Part 158

818 116 4
                                    

Rayyan Pov

Rumah bunda Nayya masih riweh dan banyak sekali orang. Aku tau anak-anak senang dengan ramainya rumah ini, tapi tidak dengan Nayya. Dia sama seperti Dinda tidak terlalu menyukai keramaian.

"Assalamualaikum" Beberapa anak-anak yang bermain berhenti sebentar melihatku.

"Yeay papa!" Anin langsung menubruk ku.

"Jawab salam sayang" Ucapku.

Anin nyengir saja dan kembali bermain bersama sepupu-sepupunya yang lain.

"Waalaikumussalam, bawa apa itu pa?" Nanda menghampiri ku.

"Ini kue, eh bantu bawain ya di bagasi masih banyak. Yang kantong merah gak usah ya biar papa aja" Pesanku.

Nanda berjalan menuju mobil dan diikuti Drian serta beberapa anak lelaki lainnya.

Aku berjalan menuju dapur meletakkan kue-kue yang ku bawa, selanjutnya balik lagi ke mobil mengambil pesanan bunda tadi.

"Nayya dimana Bun?" Tanyaku ke bunda.

"Masih di kamar Ray habis dipijitin. Pegal semua badannya katanya. Kamu gak kira-kira ya, kasian Nayya mana beberapa hari lagi acara Adam. Entar dia sakit gimana" Omel bunda.

Aku tau maksud dari omelan bunda ini apa, aku hanya nyengir-nyengir saja.

"Ray ke kamar dulu ya Bun"Lebih baik aku ngacir kabur daripada makin kena omel bunda.

"Assalamualaikum, Ma" Nayya terlihat baru sudah mandi dan berpakaian.

"Waalaikumussalam, udah pulang mas" Dia menghampiri dan membantu membuka jas ku.

Hari ini aku lupa meletakkan jas di laundry rumah sakit, jadi ku bawa pulang saja minta di cucikan di rumah.

"Mandi gih" Dia meletakkan jas ku di kursi meja rias.

Aku langsung masuk ke kamar mandi dan memang badanku terasa pegal serta lengket.

Nayya Pov

Pijitan ibu tadi lumayan enak sih tapi malasnya itu dia ini nyinyir banyak tanya. Nanya nya juga pertanyaan pribadi, kayak gak ada segannya nanya gitu.

Mas Rayyan baru pulang dan tumbenan langsung mau di suruh mandi. Biasanya dia akan tidur-tiduran dulu baru bergerak mandi.

Ku periksa kantong-kantong jasnya, jangan sampai ada barang-barang yang ikut tercuci.

"Ini kunci loker, kebiasaan Mas Rayyan naruhnya" Ku dapati kunci lokernya yang hanya ditaruh dikantong paling dangkal.

"Tolong baju ma" Ku ambilkan baju kaos dan ku berikan padanya.

"Kamu mau makan?" Tanya ku.

"Nanti aja deh masih capek, aku tiduran bentar ya" Dia merebahkan badannya ke kasur.

"Aku ke bawah ya bantu-bantu soalnya gak enak dari pagi di kamar mulu" Ucapku.

Mas Rayyan mengangguk saja dan memejamkan matanya.

"Ada yang bisa mba bantu Bun?" Tanya ku ke bunda yang sedang melayukan daun pisang.

"Pindahin nasi aja ke sana mba" Jawab bunda.

"Mba tolong ajak Anin mandi nak, udah sore nanti dia gatal-gatal badannya" Ninda yang disuruh langsung bergerak.

"Enak banget ya anak-anak kamu pada nurut, ngomong sekali langsung kerjain. Ini anak satu perlu 5 kali ngomong baru bergerak, itupun kalau krna maknya ini ngeluarin taring. Kalau gak tetep aja rebahan main hp" Sahut saudara mama.

Be A StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang