Keesokan harinya.
Di dalam mobil bersama Mew, Kana tampak tidak bersemangat. Wajahnya murung selalu di tekuk, tidak membiarkan sedetik pun senyuman lucunya terbit.
Kana menoleh ke samping tampak Mew sangat fokus berkendara. "Ngga jemput Chelsea?"
"Ada kamu kenapa harus Chelsea"
Kana berdecih ia melipat tangannya di dada bersandar di dashboard mobil. "Fakboy cabang mana lo, bisa banget baperin anak orang"
"Saya ngga baperin kamu, saya cuma ngomong kenyataannya"
"Udah puas sama Chelsea, sekarang giliran gua yang jadi mangsa lo"
Mew menoleh cuek, hazel hitamnya sempat beradu dengan hazel Kana sebelum akhirnya ia berpaling untuk kembali berkendara. "Ngga usah memperandai seolah olah saya bajingan. Kalo kamu marah saya deket sama Chelsea saya minta maaf. Chelsea anak om saya, udah saya anggap adik sendiri. Dia datang ke kantor kemarin untuk ngambil beberapa barang buat persiapan pernikahannya. Saya pengen tau respon kamu setelah denger saya antar jemput cewe, kamu marah saya tau, saya minta maaf. Jangan cemberut, kalo kamu mau pulang dan ga jadi ikut gapapa saya anterin lagi. Saya ngga maksa kamu, maaf kalo emang kamu terganggu karena larangan dan perintah dari saya"
Mew berbicara panjang lebar, ia hendak putar balik namun terhenti ketika mendengar kata Stop dari Kana. "No, stop. Kakak tau gua marah tapi kakak diem aja?"
Mew memberhentikan mobilnya di tepi jalan, melepas parsneling mobil memilih berjibaku dengan Kana yang kini menatapnya penasaran.
"Saya ngga bisa ngapa-ngapain, kamu pergi sama Zee dan kamu keliatan seneng. Saya harus apa? Semalem saya ke rumah kamu dan bunda nitipin kamu ke saya, baru setelah itu saya berani ngomong dan ngelarang kamu pergi sama Zee, tapi kalo kamu tetep ngeyel silahkan. Intinya saya udah___
__jadi kakak ngelakuin itu cuma karena di suruh bunda? Bukan karena inisiatif sendiri?"
"Kamu maunya saya inisiatif sendiri buat ngelindungin kamu? Semalem kamu bilang kamu udah gede, Zee juga bisa kok jagain kamu"
"Kakak peka ga sih sama gua? Sama perasaan yang selama ini gua rasain ke kakak? Kakak nyadar ga sih?"
Mew cuek, ia mengambil ponselnya menghubungi seseorang. Namun Kana memberontak berusaha menghentikannya "Kak denger aku dulu"
"Apa?"
"Aku suka sama kakak"
Mew tersenyum, lantas ia pun berbicara "Lo denger kan Zee. Kana suka sama gua, jadi mulai sekarang jauhin Kana. He's mine"
Ternyata ponselnya telah tersambung tat kala Kana berbicara beberapa waktu lalu.
Mew pun mematikan teleponnya, beralih mendekati Kana yang kini diam tampak tidak mengerti. "Kamu ngga bisa narik kata-kata kamu lagi. Kamu suka sama saya, dan kamu di larang deket-deket sama orang lain selain saya"
"What?"
Mew menangkup wajah Kana, keningnya ia kecup dalam. "I love you" ujarnya di sertai senyuman yang tak pernah Kana lihat selama ini.
Hampir saja tubuh Mew terjungkal mengenai kaca mobil ketika dengan sengaja Kana berhambur kedekapannya. Tubuhnya yang bongsor Mew peluk, kepalanya tenggelam di dasar leher Mew.
"Gamau, lo jail banget. Gua malu"
Mew menggusak punggung Kana, ia tersenyum dengan kegemasan ini. "Kok panggilnya masih gua elu? Ga sopan kamu sama pacar"
Bugh, Kana memukul bahu Mew kepalanya mendongak. "Kita ngga pacaran is"
"Yauda terus kenapa ini peluk-peluk?"
"Is kak Mew gua bilangin bunda nih"
"Yauda mangkanya jangan gua eluan, ga enak di denger tau"
Kana melepas pelukan Mew, ia duduk kembali ke tempat semula tapi tubuhnya masih berhadapan dengan Mew. "Yauda berarti kakak juga jangan saya kamuan ya. Panggil Kana aja"
"Ih suka-suka saya, saya yang lebih tua"
Kana merengek mengguncang lengan Mew.
"Is kok gitu, curang aaaa gamau. Aku bilangin bunda nih"
"Yauda bilangin bunda, paling bunda minta saya buat nikahin kamu"
"Kak, apasi"
Mew terkekeh menangkup wajah Kana memberikan satu kecupan di bibirnya. "Ini sekarang punya saya, jangan manggil gue elu lagi. Pokoknya semua kata-kata kotor ga boleh keluar dari bibir ini atau nanti saya hukum"
"Mauuuuu, mau di hukum"
"Bener? Nanti ya disana"
"Emang kita jadi berangkat?"
"Harus jadi, kamu harus ikut saya kemana pun saya pergi. Akan saya deklarasiin di depan semua orang kalo sekarang kamu milik saya"
"Yauda panggil sayang dulu"
Mew menggoda Kana tersenyum memasang sabuk pengamannya bersiap untuk berkendara melanjutkan perjalanannya yang masih cukup jauh.
"Kak panggil aku sayang dulu ih"
Mew juga memasang seatbelt Kana, bibirnya di beri kiss lembut oleh sang empu. "Kak is panggil sayang"
Ketika keduanya siap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka, tangan besar Mew terulur menyentuh lembut kepala Kana.
"Jangan ngeyel ya adek sayang, dengerin apa kata kakak. Sebenernya bunda ga nyuruh kakak buat jagain kamu, ini inisiatif kakak sendiri. Kakak kaya gini karna kakak sayang sama adek. Intinya I love you, jangan nakal"
Kana speechles, pipinya memerah menahan malu. Tak henti-hentinya bibirnya menyungging bersama satu tangan Mew yang kini ia lepaskan dari persneling mobil kemudian ia genggam
"I love you to kakak. Aku seneng banget"
Mew tersenyum mengangguk "Kita lanjut jalan lagi ya. Keburu sore nanti"
Akhirnya keduanya kembali melanjutkan perjalanan mereka, 30 menit mereka menghabiskan waktu dengan drama yang di ciptakan di dalam mobil.
Tidak di sangka dua orang yang awalnya saling memendam amarah satu sama lain kini mereka bersatu menjadi sepasang seorang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]
FanfictionIni hanya tentang keseharian Kana, si anak random yang tiba-tiba di maki-maki oleh seseorang melalui sebuah grup chat Namanya Mew, seorang bussiness man yang terkenal angkuh di Swiss sana. Entah bagaimana jadinya Kana sangat membenci pria itu Tapi...