143. Terindah🔞

571 26 1
                                    

Mew mengerjap ketika sayup-sayup melihat tempat di sampingnya telah kosong, melirik benda kepastian baru menunjukkan pukul lima pagi tapi Kana sudah tidak ada di tempat

Kemana calon istrinya?

Dengan langkah gontai Mew mencari Kana ke setiap sudut ruangan, tanpa mengenakan busana apapun Mew seolah tidak malu lagi jika sewaktu-waktu Kana melihatnya dalam keadaan telanjang.

Sedangkan di dalam kamar mandi Kana berdiri di depan cermin, menelisik keseluruhan tubuhnya yang kini telah berubah. Jauh berbeda, tidak seperti saat remaja dulu.

Sunggingan senyum tiba-tiba terukir saat matanya menemukan satu ukiran yang terdapat di atas perutnya, tampak seperti kaki bayi.

Pikiran Kana melayang jauh pada kenangan masalalunya, andai ia tidak bertemu dengan Mew lagi mungkin anak itu akan menjadi gelandangan di pinggir jalan.

Hidup bebas tanpa aturan dan tanpa kasih sayang ibu serta Mew seperti sekarang

Kemolekan di tubuhnya perlahan hilang mengingat usia kandungannya mulai menginjak enam bulan, tapi Kana senang. Karna Mew ia menjadi seperti ini. Karna laki-laki itu yang merusak tubuhnya, menanamkan benihnya di rahim Kana, Kana sangat bersyukur.

Baginya tak apa jika kemolekan di tubuhnya hilang selama Mew masih mencintainya. Masih menjadikannya ratu satu-satunya di dalam hidupnya.

"Sayang..."

Suara berat itu Kana dengar saat decitan pintu kamar mandi terbuka, Mew melingkari pinggangnya menyimpan kepalanya di atas bahu Kana dengan wajah yang masam.

"Kenapa kamu bangun pagi banget? Kamu mual?" cicitnya

Senyuman tipis terbit lagi, Mew memang bersungguh-sungguh menjaga Kana dan juga bayi-nya. Wajahnya selalu memancarkan kekhawatiran saat Kana bersikap aneh.

Laki-laki itu selalu mengkhawatirkan Kana dalam segala hal, berusaha menanyakan apa yang sedang di rasakannya tentu dengan mencari solusinya. Mencoba menghindari Kana dari ketidaknyamanan.

"Aku kebelet pipis makanya aku bangun" jawabnya.

Melingkari kepala Mew dengan sebelah tangannya, memandang pada cermin yang kini menampilkan keseluruhan tubuh mereka berdua.

"Kebiasaan banget tidur ga pake apa-apa" protes Kana. Ia merasakan penis Mew ereksi di belakang sana, menusuk pelan pipi pantatnya yang masih terbalut celana dalam.

"Seharusnya kamu sadar kalau kamu penyebab dari semuanya sayang, aku kaya gini karena ngga mau bikin bayi kita kenapa-napa"

"Setidaknya pakai celana dalam" jawab Kana lagi setelah berbalik menangkup wajah Mew dan mencium pelan ujung hidungnya.

Mew membalas merengut, menelusupkan kepalanya di dasar leher Kana yang terasa lembut dan wangi padahal ini masih pagi dan calon istrinya baru saja bangun tidur

"Aku merindukanmu" cicitnya lirih mencium leher Kana lalu mengigitnya kecil membuat Kana terkikik geli.

"Hihi Mew rindu terus, padahal setiap hari ketemu"

"Rindu! aku rindu, setiap hari bahkan saat kamu bekerja aku selalu berpikir keras gaya apa yang akan kita pakai dalam bercinta malam ini"

"Sayang..."

Mew menggeleng. "Aku tidak bermaksud sayang, tapi aku menginginkannya"

Melihat bagaimana kilatan nafsu yang tak tertuntaskan itu membuat rasa bersalah di hati Kana muncul, ini sudah lama setelah terakhir kali mereka melakukannya di kolam renang.

Kana menginginkannya juga, tapi bagaimana dengan bayinya? Apakah perutnya yang menonjol besar itu tak akan menghalangi kegiatan mereka?

"Aku bisa menjaga bayi kita sayang, aku akan menopangnya setiap kali aku menusuk ke dalam"

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang