuh wajah Ryan. Dia sedang tidur tapi bahkan kadar ketampanananya malah semakin bertambah. Ryan punya bulu mata yang panjang dan lentik, hidung yang mancung, serta bibir tebal yang sering membuatnya salah fokus saat mereka mengobrol.

"Kamu tampan Ryan.. Kamu juga baik.. Perempuan itu pasti beruntung dapatin kamu"ujarnya pelan. Tapi setelahnya Ia dikejutkan dengan Ryan yang kembali menarik tubuhnya.

"Aku sayang kamu"

Laras di buat kaget saat mendengarnya. Tunggu.. Anak ini menyukainya?! Heh?!

"Kamu--"

"Uhmm"

Laras tidak membalas apapun kecuali menggigit bibirnya gugup apalagi Ryan semakin memeluknya. Jantungnya berdegup lebih cepat sekarang sementara Ryan masih nyanyak tertidur dan terdengar dengkuran halus.

"I don't even know about my feeling Ryan.. Aku nyaman sama kamu, but.. I love my husband too"Ucapnya.

Laras tidak bisa munafik kalau dia memiliki perasaan yang nyaman saat dekat dengan Ryan apalagi saat lelaki itu memeluknya dan menatap Adam dengan tatapan tulus. Laras luluh di buatnya karena hal itu. Tapi disisi lain Laras juga sadar dengan posisinya. Dia masih istri sah seseorang dan bermain gila di belakang suaminya juga membuatnya tidak tenang.

Tapi Ryan menawarkan rasa nyaman dan aman yang tidak bisa Ia dapatkan dari Jaeden. Memberikan Adam rasa bahagia dan senang saat bersama dengannya. Hal yang selalu perempuan itu cari dan inginkan.

Laras menarik nafas lalu mendekat ke pelukan Ryan. Bayangan saat Jaeden memukulnya masih teringat dan membuatnya meringis jika mengingat hal itu lagi.

"Laras? Are you okay?"Ryan bertanya dengan suara berat dan wajah mengantuk. Pasti Laras sudah membangunkan anak itu dari tidurnya.

"Mmm.."

"I know you don't.. I will hug you little tight"ujarnya dan benar-benar menarik Laras mendekat ke tubuhnya. Sekarang Laras bahkan bisa mendengar suara detak jantung Ryan yang teratur berbeda dengan detakan jantung miliknya yang berpacu dengan cepat.

"Ryan.."

"Hmmm"

"Tolong terus temenin Aku sama Adam yaa?"ucap Laras.

"Iyaa. Aku udah anggap Adam seperti adikku sendiri kok"balas Ryan. 

"Makasih, Ryan.."

"Yaa.. Sekarang kamu tidur yaa. Di luar masih gelap banget Ras"

"Sekarang bahkan udah jam sembilan pagi Ryan"

"Hah? Masa sih?! Tapi disini kok masih gelap"

"Kan lampunya dimatiin, gorden kamarnya juga gak dibuka.. Aku mau --"

"Gak, Kamu tidur ajalah. Aku masih pengen peluk.."ujar Ryan dan tak membiarkan dirinya untuk bangun dan memeluknya.

"Ryan.. Jangan lupa kita harus jemput Adam abis ini"

"Iyaa.. Lima belas menit lagi yaa. Aku masih ngantuk"

"Okehh"

Tapi lima belas menit terlewati begitu saja dan Laras juga malah ikut tertidur tak berapa lama kemudian.

Mereka menjemput Adam jam satu siang setelahnya membuat anak tunggalnya menatapnya dengan wajah cemberut. Tapi begitu anak itu melihat Laras tak datang sorang diri  langsung tersenyum lebar dan berlari ke arah Ryan lebih dulu meminta sebuah pelukan.

[GS] MAMA GULA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang