100. Bujuk?

444 41 1
                                    

Kenneth berada di pangkuan Kana tidak mau beranjak, setelah kepulangan Kenneth bersama sekretaris Mew tadi siang Kenzi cepat-cepat memanggil Kana memintanya untuk segera datang.

Beruntung syuting Kana hari ini hanya sampai sore saja, maka dari itu setelah semuanya selesai Kana meminta izin pada Poy untuk segera pergi ke rumah Kenzi menemui Kenneth.

"Sayang makan dulu ya, mama suapin. Kata ayah kamu belum makan dari tadi siang. Atau mau jajan aja? Ayo mama temenin"

Tidak henti-hentinya Kana mencoba membujuk Kenneth untuk kembali ceria, namun sejauh ini Kenneth hanya menggeleng memeluk erat tubuhnya tidak ingin di sentuh siapapun bahkan Kenzi sendiri.

Disamping Kana Kenzi melenguh, Kenneth memang keras kepala tapi hal ini tidak pernah terjadi pada bocah kecil itu.

Hingga Kenzi pusing di buatnya

Tap
Tap
Tap

Suara langkah kaki terdengar, Kenneth tau betul itu adalah Mew. Anak itu tidak ingin menyambut kedatangan sang daddy bahkan hanya dengan senyuman.

Yang ia lakukan hanyalah tenggelam di ceruk leher Kana, memeluknya semakin erat seolah tidak ingin jika Kananya pergi

"Tadi siang kamu apain Kenneth, dia ngadu kalo kamu marah-marah. Liat tuh dia ga mau makan sama sekali. Ngomong aja engga"

Kenzi tidak mau menghakimi Mew mau bagaimana pun Kenneth memang senakal itu, paruh baya itu memilih pergi dan naik ke lantai tiga dengan ditemani kedua bodyguarnya.

Mew datang untuk menghampiri Kenneth, semantara Kana masih tetap dengan posisinya. Memeluk Kenneth mengusap-usap lembut kepala anak yang sudah ia akui sebagai anaknya itu

"Masih marah ya sama daddy? daddy minta maaf, ga ngulang deh. Jajan yuk"

Mew berbicara lembut melarai amarah Kenneth, tangan mungil Kenneth Mew raih namun anak itu cepat melepaskannya

"Sayang daddy minta maaf"

Kenneth kekeh dengan pendiriannya, ia tidak mau memaafkan sang daddy begitu saja setelah ia membentak bahkan membiarkannya pulang bersama orang lain.

"Kenneth mau bobo" desis Kenneth di dalam pelukan Kana.

Kana hendak beranjak namun Mew meraih tangannya. Mengisyaratkan untuk tidak pergi 

"Ken maafin daddy. Masa kamu marah si sama daddy"

"Kenneth mau bobo"

"Ken"

"Kenneth mau bobo" teriak Kenneth.

Lantas Kana pun mau tidak mau harus meninggalkan Mew, Kana tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut

Dari jauh Mew terlihat frustasi, bocah kecil itu adalah satu-satunya orang yang mana bisa mengendalikan amarah Mew

Bahkan Mew rela datang untuk membujuknya

.

Malam hari Mew berinisiatif untuk menemui Kana di kamar Kenneth, dan benar saja anak itu telah nyaman tidur di samping Kana dalam balutan selimut.

Mendengar suasana bising dari luar Kana terusik, bangkit dan terduduk ternyata Mew sudah ada di tepian kasur menunggunya.

"Tadi siang Kenneth cerita apa aja?"

Kana tidak langsung menjawab, ia menyempatkan waktu untuk menilik wajah Mew yang saat ini hanya menatapnya sendu.

"Ken cuma bilang kalo tadi kamu marah-marahin dia" balas Kana akhirnya.

Kepalanya menoleh ke samping, membenarkan posisi selimut agar menutupi leher Kenneth yang masih terekspos.

Meskipun terkatup rapat tapi terlihat sekali jika kelopak mata Kenneth mulai membengkak dan Mew merasa bersalah akan hal itu

"Aku gatau apa yang terjadi di antara kalian, tapi aku pikir Kenneth serius marah deh kali ini"

Mew membawa kedua tangan Kana untuk ia genggam. Manik mata Mew beradu dengan manik madu Kana. "Aku minta maaf. Aku ga sengaja, aku kebawa emosi tadi"

"Ya aku gatau, minta maafnya sama Kenneth"

Mew melenguh, nasibnya benar-benar kesepian jika ia harus bermusuhan dengan sang anak.

"Kamu marah?"

"Aku engga tapi Kenneth iya"

Pada akhirnya Mew tetaplah seorang yang lemah jika harus di hadapkan dengan Kenneth, apapun ia lakukan agar Kenneth memaafkannya.

Apa sebegitu perduli Mew dan juga Kana akan kemarahan Kenneth?

Katakanlah bahwa keduanya telah siap menjadi orangtua baik untuk Kenneth ataupun anak mereka nanti.

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang