Rayyan Pov
Aku terbangun disebuah ruangan yang sangat menyengat bau obatnya. Aku melihat sekeliling dan tak melihat satu orangpun. Tapi diatas meja disamping ranjang ada piring berisi buah.
Seorang perawat masuk sambil membawa obat-obatan.
"Selamat malam dok, kita masukin obat dari infus ya dok?" aku tidak menjawab hanya mengangguk sedikit.
"Dokter Rayyan istirahat dulu ya dok, nanti akan sedikit nyeri kalau obatnya sudah bekerja. Saya tinggal dulu ya dok" perawat itu meninggalkan kamarku.
Nayya Pov
Aku terburu-buru memasukkan baju gantiku untuk besok. Karena malam ini aku akan menginap lagi di rumah sakit. Dinda, Ninda dan Nanda aku titipkan dirumah bunda dan kadang juga mama Mas Rayyan membantu menjaga mereka.
"Mbo nanti kalau bunda atau mama ke rumah jemput anak-anak bilangin asi buat Nanda udah aku stok dikulkas asi. Bawa aja semuanya pakai box asi ya. Makasih mbo, aku berangkat dulu" mbo tahu aku sedang buru-buru jadi dia tidak banyak tanya dan mengangguk saja.
Dinda dan Ninda juga sudah ku beritahu kalau aku malam ini menginap lagi di rumah sakit. Untungnya kedua anak itu paham dan sangat mengerti keadaan papa dan mamanya.
Sampainya di rumah sakit aku melihat Mas Rayyan sudah duduk sambil mengupas buah apel. Buru-buru ku hampiri dan ku ambil pisau buah serta apel dari tangannya.
"Coba sesekali kalau lagi sakit buat cara orang lagi sakit, jangan buat hal macam-macam" Omelku padanya.
"Terima kasih Nay sudah mau menjaga dan menemaniku disini" Aku hanya berdehem sebentar dan pergi ke wastafel untuk mencuci tangan dan buah yang ku pegang tadi.
"Sarapan udah belum? Kenapa langsung mau makan buah?" Tanyaku sambil menyodorkan sepotong kecil apel ke mulutnya.
"Aku gak nyampe mau ambil box nasinya, yang nyampe cuma ambil ini ya ambil ini aja" Aku melihat ke atas meja, memang betul box nasinya terlalu jauh dari jangkauannya.
"Udah dulu makan buahnya, makan nasi dulu" Aku mengambil nasi dan menyuapinya makan.
Alhamdulillah Mas Rayyan mau makan dan hampir menghabiskan separuh dari nasinya. Sekarang aku tinggal merapikan bekas makannya dan mencuci beberapa cangkir yang belum sempat ku cuci tadi malam.
"Nay" Panggil Mas Rayyan.
Aku mendekat dan menatapnya. Tiba-tiba saja dia memeluk pinggangku.
"Izinkan begini sebentar saja, aku rindu kamu Nay. Sudah lama sekali aku tidak memelukmu seperti ini" Aku diam saja dan jujur aku juga rindu pelukannya.
"Perut kamu udah rata lagi ya" Dia menoel perutku.
"Hey! Apaan sih!" Aku sedikit membentak karena aku sensitif sekali kalau sudah berbicara tentang tubuh.
"Bercanda mama, jangan ngambek dong papa kan lagi sakit" Katanya sambil nyengir-nyengir.
"Sakit juga masih bisa ngeledek orang" Aku berusaha melepas pelukannya tapi dia mempereratnya.
"Aku sayang banget sama kamu dan anak-anak, tolong jangan tinggalkan aku lagi ya. Aku janji akan selalu menjaga hati dan mataku" Aku cuma diam dan menahan air mata.
Cukup lama dia memelukku dan aku rasa pelukannya melemah. Aku lihat dia sudah tertidur, mungkin efek obat yang diminumnya setelah makan tadi. Aku perlahan melepaskan pelukannya dan merapikan tidurnya.
Aku berjalan ke arah sofa dan duduk disana sambil mengambil handphone untuk menelpon orang di rumah menanyai kabar anak-anak.
"Assalamualaikum bun, anak-anak udah pada tidur bun?" Tanyaku saat bunda sudah mengangkat telepon.
"Waalaikumussalam Nay, Dinda sama Ninda udah tidur, Nanda ini yang masih bangun belum mau tidur" Jawab bunda.
"Loh kok belum mau tidur sih nak, biasanya jam segini dia udah tidur loh bun" Kataku lagi.
"Ga tau juga ini ga mau tidur, susunya udah habis 2 botol malah dari tadi tapi belum ada tanda-tanda ngantuk mau tidur" Jawab bunda lagi.
Aku sedikit khawatir karena Nanda biasanya paling pelor, jam 7 saja biasanya dia sudah tidur dan ya tengah malam baru kebangun sama seperti bayi-bayi lainnya.
"Udah kamu jangan banyak pikiran, mungkin Nanda masih pengen main aja makanya belum mau tidur. Kamu fokus jaga Rayyan aja biar cepat pulih terus pulang ke rumah" Aku sedikit lega dengan perkataan bunda.
"Ya udah bun Nay tutup dulu ya, makasih banyak ya bun udah mau direpotin jaga anak-anak Nay" Kataku ke bunda.
"Heh apanya repot, anak-anak kamu itu cucu-cucu bunda kenapa juga ngerepotin. Udah kamu istirahat sana nanti entah tengah malam Rayyan bangun minta ini itu kamu gak dapat istirahat" Kata bunda.
"Iya bun Nay istirahat dulu, bunda juga jangan terlalu capek jagain anak-anak ya. Terima kasih sekali lagi bun, assalamualaikum" Aku menutup telepon.
"Waalaikumussalam" Sahut bunda.
Setelah menelpon bunda ada rasa lega dan khawatir. Lega karena Dinda, Ninda dan Nanda tidak rewel mencari mama papanya, tapi khawatir karena Nanda susah tidur kasian bunda kalau harus begadang jagain dia.
Saat aku lagi melamun sayup-sayup terdengar orang memanggilku. Aku langsung menengok ke ranjang Mas Rayyan, tapi dia masih tertidur pulas disana.
Aku memberanikan diri untuk melihat keluar dari sela-sela pintu, tapi tidak ada orang juga. Dan tiba-tiba saja aku merinding, kemudian cepat-cepat aku bergegas mendekati ranjang Mas Rayyan dan memilih tidur duduk disampingnya.
Suara-suara panggilan itu makin terdengar jelas, suara laki-laki yang kira-kira sebaya dengan Mas Rayyan. Karena sangking takutnya aku membangunkan Mas Rayyan.
"Mas kamu bisa dengar aku kan, bangun bentar Mas" Aku menggoyangkan bahunya.
"Kenapa Nay?" Dia menjawab dengan ciri khas orang baru bangun tidur.
"Dari tadi ada suara laki-laki yang manggil-manggil aku, aku udah liat ke pintu tapi ga ada orangnya. Aku takut Mas" Aku memeluk setengah badan Mas Rayyan.
"Berdoa deh yang, mungkin penunggu sini sengaja mau gangguin kamu. Kamu lagi ngosong ya tadi pikirannya?" Tanya Mas Rayyan.
"Enggak kok, tadi aku lagi mikirin anak-anak aja Mas soalnya Nanda tumbenan jam segini belum tidur, aku takut nyusahin bunda kalau dia sampe begadang" Jawabku.
"Udah sekarang kamu naik sini, gak berani kan tidur disofa situ sendiri? Ayok naik sini ranjangnya gede ini Nay muat kita berdua" Aku mengikuti sarannya dan tidur disampingnya sambil dia merangkulku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Stepmother
القصة القصيرةMenjadi ibu sambung dari 2 orang anak yang salah satunya membenci itu tidak mudah