Part 22

5K 335 6
                                    

Nayya POV

Hari ini Mas Rayyan sudah kembali ke aktifitas biasanya, yaitu kerja. Aku sekarang tidak mengajar lagi di sekolah Dinda dan Ninda karena aku lebih mengutamakan menjaga anak-anak dan mendidik mereka dari rumah.

"mah, hari ini temen-temen kakak mau ke rumah mau bikin pr sama-sama. Boleh gak ma?" Tanya Dinda yang menghampiri ku.

"Berapa banyak temennya yang mau dateng?" Tanyaku balik.

"Ada 4 kalo datang semua ma. Cewek semua gak ada cowoknya" Jawabnya cepat.

"Hehe. Kakak, mama gak masalah ada temen cowoknya juga. Asalkan cuma temen dan bener-bener belajar kelompok. Udah kakak tunggu aja temennya dateng, nanti mama siapin cemilan" Dinda memeluk ku sebentar kemudian keluar dari ruang keluarga.

"Mama! Mba mau jajan tapi si mbo ga bolehin jajan" Adu Ninda padaku.

Beginilah setiap hariku selama jadi ibu rumah tangga.

"Maaf nak, Ninda minta jajan es warna warni yang dibawa mamang keliling itu. Mbo cuma nasehati itu gak higienis takutnya nanti Ninda sakit perut" Si Mbo tiba-tiba sudah berdiri dibelakang Nayya.

"Kita buat sendiri aja gimana? Lebih sehat dan lebih seru bisa sambil mba belajar sama mama" Ninda langsung menyetujui nya dan akhirnya mau untuk membuatnya bersama.

Rayyan POV

Hari ini lumayan banyak sekali pasienku. Mungkin karena selama aku sakit digantikan dokter lain dan setelah masuk aku harus mengambil alih semua pasien-pasien itu.

"Maaf dokter Rayyan besok ada seminar di hotel Mekar Jaya jam 9. Dokter mau ke sini dulu atau langsung ke hotel? Maksud saya kalau langsung ke hotel saya akan tutup poli dokter untuk besok dan menginfokan ke pasien jadwal besok" tanya salah seorang perawat yang memang biasa membantu ku diruangan ini.

"Saya dari rumah ke hotel aja langsung, repot kalau bolak balik karena hotelnya lebih dekat dari rumah saya daripada saya harus ke rumah sakit dulu. Terima kasih ya udah bantu menginformasikan" sebenarnya aku senang jika harus berangkat agak siangan dikit, karena aku bisa bermain sebentar dengan Nanda.

"Baik dokter saya akan memberitahu pasien dokter kalau besok poli diliburkan" jawabnya.

"Eh tapi hari ini saya gak ada jadwal visit ruangan kan ya? Jadi ini udah bisa pulang kan?" Aku memastikan apakah aku bisa pulang cepat hari ini atau tidak, karena hari sebelum-sebelumnya aku selalu dapat jadwal visit malam.

"Hari ini tidak ada dok, ada dokter lain yang jadwal visit hari ini" Jawabnya.

Selesai percakapan dengan perawat yang sekaligus adalah asistenku ini, aku membereskan barang-barang dan bersiap untuk pulang.

"Eh maaf dokter ini ada 1 pasien lagi, anaknya kejang-kejang dan analisa pertama yaitu epilepsi" Aku yang tadinya sudah membereskan barang-barang kembali mengeluarkan beberapa alat.

Anak kecil ini bibirnya sudah membiru serta bersarang, dikarenakan biasanya anak kecil yang terkena epilepsi akan kejang-kejang dan menggigit bibirnya.

Sangat menyayangkan sekali, kedua orang tua dan kakek neneknya tidak paham bagaimana pertolongan pertama jika epilepsi kambuh.

"Baringkan dulu" Dengan sigap bapak dari anak ini membaringkan dan memegang kedua kaki anaknya yang meronta-ronta.

Setelah anak ini tenang dan sudah sadar, aku membuatkan surat agar anak ini dirawat beberapa hari untuk memulihkan keadaannya.

"Terima kasih banyak dokter, saya tadi panik liat keadaannya" Ucap bapak sang anak.

"Itu sudah menjadi tugas saya pak, oh iya ini pesan saya kalau anaknya kambuh lagi di rumah nanti tolong masukan saja benda keras seperti sendok ke mulutnya agar dia tidak menggigit bibirnya dan berakibat bibirnya robek seperti tadi" Bapak anak itu mengangguk saja dan terlihat dari ekspresi wajahnya menahan air mata.

"Terima kasih banyak sekali lagi ya dokter" Dia mengulurkan tangan untuk bersalaman dan ku sambut tangannya.

Selesai semua urusan di rumah sakit, aku kembali membereskan alat-alat yang tadi aku keluarkan. Hari juga sudah mendekati malam.

"Iya waalaikumussalam yang" Nayya menelpon saat aku baru saja masuk ke dalam mobil.

"Titip buah naga sama buah duku ya mas, lagi pengen" Kata Nayya dari seberang sana.

"Tumbenan mau makan buah naga sama duku? Kamu baik-baik aja kan ya? Apa lagi ngigo ini?" Wajar aku bertanya demikian karena Nayya tidak pernah makan kedua buah itu dan katahya juga dia tidak terlalu menyukai buah tersebut.

"Pengen beliin gak? Kalau ga pengen ya udah nanti aku pergi beli sendiri ke supermarketnya. Ini aku minta tolong karena gak bisa ninggalin anak-anak" Jiwa bu ibu Nayya kembali bergejolak, padahal aku cuma nanya kenapa tiba-tiba mau makan buah yang gak pernah dia makan.

"Iya iya aku beliin, mama jangan ngambek ah. Ntar jelek kalau ambekan" Jawabku sambil mencoba merayunya.

"Hati-hati dijalan. Nyetirnya jangan gak fokus, kalau dirasa capek atau ngantuk mampir dulu ke cafe apa resto istirahat dulu. Ingat jangan ngebut-ngebut, Nanda juga belum ada tanda-tanda mau tidur jadi ga usah khawatir ga bisa main sama Nanda" Omelan ibu negara ini memang kadang ada benernya. Tapi kadang kesel sendiri kan ya kita disuruh-suruh atau diomong-omongin.

Be A StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang