Kana berjalan terpogoh-pogoh di bantu oleh Mew, siang tadi Poy menelepon dan mengatakan bahwa Kana terjatuh dan pingsan. Mew dalam keadaan penuh kekhawatiran bergegas cepat ke lokasi syuting untuk melihat keadaan kekasihnya.
Beruntung Kana baik-baik saja, hanya dokter mengatakan kalau Kana perlu beristirahat yang cukup juga asupan makan yang harus di jaga.
Kana duduk berselonjor di atas kasur, punggungnya di topang oleh bantal menatap Mew dengan gelisah.
"Kamu yakin?" ucapnya.
Mew mengangguk, ia meraih sebelah tangan Kana dan menciumnya lalu menatap Kana dalam-dalam seolah meminta Kana untuk percaya.
"Apa salahnya mencoba, kalau pun negatif gapapa. Aku lihat tanda-tanda yang terjadi sama kamu belakangan ini sama persis kaya yang aku temui di internet, gimana? Mau nyoba um?"
Kana menatap Mew sulit di artikan, pikirannya banyak di penuhi kemelut pertanyaan. Kana takut Mew kecewa, Kana khawatir kalau apa yang ia alami seminggu ini tidak sesuai ekspetasinya.
Mew merasa kalau genggaman tangan mereka menguat, ia menyadari kalau Kana ketakutan. Dengan penuh kasih sayang Mew merengkuh tubuh Kana. Membawa wajah mereka untuk saling berpandangan.
"Jangan takut aku kecewa, apapun hasilnya nanti kamu tetap hebat sudah kuat menghadapi semua ini sendiri"
Kana tersenyum tipis membalas dengan mengusap rahang tegas Mew yang putih, Mew selalu bisa menjadi obat tat kala ia sedang dilanda kegelisahan seperti sekarang.
Sikap lembutnya, semua kata penenangnya selalu mampu membangkitkan senyum Kana untuk kembali terukir.
Tangan putihnya terulur mengambil benda keramat yang sengaja Mew beli di supermarket, tidak hanya satu dua sekaligus Kana mengambilnya. Sebagai bukti bahwa apa yang di katakan dokter tadi benar atau tidak, Kana hanya perlu kepastian.
Dengan langkah yang penuh kehati-hatian Kana masuk ke toilet, meninggalkan Mew yang menunggunya penuh harap.
Mew berharap kalau hal itu benar terjadi, tidak henti-hentinya doa di panjatkan pria berparas tampan itu, ini kali pertama dalam hidupnya seorang Mew menginginkan sesuatu dan berharap itu terjadi. Hanya kepada Kana Mew mampu menyimpan kepercayaan itu.
Mew mondar-mandir gelisah tak sabar menunggu Kana, Kana begitu lama di dalam. Saking tidak sabarnya bahkan Mew mendekati pintu toilet untuk memastikan
Ketika pintu di buka Mew terkejut, Kana melompat kepangkuannya dan berteriak.
"Aku positif!" pekiknya.
Lega sudah hati Mew, kekhawatirannya hari ini di bayar tunai oleh bukti test pack yang menampilkan garis dua sebagai tanda positif hamil.
Mew memeluk Kana erat-erat, membawa pria itu untuk berjalan ke sofa. Menatap Kana dan mengatakan cinta.
"Terima kasih" ujarnya disambut pelukan hangat oleh Kana. Saking senangnya bahkan Mew sampai menitikan air mata.
Kana terkikik menghapus air mata Mew yang sempat turun membasahi pipi mulusnya, bibirnya tersungging lebar mendapati Mew yang menangis mendengar berita bahagia ini. Mew sangat cengeng, seperti anak kecil saja.
"Ini tangisan bahagia tau" protes Mew saat tau Kana menatapnya geli.
Kana masih tidak percaya, Mew yang terkenal arogan akan menangis mendengar hal ini.
Kana membawa kepala Mew untuk bersembunyi di ceruk lehernya membiarkan pria itu bersandar dan menangis.
"Mulai sekarang kamu tinggal sama aku, aku yang akan ngawasin kamu 24 jam tanpa terkecuali" kata Mew.
Kana menarik Mew untuk duduk seperti semula, keningnya mengerut dan bertanya-tanya.
"Terus kerjaan aku?"
"Ada Poy. Dia yang akan handle semuanya"
"Ngga, maksudnya...
"Boleh kerja asal aku ikut"
"Kok gitu kak?"
Mew melenguh, bibirnya mengerucut ke depan sebelah tangannya ia bawa untuk mengelus perut Kana. "Daddy cuma gamau bunda kenapa-napa, apalagi disini ada bayi yang harus bunda rawat setiap hari"
"Jadi nurut ya sama daddy"
Kana melihat Mew tersenyum menatapnya, kedua manik mata itu sempat menangis berharap kehadiran bayi di perutnya dan setelah tau kebenarannya Mew benar-benar ingin merawatnya. Kana tidak bisa berkata-kata.
Kana hanya bisa mengangguk menurut, sikap Mew menunjukan kalau pria itu benar-benar seperti akan menjadi ayah yang baik. Terbukti Kenneth yang sekarang tumbuh menjadi anak yang baik berkat Mew.
"Kamu sekarang istirahat ya, daddy akan keluar sebentar".
"Kamu mau balik ke kantor?"
"Ngga, cuma beli makanan ringan ke swalayan"
"Mau ice cream"
"Iya nanti di belikan"
Dengan bantuan Mew Kana berhasil berjalan ketempat tidur, terlentang dan di baluti selimut. Pria itu terlihat pucat karena seharian ini perutnya menolak saat akan di isi.
Kana masih tidak menyangka jika ada bayi di perutnya kini, apa yang harus dikatakan pada Syvia dan juga Kenzi. Kana tidak menampik fakta bahwa ia hamil di luar nikah, yang mana status hubungannya dengan Mew masih belum jelas.
Tapi dilihat dari raut wajah Mew yang sangat amat bersemangat menyambut anak yang di kandungnya kini Kana cukup lega, setidaknya Mew masih bertanggung jawab atas darah dagingnya itu. Mengingat hanya dengan Mew Kana berani bersetubuh, hanya pria itu yang berani menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]
FanfictionIni hanya tentang keseharian Kana, si anak random yang tiba-tiba di maki-maki oleh seseorang melalui sebuah grup chat Namanya Mew, seorang bussiness man yang terkenal angkuh di Swiss sana. Entah bagaimana jadinya Kana sangat membenci pria itu Tapi...