Part 34

2.5K 244 37
                                    

Dinda Pov

Sudah beberapa bulan setelah kami semua dapat kabar gembira kalau mama hamil lagi. Mama sikapnya semakin berubah, ke aku, Ninda bahkan Nanda.

Awalnya ku pikir karena aku dan Ninda bukan anaknya makanya dia berubah, tapi dengan Nanda pun dia berubah.

Mama sering sekali mengabaikan Nanda yang merengek minta susu. Kadang bibi menegur baru mama susui Nanda.

"Ma, mama mau sesuatu? Kakak ambilin" Mama menoleh ke arahku dengan tatapan dingin.

Walaupun sikapnya berubah tapi mama tidak pernah membentakku dan Ninda. Hanya saja cara mama memperlakukan kami yang berbeda.

"Bawa ini" Mama menyerahkan Nanda padaku.

Nanda yang kaget tiba-tiba diangkat dan diserahkan padaku akhirnya menangis.

"Suruh diem" Kata mama datar. Kemudian mama kembali menatap kosong ke arah luar rumah.

"Kakak bawa ke kamar ya ma" Tanpa menunggu jawaban dari mama aku membawa Nanda dengan hati-hati menuju kamarku.

Rayyan Pov

Suasana rumah terasa sepi dan dingin. Aku akui semenjak Nayya kembali hamil dia jadi berubah. Tidak lagi hangat kepada ku bahkan kepada anak-anak dia terkesan dingin.

"Assalamualaikum" Aku memasuki rumah melewati pintu samping.

Terlihat Nayya sedang duduk diruang keluarga sambil menatap keluar.

Perutnya sudah membuncit sehingga keliatan walaupun dia memakai baju longgar.

"Hey, aku tadi ngucap salam kok gak dijawab" Aku menghampirinya dan mengelus puncak kepalanya.

Nayya merespon dengan menatap ke arahku. Kemudian mengambil tanganku dan menaruh diperutnya.

"Ohh anak papa mau dielus papa ya. Maaf ya akhir-akhir ini papa sering dinas malam, soalnya temen papa lagi pada bantuin rumah sakit lain. Kamu sehat-sehat ya didalam, jangan nakal jangan buat mama repot" Aku mensejajarkan tinggi dengan perut Nayya.

Nayya bangun dan kemudian berjalan keluar ruangan. Aku mengikuti saja dari belakang.

Aku jadi semakin heran dengan sikap Nayya. Dari hari ke hari dia bertambah dingin dan sekarang pun toko roti terpaksa mama yang handle.

"Assalamualaikum" Aku menoleh ke arah pintu depan.

"Ya waalaikumussalam" Bibi datang dari dapur membukakan pintu.

"Rayyan, Nayya dan anak-anaknya ada Bi?" Itu suara mama.

"Ada nyonya, silakan masuk" Aku menghampiri mama yang datang bersama papa.

"Ma, pa" Aku bersalaman dengan keduanya.

"Istri sama anak-anak kamu mana Ray?" Tanya mama.

Papa yang dari masuk tadi hanya diam. Ini ada pertama kalinya lagi papa ke rumah setelah beberapa bulan papa diluar negeri urusan kerjaan.

"Nayya dan anak-anak di kamar ma" Jawabku.

Mama dan papa nengikutiku menuju lantai 2 untuk ke kamar.

Baru saja sampai ditangga terdengar suara Nanda menangis kencang. Aku sedikit berlari untuk melihatnya.

"Nanda kenapa kak?" Tanyaku ke Dinda saat melihat Nanda menangis kencang.

"Nanda haus pa, kayaknya mau nenen sama mama tapi mama gak mau" Aku mengambil Nanda dan membawanya ke kamarku.

"Ma, pa bentar ya aku mau kasih Nanda ke Nayya biar disusuin" Mama mengangguk dan papa masih diam sambil mengamati seluruh ruangan.

"Assalamualaikum Nay, udah tidur?" Aku menghampiri Nayya yang sudah berbaring diranjang.

Be A StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang