75. Seuntai cerita

313 33 0
                                    

Diam-diam Necca masuk ke kamar Kana, terlihat Kana sehabis mandi dalam balutan boxer berdiri menghadap kaca mengobati wajahnya.

Necca merasa iba, mau bagaimana pun Kana adalah laki-laki yang ia punya setelah ayahnya.

"Bang" sapa Necca.

Kana hanya menoleh tanpa berniat menjawab, hari ini sungguh sangat menyebalkan. Niatnya pulang untuk beristirahat berakhir bertengkar bersama sang ibunda.

Necca lebih mendekat, terlihat dalam pantulan cermin Kana tidak memberikan ekspresi apapun saat kapas mengenai lukanya.

"Kalo mau marah-marah, jangan masuk. Jangan bikin gue tambah stres" ujar Kana tanpa berpaling.

Necca menghela nafas, wanita itu tau jelas bagaimana watak sang kakak. Keras kepala dan penuh emosi.

Mengambil kapas baru menuangkan obat merah dan membawa wajah Kana untuk lebih mendekat. "Kalo gamau di marahin jangan ngeyel. Semenjak putus sama kak Mew kelakuan lo bikin semua orang tepuk jidat. Nakal"

Kana sedikit meringis, ia sama sekali tidak menolak perhatian adiknya. "Gausah bahas dia, gua lagi ga mood buat sedih"

Acara obat-mengobati akhirnya selesai.

Kana memilih duduk di tepian ranjang, menilik-nilik bagaimana wajahnya yang memang agak memar setelah mendapat tamparan pertama kali dari sang permaisuri.

Sementara itu Necca membantu membereskan semuanya, di lihat-lihat kamar sang kakak banyak berubah belakangan ini

Semua desain tampak di dominasi warna gelap.

"Semuanya ga akan pernah terjadi kalo lo masih sama kak Mew, kalo pun terjadi kak Mew akan jadi orang pertama yang bakal belain lo sesalah apapun itu" ujar Necca.

Ikut berbaring di samping Kana, menyibak rambut Kana yang agak basah.

Sekian lama Necca baru melihat lagi Kana dengan rambut basah sehabis mandi.

Kana tidak pernah keberatan pada adiknya yang selalu membahas tentang Mew, Kana amat sadar kebaikan Mew tidak bisa di lupakan begitu saja.

Entah itu olehnya, Necca maupun Syvia.

Hal ini menjadi salah satu alasan bagi Kana kenapa hari ini ia masih juga sendiri.

Akankah Mewnya kembali?

Kana menoleh pada Necca yang kini menatapnya, anak itu sekarang sudah besar. Tidak ada lagi pertengkaran hanya karna gula kapas, tidak ada lagi pertengkaran hanya karna Syvia lebih perhatian kepada salah satu dari mereka.

Yang ada hanyalah waktu yang membuat ketiganya terpaksa harus saling menjauh.

"Menurut lo kak Mew mampu ga tanpa gue?"

Necca mengangguk mantap tanpa ragu, ia tau betul sikapnya itu pasti sangat membuat Kana sakit.

Tapi apa yang harus di katakan?

Semuanya memang terlihat seperti itu.

Kana menatap langit-langit kamarnya, ia melukis abstrak di udara. Bagaimana perasaannya kini tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

"Sejak hari lo minta gue buat ngeblokir semua sosmed kak Mew gue udah ga pernah lagi nyari tau tentang dia. Gatau dimana dia sekarang, gue terlalu brengsek. Karna kelakuan bejad gue semuanya jadi pergi, gue ga punya temen lagi. Bahkan bunda aja nyaris pergi karna gue, gue benci diri gue, gue emang ga pantes bahagia"

Necca paham betul bahwa saudaranya seputus asa ini, Mew memang menjadi bagian terbesar dalam hidup Kana.

Mew sepenting itu bagi Kana

Selain Mew, teman-temannya yang lain pun juga ikut pergi entah itu urusan pekerjaan atau pun pernikahan.

Semuanya telah melalui hidup mereka masing-masing.

Necca merengkuh tubuh Kana untuk bersandar di dadanya, tidak ada sepatah kata pun yang ingin ia keluarkan. Sudah banyak kesedihan yang Necca lihat dalam diri saudaranya, Kana memang semenyesal itu.

Tapi apa boleh buat penyesalan memang selalu datang di akhir cerita manusia, cerita yang seharusnya di baca penuh teliti berakhir rusak karna suatu kejadian yang tidak pernah di duga-duga. Akhir cerita yang seharusnya bahagia terpaksa harus berakhir tragis karna sang kutu butu memilih cerita lain yang lebih menarik.

Itu normal

Sangat-sangat normal jika tertarik pada sesuatu yang baru

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang