Kana yang sudah menghabiskan beberapa botol minuman terkejut ketika mendengar suara ketukan dan teriakan dari sang ibu."Apa sih bun, Kakak lagi tidur. Bunda ganggu aja" alibi Kana berujar serak menggusap matanya menirukan orang sehabis bangun tidur.
"Duduk sini" pinta bunda menepuk sofa yang telah ia duduki yang terdapat di kamar Kana.
"Kamu berantem lagi sama kak Mew?"
"Kata siapa?"
"Jawab Kanawut, iya atau engga" suara Syvia yang terkesan menekan. Meminta Kana agar segera menjawab
Kana pun tidak dapat mengelak lagi, ia akhirnya mengangguk "Alesannya karena apa?" tanya Syvia lagi
"Abisnya dia rebut Caca dari aku bun. Mereka selingkuh, main di belakang aku"
"Terus kamu marah?"
"Iyalah aku marah. Aku kesel"
"Dengan cara mukulin kak Mew sampe berdarah? Padahal kamu belum tau kebenarannya loh Kana"
"Maksud bunda" tanya Kana tidak mengerti.
"Yang kamu pukulin itu anak orang loh Kana, gimana kalo kak Mew kenapa-napa atau meninggal gara-gara kamu. Dan gimana kalo ayahnya ga terima, ngelaporin kamu ke polisi. Kamu mau di hukum? Di tahan di penjara ga di kasih makan, ga di kasih tidur yang cukup. Mau kamu?"
Kana menggeleng menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya di saat Syvia sudah marah seperti ini. "Dari kecil sampe kamu segede gini ga pernah loh bunda ngajarin kamu buat jadi orang yang so jagoan, pukulin orang kaya gitu. Bunda ga pernah ngelarang kamu buat minum, ngerokok main-main sama banyak cewe atau apapun itu. Tapi satu jangan pernah tangan lembut kamu di pake buat nyakitin orang. Kamu tau kan ayah kamu gimana? Bundaaa, bunda yang ngerasain gimana sakitnya di pukulin, di tampar sampe di tendang sama suami sendiri. Dan bunda ga mau kamu gitu Kana. Kamu paham kan kekhawatiran bunda sekarang. Please jangan kaya gini lagi ya. Bunda gamau kamu nyelakain orang"
Kana mengangguk merengkuh tubuh sang ibunda yang bergetar menahan tangis. Ini kali pertama dia melakukannya dan akan menjadi yang terakhir. Tidak akan pernah terulang lagi.
"Maafin kakak. Kakak gamau gitu lagi, kakak ga akan nakal"
"Bagus. Besok mulai magang ya di perusahaan kakak, sekalian minta maaf"
Kana terkejut melepas pelukannya "What? Are you kidding me. Ngga, ngga akan, ga mau"
"Kak kamu udah selesai wisuda loh masa mau di rumah terus. Ngga bosen apa main ps terus?"
"Tapi kan bun___
___udah pokoknya nurut sama bunda. Atau bunda pulangin kamu ke si Alex mau?"
"Ih si bunda mah ngancemnya jelek" Gulf mendengus bangkit berjalan menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Menghentakan kaki dan tangannya seperti anak kecil
"Pokoknya besok bangun pagi. Bunda gamau tau"
"Iss gatau ah males ah. Gila deh"
Syvia tergelak melihat kekanak-kanakan Gulf, anak pertamanya memang tipe orang mageran. Apalagi jika di hadapkan dengan urusan pekerjaan. Tidak seperti bermain playstation yang tak pernah absen setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]
FanfictionIni hanya tentang keseharian Kana, si anak random yang tiba-tiba di maki-maki oleh seseorang melalui sebuah grup chat Namanya Mew, seorang bussiness man yang terkenal angkuh di Swiss sana. Entah bagaimana jadinya Kana sangat membenci pria itu Tapi...