Rayyan Pov
Hari libur pertama dibulan November. November adalah bulan kelahiran Drian. Itu artinya tepat tanggal 12 nanti dia berumur 6 tahun. Sedangkan Nanda bulan Desember nanti akan berumur 8 tahun.
"Mau jalan-jalan keluar gak?" Tanyaku ke Nanda yang lagi main PS.
"Abang ikut aja pa, kalau misal jalan ayok dirumah juga gakpapa" Jawabnya masih sambil main PS.
"Pa bantuin kerjain pr. Besok dikumpulkan aku lupa" Drian datang dengan merengek.
"Sama mama gih, mama dikamar" Kataku.
Bukan aku tidak mau membantunya tapi Nayya sedang tidak sibuk jadi lebih baik ke Nayya. Nayya sabar kalau ngajarin anak-anak beda denganku yang emosian.
Pernah dulu waktu ngajarkan pr Nanda aku hampir frustasi karena dia gak paham-paham.
"Pa boleh minta uang gak?" Tanya Ninda yang tiba-tiba masuk ke kamar Nanda.
"Untuk apa mba?" Tanyaku.
"Mau beli case pa. Case hp mba robek kemaren ditarik Drian" Jawabnya.
Drian memang lebih jahil dari semua kakak-kakaknya. Dia selalu mengganggu kakaknya. Tapi bukan berarti karena dia anak bungsu kami memanjakan dan tidak memarahi kesalahannya. Diantara keempat anak dialah yang sering diomel Nayya tapi dia juga yang tetap ngeyel.
"Berapa harganya? Mau beli langsung apa pesan online?" Tanyaku lagi.
"Mau beli langsung aja pa, nanti siang mau ke mall nemenin kakak nyari buku" Jawabnya.
"Bentar papa ambil dompet ke kamar"
Untuk masalah keuangan aku dan Nayya memang berbagi peran, tapi kalau misal anak-anak minta uang ke aku atau Nayya pasti kami kasih dengan alasan yang jelas. Nayya juga ku kasih belanja bulanan dan juga yang untuk jajan dia dan anak-anak. Tapi yang anehnya dia tidak pernah mau belanja untuk dirinya. Pasti kalau jalan pulangnya bawa baju anak-anak atau gak keperluan anak-anak. Untuk keperluan dia kadang ku paksa dulu baru dibeli.
"Ma" Aku masuk ke kamar.
Nayya sedang duduk didepan meja rias sambil memakai hijab.
"Mau ke mana?" Tanyaku.
"Mau ke rumah bunda mas. Eh iya lupa izin, ikut gak ke rumah bunda? Bunda arisan jadi mau bantu-bantu disana daripada dirumah bosan" Jawabnya.
"Oh gitu, anak-anak diajak gak?" Tanyaku sambil mengambil dompet diatas meja.
"Dinda sama Ninda mau ke mall. Ya paling Nanda sama Drian nanti ditanya mau ikut apa gak. Kadang mereka udah gak mau ikut-ikut aku. Jadi sendiri deh kemana-mana. Biasnya kan juga Dinda atau Ninda mau nemenin, ini mereka udah pada gede dan udah sibuk urusan masing-masing" Jelas Nayya.
Aku juga merasakan hal yang sama. Semakin anak bertumbuh dewasa, maka mereka akan semakin sibuk dengan dunianya sendiri.
"Udah gak papa aku temenin ya. Anak-anak kan lagi masa bertumbuh jadi wajar lagi sibuk-sibuknya dengan dunia mereka" Ku peluk dia dari belakang dan dia tersenyum.
"Aku kasih uang saku Ninda dulu ya. Dia minta mau beli case katanya" Nayya mengangguk.
Nayya Pov
Aku menatap ke cermin. Ku perhatikan satu persatu yang ada di wajahku. Area sekitar mataku tidak berubah, kulitnya masih kencang. Ku raba juga pipiku masih mulus dan sedikit chubby. Yang berubah hanya bagian bibirku yang dulunya tipis sekarang agak tebal. Ya kalian pasti tahulah ya siapa pelakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
Historia CortaMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah