103. Cinta

489 43 1
                                    

Mengerjap ketika cahaya matahari masuk, menoleh ke samping ternyata posisi Kana tidak berubah sejak semalam

Masih saja memunggunginya.

Keduanya tidur di bawah selimut yang sama, tidak ada pelukan hangat di antara mereka khususnya Kana yang seolah menghindari Mew.

Sadar Kana yang telah terbangun entah sejak kapan Mew memberanikan diri untuk bertanya.

"Masih sakit?"

Kana melirik dengan ekor matanya, nafasnya berhembus kasar. Ia amat malu dengan permainan semalam, tidak henti-hentinya ia meminta Mew untuk menggaulinya lagi dan lagi.

Sementara sebelum itu tidak ada percakapan sama sekali diantara ia dengan Mew.

"Aku baik-baik aja" balas Kana singkat.

Kana mengecilkan badannya dengan menarik selimut lebih ke atas untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Jujur rasa sesak itu masih ada mengingat Mew melakukan hal itu tidak hanya dengan dirinya.

"Seminggu terakhir kamu ngga ada kabar. Aku sama Kenneth nyariin, kamu kemana?"

"Bukan urusan kamu" lagi, Kana membalas singkat 

Mew menghela nafas panjang, posisinya berubah terlentang menatap langit-langit apartemen milik Poy.

Entah jam berapa sekarang yang pasti di luar tampak cukup panas.

"Aku gatau aku salah apa, aku gatau kenapa kamu tiba-tiba kaya gini. Aku minta maaf kalo nyakitin kamu lagi. Aku...

...aku tidur sama orang lain" celetuk Kana tiba-tiba

Fokus Mew teralihakn, Mew menatap Kana tidak percaya ternyata kecurigaannya benar.

Kananya tidur bersama orang lain

Mew spontan bangkit, menarik Kana untuk berbalik.

"Kamu selingkuh lagi?"

Kana duduk "Aku ngga selingkuh, karna kita bukan siapa-siapa" balasnya datar

"Kamu apa-apaansi" balas Mew mendorong bahu Kana meminta penjelasan.

Kana balik menatap Mew, melotot tajam hingga kedua manik matanya memerah. "Sekarang gimana denger orang yang kita sayang tidur sama orang lain? Sakit kan?"

"Huh?"

"Aku juga! Aku cemburu denger kamu tidur sama sekretaris kamu sementara posisi aku bukan siapa-siapa, kita ini apaaa? I need reassurance, aku butuh kepastian" balas Kana menggebu-gebu.

Air matanya keluar tidak terbendung, bagaimana menjelaskannya yang pasti amat sakit ia rasakan.

Pikiran Mew larut pada hari terakhir mereka bertemu yaitu dikantor. Saat itu keduanya asik berciuman namun seseorang datang mengetuk pintu mengganggu aksi mereka

Pelakunya Mora, asisten Mew yang entah dari mana asalnya meminta Mew untuk bertanggung jawab atas kehamilan yang menimpanya.

Mew berpikir mungkin karena itu Kana menjauhinya, dan karna itu juga Kana menghilang tanpa kabar berakhir Mew menemukannya dalam keadaan mabuk.

Mew merengkuh tubuh Kana kepelukannya. Kepalanya di kecup dalam, Mew juga ikut bergetar. Rasa bersalah mulai menyelimutinya.

"Aku akui aku salah di masa lalu, kalo kamu mau bales semua perbuatan aku jangan kaya gini. Jangan deketin aku terus kamu tinggalin, seengganya biarin aku damai sama keadaan" ucap Kana menggebu-gebu.

Menangis meraung-raung mencoba memberontak meminta di lepaskan

"Aku minta maaf, aku salah"

Meskipun Mew kini memeluknya amat erat tapi perasaan tidak pernah bohong. Sakit mendengar bahwa orang yang kita sayang tidur dengan orang selain kita.

Kana mengusap wajahnya kasar, ia melepaskan pelukan Mew. Tapi Mew menariknya kembali tidak membiarkan sedikit pun Kananya menjauh.

"Iya minta maaf, aku akan jelasin, tapi berenti dulu nangisnya"

Sebisa mungkin Kana tidak meraung dan mengeluarkan suara tapi seolah-olah air matanya itu tidak ingin berhenti mengalir.

Mew menangkup wajah Kana, baru sebentar menangis matanya sudah nyaris merah dan membengkak.

Mew kecup bibir pink itu, Mew usap air matanya dan Mew rengkuh.

Seperti anak koala Kana hanya terisak di dalam pangkuan Mew.

"Kalo kamu ga berenti nangis gimana aku mau jelasinnya"

Kana terisak-isak, badannya pun ikut naik turun. Mew hanya melarai tangisnya dengan mengelus dan mengatakan cinta mau bagaimana pun perspektif Kana tentang perasaannya tidak lah benar.

"Cewe itu namanya Mora, dia asisten yang di pilih Kayara buat bantu-bantu aku di kantor. Seminggu sebelum kedatangan kamu ke rumah, kita pernah pergi hang-out bareng. Kita minum, happy-happy bareng sampe aku mabuk. Aku gatau jelas kejadiannya gimana tapi paginya aku bangun aku ada di apartemen yang Kay bilang itu apartemen Mora. Setelah hari itu Mora ngilang gitu aja, aku ga tau kabar dia sama sekali sampe kemarin dia datang dan minta aku buat tanggung jawab"

Kata-perkata yang di ucapkan Mew di iringi, elusan dan ciuman di kepala Kana. Kananya masih terisak dan Mew berusaha melarai tangisan itu.

"Ayah bilang kalo kita punya salah sama orang, hati kita ngga akan bisa tenang. Tapi selama ini aku ngerasa aku baik-baik aja, aku ga pernah ngerasa make dia atau apapun itu. Setelah aku tanya dan cari tau sendiri ternyata bener, Mora cuma mau manfaatin aku aja. Anak yang di kandungnya bukan darah daging aku, Kay bilang dia hamil anak kakaknya sendiri"

Mew menjelaskan semuanya tanpa ada yang di tutup-tutupi, demi tuhan dan demi alam semesta Mew tidak pernah meniduri orang lain selain Kana.

Sudah Mew katakan, hanya Kana hanya pria itu yang ia cintai tanpa ada siapapun lagi

Kepala Kana Mew tangkup, air matanya sudah kering meskipun masih tersisa isakan. Hidung mancung Kana Mew kecup lembut 

Tersenyum tipis bertanya. "Jadi siapa yang tidur sama kamu semalam?" katanya.

Kana mengerjap-ngerjap lucu, matanya yang bengkak susah sekali untuk melek. Dan hal itu mendapat kekehan dari Mew.

"Siapa yang berani-beraninya nanem strawberry disini huh? Ini lahan punya aku" desis Mew sekali lagi menyentuh leher Kana yang telah berubah merah karena ulahnya semalam.

"Nyamuk" balas Kana singkat.

"Huh?"

Kana kembali berhambur ke pelukan Mew, kepalanya ia simpan di ceruk leher Mew memainkan jari telunjuknya di dada Mew yang bidang "Kemarin malam aku ada take scene di hutan, ada banyak nyamuk. Aku di gigit"

Tentu saja Mew tergelak mendengar jawaban Kana, lalu barusan? Apakah Kana mempermainkannya.

"Jadi kamu boongin aku?"

Kana mengangguk dalam pelukan Mew. Ia mendongak, kedua tangannya masih melingkar apik di leher Mew. "Aku mau ngomong"

"Ngomong apa?" balas Mew menyampirkan rambut Kana kebelakang 

"Nanti kalo udah ada perempuan lain yang bisa gantiin posisi aku gapapa, cuma-- aku pengen kamu, jangan lupain aku aja. Boleh ngga?"

Mew membalas tersenyum tipis kembali membawa Kana kepelukannya, mendengar Kana berbicara seperti itu dengan air mata yang nyaris keluar membuat hati Mew tersayat.

Sungguh tidak ada yang bisa menggantikan Kana selama apapun itu.

Kana adalah cinta pertama dan terakhir Mew tak akan pernah terganti.

Mew tak mampu membendung kesedihannya, ia juga menangis merengkuh tubuh Kana sangat erat. Hatinya berbicara bahwa hanya Kana yang boleh singgah, hanya Kana tuan rumahnya

"I love you so much. Kamu punya aku, hanya milik aku ngga akan pernah lain"

Keduanya menangis bersama, menghabiskan hari ini dengan berdrama.

Sungguh keduanya sama-sama tersakiti selama ini, baik Mew dan Kana keduanya sama-sama bersalah dan sama-sama egois tidak pernah ingin mengatakan cinta.

Sejauh apapun mereka di pisahkan, selama apapun mereka tidak saling bertegur sapa pada akhirnya keduanya kembali bersama.

Karena cinta pemenangnya, cinta yang berdiri di atas segalanya.

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang