91🔳

1K 128 9
                                    

Mark membuka pintu kamar dan melihat Asya yang berdiri sambil memandang keluar jendela. Mendengar suara pintu, perempuan itu lalu menoleh.

"Kenapa belum tidur sayang?"Tanya Mark. Dia barusan selesai melakukan zoom dengan Lucas.

"Belum ngantuk.. Udah selesai?"

"Iyaa.. Udah"

"Gimana?"

"Apanya?"

"Yah itu.. Gimana? Lancar gak di sana?"Tanya Asya.

Mark mengangguk lalu mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih nyaman. Lelaki itu duduk di kasurnya sendiri. Di kamar mereka ada dua kasur sekarang. Mark dan Asya tidur terpisah atas permintaan perempuan itu.

"Bentar lagi natal sama tahun baru.. Otomatis banyak yang liburan kan. Udah banyak yang booking buat pake jasa travel punya Kita.. Lucas juga kerjanya bagus.. Mantap pokoknya👍"Jelas Mark.

Asya mengangguk turut senang mendengar kabar baik itu.

"Kamu kenapa belum tidur? Insomnia lagi?"Tanya Mark. Asya menggeleng.

Asya menarik nafasnya kemudian berjalan kearah Mark dan duduk di kasur lelaki itu.

"Fahri.. Aku tadi abis liat foto usg anak Kita. Andai aja dia masih ada bareng sama Aku yaa.. Apa sekarang udah lahir? Aku jadi penasaran dia perempuan apa laki-laki"

"Yang jelas dia udah jadi malaikat kecil di surga Syaa.. Udah yaa"Ucap Mark. Kemudian tangannya terulur mengusap pipi perempuan itu.

"Aku tau.. Aku cuman bilang. Kamu inget gak waktu Kita usg terakhir kali? Dokternya bilang anak Kita udah ada rambutnya loh.."

"Uhmm.. Iyaa inget"Balas Mark sambil mengangguk.

"Aku nyesel Fahri.. Aku nyesel sampai detik ini gabisa pertahanin dia. Gak bisa jadi Ibu yang baik. Entah itu buat Aina dan buat anak Kita... Aku gagal jadi Ibu"Ucap Asya dan sekarang memasang ekpresi sedih yang kentara. Matanya juga berkaca-kaca.

"Enggak.. Kamu gak gagal. Jangan ngomong kayak begitu Syaa"Ujar Mark. Perempuan itu masih merasa bersalah sampai detik ini dan hal itu yang mengganggunya. Dia juga memiliki banyak pikiran negatif tentang dirinya sendiri.

"Andai waktu itu Aku gak ketiduran.. Ah enggak! Andai Mami gak ajak Aku pergi kesana. Andai Mami gak boong.. Mami jahat sama Aku Fahri! Mami jahat sama Kita! Iya kan?! Aku benci sama Mami!! Aku beneran benci Mamii!!"Ujarnya dan sekarang wajah sedihnya sudah tergantikan dengan wajah kesal dan marah. Moodnya cepat berubah. Kadang marah dan sedih berulang-ulang.

"Iya iyaa... Mau gimana lagi udahh kejadian Syaa.. Kita juga gak bisa nyalahin takdir kan"Ucap Mark lalu mengambil tangan perempuan itu dan mengusapnya pelan.

"Tapi Aku gak mau nginget itu lagi Fahri.. Gak mau.. Itu... Sakit. Aku gak mau inget.. Tapi kadang sering muncul di mimpi. Aku takut.."Ucap perempuan itu sambil menggeleng.

Mark mengangguk paham, tangannya terulur menghapus air mata yang jatuh di pelupuk mata Asya.

"Aku mau Kamu cepet sembuh.. Aku mau yang terbaik buat Kamu Asyaa.."Ucap Mark dan mengusap pipi perempuan itu sekali lagi.

Asya mengangguk kemudian menatap Mark yang ada di sebelahnya.

"Aku juga mau sembuh.. Aku bosen minum obat terus. Aku udah gak waras ya Fahri?"

"Jangan ngomong kayak gitu"Kata Mark lalu menarik Asya kepelukannya.

"Padahal Aku sendiri ngerasa begitu"

"Udah gak usah ngomongin hal kayak gitu lagi. Kamu tidur yaa"

Asya mengangguk kemudian pergi ketempat tidurnya sendiri. Mark mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu kecil yang ada di nakas di tengah-tengah kasur mereka.

[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang