Nayya Pov
Untuk apa lagi Mas Rayyan masih mencariku dan anak ku. Tak puaskah dia telah melukai hatiku dan anak yang bahkan belum lahir saat itu?
Aku tahu mungkin aku ibu yang egois karena tidak mengizinkan Mas Rayyan untuk melihat anak kandungnya, tapi aku tidak bisa harus melihat dia terlalu lama, hatiku masih sakit."Ma, adek nangis" Dinda menghampiriku.
"eh iya bentar. Makasih ya, mama ke kamar dulu" Dinda mengikutiku dari belakang.
"Kakak sama mba mandi dulu udah sore ini, nanti habis mandi bantuin mama jaga adek, mama mau masak" Dinda dan Ninda menurut dan langsung pergi menuju kamar mandi.
Sayup-sayup ku dengar suara air, tapi bukan seperti orang mandi. Aku langsung menuju kamar mandi dan menengok ke dalam apa yang mereka kerjakan.
"ehem!" aku batuk sedikit agar mereka sadar akan kehadiranku.
"sorry mama" kata Ninda sambil menaruh gayungnya.
"kakak" aku menengok ke arah Dinda yang masih senyum-senyum dan masih akan menyiram Ninda.
"upss! Sorry bu bos, oke deh kakak mandi bagus-bagus" Dinda memang suka menggodaku, berbeda dengan Ninda kalau sudah aku larang pasti nurut aja.
"10 menit lagi mama tunggu didalam gak dateng juga dua-duanya mama hukum" kataku sambil berlalu meninggalkan mereka.
Dinda yang tahu kalau sebenarnya aku tidak akan menghukum mereka sama sekali tidak takut dan dia masih saja senyum-senyum.
Aku hanya menggelengkan kepala sambil menuju tempat tidur dimana Nanda yang tadinya bangun sudah tidur kembali setelah kenyang minum asi.
Rayyan Pov
Hari ini aku akan mencoba untuk menemui Nayya kembali. Aku juga sudah memutuskan pacarku itu, aku tidak mau rumah tanggaku hancur untuk kedua kalinya. Aku pun baru menyadari kalau sakit memang rasanya dikhianati. Padahal aku tahu rasa itu karena dulu akupun dikhianati Meli mantan istriku.
"mau kemana?" mama tiba-tiba sudah berdiri dihadapanku.
"mau jemput istri dan anak-anakku ma" jawabku sambil berjalan melewati mama.
"istri dan anak-anak yang mana Ray? Masih nyadar kalau punya istri dan anak-anak? Seminggu ini ke mana aja?" kata-kata mama menyakitkan tapi benar dan itulah faktanya, aku tidak menganggap kehadiran istri dan anakku beberapa bulan ini.
"udahlah ma, Ray mau jemput mereka. Ray gak mau kehilangan anak-anak dan istri Ray lagi. Sudah cukup sekali" aku meraih kunci mobil yang terletak diatas meja.
"sikapmu sendiri yang buat anak dan istrimu kali ini pergi. Jangan salahkan Nayya jika dia akan meninggalkan kamu" aku berhenti sejenak kemudian pergi meninggalkan mama.
Dinda Pov
Hari ini rasanya berat sekali mau berangkat sekolah, soalnya sudah seminggu ini berangkat dan pulangnyanya bareng Om Adam. Papa gak tahu kemana, kata mama lagi banyak kerjaan.
"Ma, papa kemana sih gak jemput-jemput kita pulang?" tanyaku ke mama yang lagi menggendong Nanda.
"papa kerja kak, nanti kalau udah habis kerjanya nanti kakak dan mba dijemput" jawab mama.
"kok kakak sama mba aja? Mama sama adek juga kan?" tanyaku lagi.
Mama hanya diam dan tersenyum sambil menimang Nanda.
"Din, ayo nanti telat" Om Adam sudah memanggilku.
"bentar om, pamit sama mama dulu" aku langsung mencium tangan mama dan juga pipi gembul Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
القصة القصيرةMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah