Rayyan Pov
Aku melihat jelas apa yang Nayya lihat dari jendela kamar kami. Tapi, yang membuat aku aneh kalau itu baju kenapa ada seperti kepala yang berambut panjang. Dan kalau itu manusia tapi melayang, kalau hantu kenapa muncul pagi-pagi ini.
"Udah kelar meetingnya?" Tanyaku ke Nayya yang baru keluar dari ruang kantornya.
Aku sengaja menunggu diruang pribadinya agar Nanda tidak menggangu rapat mereka.
"Alhamdulillah udah mas. Itu tadi pelangganku yang minta izin kerjasama mau buat outlet dan minta aku jadi sellernya." Nayya mengambil Nanda dariku dan menyusuinya.
"Eh udah gede masih nenen" Aku menepuk pantat padat Nanda. Nanda hanya diam dan sedikit tersenyum sambil menyusu.
"Eh mas tadi masih inget gak yang bayangan?" Tiba-tiba Nayya menanyakan masalah bayangan pagi tadi.
"Aku tadi udah minta tolong bibi coba beresin kamar dan minta tolong semua baju yang digantungan untuk diturunkan dan dicuci. Kata bibi gak ada baju yang digantung, semua baju kamu dan aku ada dalam tempat pakaian kotor" Jelasku padanya.
"Jadi yang tadi itu apa ya mas? Aku jadi takut ini, selama ini rumah kita baik-baik aja masa sekarang horor gini sih" Nayya tampak memang ketakutan.
"Udah Nay jangan terlalu dipikirin. Kita makan siang dulu yuk, sambil nanti pulang mampir ke rumah mama papa tanya sama mereka" Aku mencoba menenangkan Nayya yang tampak takut.
Wajar dia takut karena itu tepat dikamar kami dan Nayya sering ku tinggal dinas malam ataupun visit malam.
"Nanti kalau takut dirumah kamu nginap rumah mama atau bunda dulu gak papa" Saranku lagi ke dia.
"Aku sama anak-anak tidur di rumah mama aja deh gak papa malam ini. Aku masih takut mas, sebenarnya aku udah mulai aneh waktu tadi aku bilang kalau kamar mandi kekunci dan kamu bilang kamu gak dikamar mandi. Terus tadi pas aku ambil hp dikamar sebenarnya aku dengar suara air dari kamar mandi tapi aku tak hiraukan" Aku tidak kaget sebenarnya karena sudah beberapa hari ini aku selalu diganggu makhluk dirumah kami.
Aku benar-benar tidak tahu apa makhluk itu dan kenapa dia mengganggu kami, karena sebelumnya memang tidak pernah ada gangguan.
Restoran
"Mau makan apa Nay?" Tanyaku ke Nayya yang masih tampak sedikit pucat karena ketakutan.
"Samain aja mas" Jawabnya sambil memijit kepala.
"Jangan terlalu dipikirin ya. Aku gak mau kamu jadi sakit mikirin ini" Aku mengusap bahunya.
"Aku takut mas. Aku gak pernah dapat gangguan seperti ini sebelumnya. Aku takut terjadi apa-apa sama anak-anak" Nayya meneteskan air mata.
"Ssstt. Udah jangan nangis Nay. Malu loh orang ramai ini, liat Nanda bingung kamu nangis" Nayya mengangkat wajahnya dan menghapus air matanya.
"Aku gak laper mas, aku kentang goreng aja ya sama lemon tea hangat" Ada yang aneh dengan pesanan Nayya.
"Kamu bukannya gak suka lemon ya? Kamu malah bilang gak akan nyoba lemon seumur hidup" Tanyaku penasaran.
"Gak tahu mas, lagi pengen aja lemon tea hangat." Jawabnya.
"Bentar ya aku sekalian bayar" Aku beranjak menuju meja kasir untuk membayar dan memesan makanan.
Nayya duduk disana sambil memberikan Nanda buku yang terbuat dari kain jadi Nanda bisa belajar dan kalaupun dia gigit bukunya giginya gak sakit dan bukunya gak rusak.
Nayya memang tidak membiasakan anak-anak terlalu bermain gadget, dia membiasakan mereka untuk membaca buku.
"Nay" Panggilku. Aku liat muka Nayya sangat pucat sampai-sampai bibirnya pecah-pecah, padahal tidak sampai setengah jam aku meninggalkan dia dimeja ini.
"Astaghfirullah kamu kenapa?" Kita ke rumah sakit ya" Nayya diam saja sambil memandangku dengan mata sayu.
"Aku buru-buru menggendong Nayya dan meminta tolong karyawan restoran untuk membantu menggendong Nanda ke mobil.
"Nay, kamu jawab aku jangan diam aja Nay" Nayya menoleh ke arahku dan tersenyum.
Sampainya di rumah sakit aku menggendong Nanda dan masuk ke IGD meminta suster membawakan kursi roda untuk Nayya.
"Pelan-pelan Nay" Nayya dibawa ke IGD dan ditidurkan diranjang.
"Wah dokter Rayyan emang topcer. Ini baby udah umur berapa?" Temanku yang dokter kandungan menanyakan umur Nanda.
Ya, tadi Nayya langsung dirujuk ke dokter kandungan karena dia mengalami gejala seperti orang hamil.
"Ini udah 10 bulan Mir" Kataku pada temanku ini.
"Wah berarti umur 2 tahun nanti dah jadi abang ini" Aku menatap temanku dan menatap Nayya. Ada rasa tidak percaya dan rasa bahagia mendengar Nayya hamil lagi.
"Aku kasih obat penguat kandungan dan penafsu makan ya. Itu istri kamu kasian lemes dan pucat banget. Juga tolong kasih tahu istri kamu untuk jangan makan makanan mentah ataupun yang masih berdarah, gak baik untuk janin" Kata Mira.
Aku berterima kasih dan berpamitan ke Mira.
Di dalam mobil Nayya hanya diam dan sudah sedikit baik dari tadi. Aku dan Nayya menyempatkan mengambil baju ganti anak-anak yang sudah bibi siapkan. Malam ini kami akan tidur dirumah mama bersama.
Nayya Pov
Aku merasa sangat lemas dan tak bersemangat hari ini. Entah kenapa padahal pagi tadi aku sangat bersemangat.
Aku juga merasa baru saja memakan daging ayam yang segar, dan itu rasanya enak banget.
"Kamu hamil sayang"
Aku terdiam mendengar ucapan Mas Rayyan. Masa iya aku hamil lagi? Nanda belum genap setahun udah hamil? Astaghfirullah!
"Mampir beli hati ayam ya mas, pengen" Kataku padanya.
"Hati ayam? Bukannya kamu gak suka? Kamu sukanya ampela kan yang" Tanya Mas Rayyan.
Aku juga merasa aneh kenapa aku tiba-tiba minta hati ayam. Dalam pikiranku enak sekali makan hati ayam segar. Bawaan baby kali ya.
"Ya namanya ngidam mas, apa yang gak disuka bisa jadi suka dan yang disuka bisa jadi gak disuka" Jawabku asal.
Mas Rayyan cuma tersenyum saja mendengar jawabanku dan mobilnya melaju menuju pasar terdekat.
"Nay, tadi kata Mira kamu jangan makan makanan yang mentah ya. Baby kita harus dijaga baik-baik karena dia beda dengan Nanda dulu" Aku melirik saja ke Mas Rayyan.
"Pak ini hatinya sekilo berapa?" Riang sekali rasanya hatiku melihat ada hati ayam segar begini.
"Sekilo 35 neng, harga ayam lagi naik" Jawab si penjual.
"Saya mau sekilo pak, sama ini pahanya juga sekilo" Aku tidak lupa membelikan paha untuk anak-anak.
Selesai berbelanja aku mengajak Mas Rayyan mampir beli bakso bakar.
"Dibakarnya bentar aja ya bang jangan terlalu mateng" Si penjual mengangguk.
"Gak bang, bakarnya sampe Mateng" Mas Rayyan tiba-tiba mencela omonganku.
"Mas aku maunya setengah mateng" Jelasku.
"Nay tadi kan Mira udah pesan jangan makan makanan mentah ataupun setengah mateng. Bahaya itu bakteri ya masih banyak" Aku hanya diam dan menatapnya sinis.
Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa bersikap seperti ini ke suamiku. Padahal aku tipe istri yang sangat menghormati suami, kalaupun aku marah ke Mas Rayyan aku tidak pernah buat muka sinis.
"Astaghfirullah, mukanya jangan gitu dong. Baby jangan marah ya, papa cuma gak mau kamu kenapa-napa kalau makan makanan setengah mateng" Ucapnya sambil mengusap perutku.
Aku menghindar tiba-tiba. Aku juga tidak tahu kenapa aku menghindar.
Selesai berbelanja kami kembali ke mobil dengan Nanda yang sudah tidur digendongan Mas Rayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
ContoMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah