147. 'Kucingnya buat Kana boleh?'

303 34 3
                                    

Kana tak kunjung masuk setelah pertengkaran itu terjadi, padahal hari sudah larut. Tapi Kana sama sekali tidak mau beranjak dari sana.

Di teras depan rumah Kana bermain bersama kucing kecilnya, sesekali Kana tertawa saat kucing itu melompat mencoba meraih mainan yang di iming-imingkan oleh Kana.

"Lucu" kekeh Kana.

Hingga sentuhan tangan besar mengagetkannya, itu Mew menggusak surai hitamnya. Kana tak menggubris sama sekali, sunggingan bibirnya tiba-tiba luntur saat Mew ikut duduk mencoba ikut bermain dengan kucing itu.

Kana membawa kucing itu kepelukannya, beralih memutar badannya dan memunggungi Mew.

Sejak tadi dan hingga sampai saat ini kucing itu tidak ada yang mencari, mungkinkah kucing ini milik orang lain? Atau tetangganya? Bolehkah untuk Kana saja?

Langkah kakinya mulai beranjak dan melangkah namun terhenti ketika suara panggilan seseorang.

"Dek Kana?"

Kana menoleh untuk melihat siapa yang memanggil, ternyata seorang paruh baya yang Kana tau itu adalah tetangga sekitar rumahnya.

Mew menghampiri mereka mencoba menghancurkan kecanggungan itu, dia membungkukkan badannya dan menyapa Pak Robert pemilik pohon mangga yang sempat Kana panjat

"Dek Mew maaf saya mau minta kucing saya lagi, saya liat tadi pas dek Kana manjat pohon nemuin kucing ini, kucing ini milik istri saya. Namanya Rocky" ujar pak Robert pelan membuat bibir Kana melengkung.

Wajahnya merengut tidak terima padahal Kana berharap sekali kalau kucing kecil itu menjadi miliknya. Bahkan Kana sudah memberikan nama yang spesial untuk si kucing, namanya Mochi.

Matanya sudah berkaca-kaca, pandangannya beralih menatap Mew seolah memohon seraya menyembunyikan kucing itu di ketiaknya.

Mew juga merasa tak enak, di lain sisi ia merasa kasihan pada Kana tapi di sisi lain kucing ini juga bukan hak Kana, apalagi jelas sekali pemiliknya meminta kucing itu di kembalikan.

Jemarinya mengusap lembut bahu Kana, Mew tersenyum tipis. "Kita beli besok ya sayang"

Tapi Kana menggeleng, air matanya perlahan keluar membasahi pipinya. "Bapak, boleh ngga kucingnya buat Kana. Anak aku nanti nangis kalo ngga ada temen main lagi"

Aduh, Kana kenapa imut banget sih!

Mew menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia tersenyum canggung dan membungkukan sedikit badannya seraya melingkari pinggang Kana.

"Maaf pak istri saya lagi hamil, moodnya agak sedikit sensitif"

"Oalah lagi hamil toh, yowes kucingnya buat dek Kana saja. Bapak masih ada dua kok di rumah, masih pada kecil"

"Hah yang bener? Yes, terima kasih pak. Makasih juga tadi mangganya, mangganya manis"

Tiba-tiba saja moodnya kembali berubah, senyumannya juga telah kembali meskipun kedua matanya masih menimbulkan kaca-kaca.

"Sama-sama dek, kalo gitu bapak pamit dulu. Sehat terus ya buat anaknya"

Kana pun mengangguk senang, bibirnya tersenyum lebar ia pun kemudian berjalan masuk meninggalkan Mew yang menatpnya lucu.

.

.

"Bundaaaa, Kana mau mieee! Tolong bikinin!" itu Kana berteriak sambil berjalan menyusuri tangga, menimang-nimang Mochi lalu menghampiri Syvia yang berada di kamar.

"Kak kok teriak-teriak ke bunda, emangnya Mew kemana?"

Kepalanya menggeleng, bibirnya manyun kemudian berhambur ke pelukan Syvia mencium mesra pipi paruh baya itu.

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang