Nayya Pov
Keadaanku sudah mulai membaik. Aku tidak akan muntah kalau tidak mencium bau yang aneh-aneh. Pagi ini juga aku sudah bisa memasak sarapan tapi untuk menambahkan bumbu ku minta tolong bibi. Aku masih muntah kalau mencium bau bawang.
"Mama" Mas Rayyan datang dan memelukku dari belakang.
Beberapa hari ini dia selalu berusaha memanjakan ku dan itu membuatku risih.
"Lepas" Kataku sambil menjauhkan tangannya.
Mas Rayyan melepas pelukannya tapi sebelum itu dia mengusap perutku berapa kali. Nyaman, ya itu yang ku rasakan saat dia mengusap perutku.
"Mama hari ini kakak pulang cepet. Guru rapat, nanti kakak izin ke rumah temen ya. Pulangnya gak sore" Izin Dinda.
"Bawa baju ganti biar seragamnya gak bau" Jawabku.
"Yah enak banget kakak pulang cepet, aku malah hari ini ada ekskul jadi pulang lambat" Sambung Ninda.
"Namanya sekolah mba harus semangat. Nanti mba kangen masa-masa sekolah" Kata Mas Rayyan.
"Iya kangen mba apalagi sama sahabat pasti kangen banget" Sambung Dinda.
Aku dan Mas Rayyan sepandangan kemudian Dinda makan dengan santainya.
Dinda masih sering menyudutkan Mas Rayyan dan Mas Rayyan tidak merespon apapun.
Mereka semua pamit. Sebelum itu semua bersalaman denganku. Aku juga bersalaman dengan Mas Rayyan. Mas Rayyan sekali lagi mengusap perutku dengan lembut dan entah bicara apa.
Aku takut kalau dia sampai tahu aku hamil tapi tidak bicara jujur padanya. Aku belum siap mengatakan hal ini sampai dia benar-benar menjauh dari perempuan itu.
Siang
Suara ribut digerbang membuatku merasa terganggu. Aku yang tadinya sedang menonton tv bangun untuk melihat ada apa diluar.
"Maaf Bu saya sudah larang tapi nekad mau masuk" Ucap Mang Ujang.
Kalian tahu siapa yang datang. Ya perempuan itu lagi.
"Ada apa sih ke rumah saya mulu" Sinisku.
"Mas Rayyan mana?" Tanya nya.
"Ya suami saya kerjalah. Kamu ngapain nyari suami saya mulu, gak laku sampe harus ngejar suami orang" Balasku.
"Mas Rayyan itu sukanya sama aku, dari dulu dia suka sama aku. Nikah sama kamu itu karena dulu aku pindah aja. Coba kalau gak udah nikah sama aku dia!" Pede sekali perempuan ini.
"Ya tapi nyatanya sekarang Mas Rayyan suami saya anda mau apa?" Tanyaku santai.
"Awas kamu ya aku pastikan kamu nyesal dan Mas Rayyan akan jadi milikku" Ancamnya.
Aku hanya diam dan menautkan alis. Kemudian memberi kode ke Mang Ujang untuk mengusirnya.
Aku sudah stress dengan keadaan sekarang rasanya ingin menghilang sebentar saja agar tidak diganggu perempuan lampir itu.
Malam
Rayyan Pov
Sebenarnya aku belum begitu yakin kalau Nayya hamil. Karena Nayya tetap seperti biasa tanpa menghiraukan bahaya ke dirinya. Biasanya kalau waktu hamil Nayya akan sangat berhati-hati.
"Makan dulu Nay" Kataku ke Nayya yang sedang menonton tv di kamar.
"Masih manggil Nay?" Tanya nya.
Aku lupa kalau aku harus membiasakan lagi memanggilnya mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
Historia CortaMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah