17. Crush?🎀

447 55 2
                                    

Flashback

Pukul 2 pagi Mew mendengar sayup-sayup langkah kaki. Ketika kedua matanya terjaga ia dengan jelas melihat Kana dalam keadaan menangis memeluk guling berjalan ke arahnya.

"Bobo sama aku" ujarnya. Bibirnya di poutkan ke depan menarik sebelah tangan Mew untuk bangun dan berdiri.

"Kana__

__bobo sama aku is" jari jemarinya yang imut masih menarik lengan Mew. Kakinya yang tanpa alas di hentakkan ke ubin karna kesal.

"Ga boleh nanti bunda tau"

"Ya kenapa bunda nyuruh lo tidur disini buat tidur nemenin aku kan. Ayo"

"Kana"

"Kak Mew. Ayo" sekali lagi teriakan itu terkesan memaksa bersama dengan rengekan yang membuat hati Mew menghangat. Tidak menyangka ternyata Kana selucu ini, ternyata jawaban kenapa orang-orang tidak pernah berani memarahi Kana karna ini, dia segemas ini. Kalo sudah begini siapa yang akan berani memarahi manusia seimut ini? Yang ada mereka gemas

"Ga bisa. Sekarang lu tidur ya, ini udah mau pagi loh"

"Gamau mau di temenin"

"Alesannya kenapa, semalem lo kan yang ga ngebolehin gua tidur di kasur lu"

"Tapi sekarang gapapa, ayo aku kedinginan. Mau bobo berdua"

"Mending sekarang lu balik ya ke kasur, itu kakinya ga pake sendal loh. Ga dingin?"

Kana menatap Mew bengis, genggaman tangannya yang bertaut di hempaskan kemudian menangis memukul Mew dengan guling.

"Heh ko nangis"

Alih-alih menjawab Kana justru duduk menghempaskan tubuhnya di atas lantai. Kakinya yang menjuntai ke depan dia hentakan semacam anak kecil bersama tangisannya yang semakin kuat.

"Gamau, gamau. Kak Mew gamau bobo sama kakak bundaaaa"

"Kana heh berisik orang-orang pada tidur" Mew mencoba melarai amarah Kana agar tangisannya berhenti.

Mew tidak mau Kana kedinginan, pahanya yang terekspos jelas tentu akan kedinginan jika bersentuhan terlalu lama dengan lantai marmer. Ia memilih merengkuh tubuh Kana membopongnya ala Bridalstyle dan ia hempaskan ke atas kasur.

Bukannya berhenti menangis justru yang ia dapat hanyalah pukulan dari bantal dan guling juga lemparan dari stick ps yang berada di atas meja tepat mengenai kepalanya.

"Kana, udah ya berhenti nangis. Nanti orang-orang pada bangun bobonya"

"Gamau. Lo pergi aja sana, lo bentak gua. Bundaaa" Kana semakin mencak-mencak menangis seperti anak kecil, raungan kian terdengar mengisi kesunyian dini hari itu.

Pukulan tendangan tidak pernah berhenti mengenai wajah, lengan dan kaki Mew sehingga membuat seisi rumah kelimpungan berlari menghampiri pertengkaran itu.

"Mew Kana kenapa sih" Syvia. Nafasnya teregah-engah setelah berlari, matanya melotot ke arah Kana yang menangis memukuli Mew.

"Bunda. Kak Mew gamau nemenin kakak tidur, liat mukanya nyebelin"

"Bunda kak Mew keningnya berdarah" teriak Necca yang tiba-tiba menunjuk ke arah kepala Mew dan benar tetesan darah yang mulai banyak mengucur sehingga Syvia cepat berlari menangkup wajah Mew mengusap darah yang merembes mengalir menyusuri sudut ekor mata Mew

Inisiatif Necca cepat berlari ke bawah mengambil semangkuk air hangat dan peralatan P3K.

.....

Mew berbaring di kasur yang sama dengan Kana, posisinya ia terlentang sebelah tangannya di jadikan bantal oleh Kana sementara tubuhnya di jadikan guling. Kana seolah tidak merasa bersalah memilih melanjutkan tidurnya di pelukan Mew. Kepalanya tenggelam di dasar dada Mew yang kokoh, terlelap di atas tubuh pria yang beberapa minggu lalu sempat menyakitinya itu 

"Duh ngeri banget bunda kalo ngeliat darah gini. Emang awalnya gimana ceritanya si ini, kok si Kana bisa ngamuk begitu" Syvia sedang mengobati luka Mew sementara Necca di sampingnya hanya melihat tingkah kakaknya itu yang tampak berbeda.

"Mew gatau. Mew lagi tidur tapi tiba-tiba dia tarik tangan Mew minta di temenin tidur. Padahal semalem dia yang bilang kalo Mew ga boleh tidur di kasur jadinya Mew tidur di sofa aja"

"Kenapa kamu nurut heh? Jangan bilang Kana ga ngasih kamu selimut"

"Ngga. Cuma di kasih guling doang, lagian masa aku harus maksa buat minta tidur di kasur ini kamar dia wajar dia begitu. Aku juga kalo di rumah gitu ga ngebiarin sembarang orang buat masuk kamar aku"

"Oh gitu, terus kenapa ni ini, kenapa dahi kamu bisa luka gini"

"Di lempar pake stik ps. Badan aku juga di pukulin, bunda pasti tau kan tadi gimana brutalnya dia mukulin aku"

"Haduh kasian banget, maafin Kana ya Mew. Tapi sumpah loh bunda ga pernah deh liat tingkah Kana kaya tadi, baru ini pertama kali. Iya kan Ca?"

"Hooh betul malah gua yang sering aniaya dia. Selama ini dia keliatan dingin, ga pernah manja begitu. Liat aja sekarang tidurnya sampe peluk-peluk, ih mana kakinya naik satu lagi. Huh dasar gajelas" Necca menyahuti tangannya usil menyubit satu jari kaki Kana namun tidak di mendapatkan gubrisan sama sekali. Mungkin saking nyamannya tidur di pelukan tubuh Mew yang hangat.

"Udah gapapa mungkin dia lagi ngigau kali. Aku aja rada kaget ngeliat dia yang tiba-tiba manja gini. Peluknya aja kenceng banget ini, astaga Kana gua kaga bisa nafas woy" pekik Mew dan hal itu mendapat kekehan dari Syvia maupun Necca.

"Yauda kalo gitu lanjutin lagi aja tidurnya, kita balik ke kamar dulu. Lagian masih malem" kata Syvia dan Mew hanya mengangguk.

Setelah Syvia dan Necca keluar Mew menatap diam-diam wajah Kana yang baginya malam ini sangat imut. Apalagi bibirnya itu senantiasa di poutkan ke depan dan mengigau tidak jelas.

"Is bunda si dede nyebelin"

Mew terkekeh tangannya terulur menyampirkan rambut Kana ke belakang telinga. Pelipis dan leher yang lebih muda tampak lembab berkeringat, mungkin akibat efek lelahnya dia marah-marah beberapa saat yang lalu.

"Lu gemesin bangetsi malem ini kek bayi tau ga. Semoga besok ga berubah lagi jadi hulk haha. Selamat tidur bocil"

Mew membawa kepalan tangannya untuk ia cium, kemudian ia tempelkan tepat mengenai bibir Kana yang pink alami nan kenyal tampak seperti jelly.

"I have a crush on you"

Paparan kalimat yang Mew ucapkan sebelum akhirnya ia terlelap tenggelam ke dasar mimpi.

End Flashback

LONG DISTANCE RELATIONSHIP [MEWGULF AU/SNS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang