Rayyan Pov
Kami mendarat dengan selamat di tanah air tercinta. Aku juga sebelum take off tadi sudah mengabari orang rumah untuk menjemput.
"Yang jemput Adam sama papa Nay" Ucapku ke Nayya.
Dia hanya diam saja sambil menggendong Anin. Anin juga masih nyaman tidur digendongan Nayya.
"Duduk sini dulu aja, sini-sini" Nayya menurut dan duduk ditempat yang ku suruh.
"Sini gantian aja gendongnya, kamu udah dari tadi meluk di pesawat. Sini sama aku nanti kamu pegel tangannya" Aku mengambil Anin pelan dari pangkuan Nayya.
Nayya masih saja terlihat diam dan tak terlalu menanggapi ku.
"Bang!" Teriak seorang.
Itu adalah Adam dan seorang wanita. Aku agak heran sih, tadi katanya dia bareng papa yang jemput.
"Bang Ray sama mba gimana kabarnya? Udah lama ya nunggu, maaf ya tadi agak macet" Ucapnya.
"Gak papa kok Dam, ini juga abang sama mba mu baru keluar." Jawabku.
Jangan tanya Nayya, dia dari tadi masih diam saja tak menjawab sepatah katapun.
"Mba" Panggil Adam ke mba nya.
Nayya menoleh dan tersenyum ke arahnya. Kemudian dia bangun dan merapikan pakaiannya.
"Kita langsung pulang apa gimana?" Tanya Adam.
"Pulang aja Dam kasian mba mu sama Anin udah capek" Aku lagi yang menjawab.
"Eh ini kenalin dulu napa" Godaku ke Adam karena perempuan yang dia bawa sedari tadi hanya diam.
"Astaghfirullah lupa maaf bang, mba. Oh iya ini kenalin Anya, insyaallah calon istri Adam" Ucapnya.
"MasyaAllah ternyata diam-diam kamu memiliki tambatan hati ya. Selamat ya Dam, eh kapan rencana halalinnya?" Tanyaku lagi.
"Secepatnya bang, ini juga nunggu abang sama mba pulang biar bisa diskusi" Jawabnya malu-malu.
"Anya" Ucap perempuan itu mengulurkan tangannya.
Aku menyambut uluran tangannya.
"Rayyan" Ucapku.
"Anya mba" Perempuan ini mengulurkan tangan ke Nayya, tapi Nayya masih melamun.
"Ma" Nayya menengok dan langsung menerima uluran tangan Anya.
"Nayya" Jawabnya.
"Udah yok ke mobil, pegel nih Anin udah lumayan" Ajakku.
Aku berjalan sambil menggandeng Nayya dibagian kananku. Aku takut dia kembali melamun dan menabrak orang. Koperku dan Nayya sudah dibantu bawa Adam.
"Silakan didepan kak" Ucap Anya.
"Udah kamu aja di depan, abang mau megang Anin biar lebih leluasa aja" Jawabku.
Anya mengangguk dan masuk ke kursi samping supir.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, hari sudah mulai gelap karena memang kami landing hari sudah lumayan sore.
"Mampir pom bensin bentar ya Dam" Tiba-tiba Nayya membuka suara.
"Bensin Adam full kok mba" Jawab Adam.
"Mba mau numpang toiletnya Dam" Jawab Nayya yang dibalas anggukan oleh Adam.
Sampai di pom aku dan Adam menunggu di mobil, sedangkan Anya membantu Nayya. Sengaja aku minta tolong Anya karena tidak mungkin aku ikut masuk toilet perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
Short StoryMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah