Part 107

1.6K 239 31
                                    

Rayyan Pov

Aku dan Kak Rehan sudah menuju rumah mama. Ada mobil Mba Nana disini artinya memang betul Mba Nana disini.

"Kamu masuk duluan" Suruh Kak Rehan.

Aku masuk dan langsung menemukan mama dan Mba Nana duduk diruang tamu.

"Eh kebetulan ini ada kamu ke sini Ray. Ini tolong belikan buah naga buat Nana" Lagi-lagi kalau ketemu muka ku pasti ada aja yang mau dibeli.

"Suruh Kak Rehan aja ma" Jawabku.

"Rehan kan lagi kerja, mumpung kamu disini" Ucap mama lagi.

"Kenapa harus Ray terus sih ma? Suami Mba Nana itu Kak Rehan bukan aku" Kali ini aku beranikan menolak.

"Kamu melawan ya Ray. Cuma minta tolong beliin sebentar aja kamu pelit tenaga banget, uangnya juga uang mama gak pake uang kamu" Kesal mama.

"Biar aku yang beli" Kak Rehan langsung masuk.

"Eh mas" Ucap Mba Nana.

"Kenapa? Sini kalau pakai uang mama" Kak Rehan menadah tangan meminta uang ke mama.

"Untuk anak sendiri pelit sih Han. Untuk anak kamu itu loh, kalau sama Ray ya mama kasih uangnya" Ucap mama.

"Yakin anak aku?" Kata Kak Rehan lagi.

Ku lihat wajah Mba Nana berubah jadi gugup. Tangannya mengepal memegang sofa.

"Ngomong apaan sih kamu!" Bentak mama.

"Aku cuma tanya, yakin itu anak aku?" Ucap Kak Rehan sekali lagi.

"Ya ya anak kamu lah anak siapa lagi" Jawab Mba Nana gugup.

"Oh gitu" Kak Rehan duduk didepan Mba nana, tepatnya disamping mama.

"Kamu kenapa nanya begitu sih Han! Emang kamu pikir Nana main gila dibelakang kamu" Cetus mama.

"Ya mama tanya aja sama mantu kesayangan mama ini. Gimana Na?" Kak Rehan menatap Mba Nana.

"Aduh! Perutku ma!" Dalih Mba Nana.

Mama mau bangkit memegang Mba Nana tapi ditahan Kak Rehan.

"Jangan ma, dia pura-pura. Ayo jawab jangan sandiwara" Ucap Kak Rehan serius.

"Mm ma maksud kamu apaan sih mas" Mba Nana masih berdalih.

"Jujur sama aku itu anak siapa!" Kak Rehan mulai tak kontrol emosinya.

Aku langsung berdiri disamping Kak Rehan untuk menenangkannya.

"Ini maksudnya apaan Rayyan! Rehan!" Bentak mama.

Mama juga terbawa emosi karena tadi Kak Rehan membentak Mba Nana.

"Sabar kak, ma. Mba, lebih baik mba jujur ke Kak Rehan dan mama. Jangan memperkeruh keadaan. Cukup keluargaku udah berantakan karena ulah mba, lebih baik jujur sekarang atau kami yang bongkar semuanya" Ucapku.

Mba Nana masih diam dan tak mau buka mulut. Dia terus menggenggam erat sofa.

"Jujur Nana!" Bentak mama.

"Oke fine! Aku jujur" Dia diam sejenak.

"Ini anak aku sama pacar aku. Kamu tahu mas aku bosan hidup seperti ini sama kamu! Aku mau anak, aku mau jadi wanita sesungguhnya dan kamu gak bisa berikan itu!" Jawab Mba Nana sambil menangis.

"Kenapa kamu gak minta cerai aja dari aku kalau kamu sudah tahu aku gak bisa kasih kamu keturunan? Kenapa kamu malah selingkuh sampai punya anak?" Kak Rehan sudah lesu.

Be A StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang