Terdengar helaan nafas panjang berkali kali di sudut sebuah kedai kopi sederhana. Seorang gadis dengan kedua telapak tangan yang menutup wajahnya, menunduk dan menggelengkan kepala berkali kali. Sebuah tas besar bersandar di kursi sebelah yang entah apa isi nya tetapi selalu dia bawa.
Sudah hampir setengah jam dia dengan posisi nya, tanpa menyentuh kopi yang sedari tadi sudah dipesan. Entah apa yang terjadi, sejak tadi gadis itu sendirian duduk di sudut dekat jendela besar yang menghadap ke kolam ikan kecil yang ada di luar kedai.
"apa yang aku harus lakukan?" ucap gadis itu dalam hati. Entah apa masalah yang dihadapi tapi terlihat sangat berat.
Saat dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya, dia sedikit mengkerutkan kening. Dia baru teringat bahwa seharusnya dia bertemu seseorang sore ini. Tapi entah mengapa gadis itu justru mendatangi kedai untuk menenangkan diri nya dari hari yang lelah.
Akhir nya dengan tergesa gadis itu keluar dari kedai tanpa meminum kopi nya. Dia sedikit berlari menuju halte terdekat untuk mendapatkan bus secepat mungkin untuk mengejar waktu.
Kurang dari duapuluh menit akhir nya gadis itu sampai di lokasi pertemuan dengan seseorang yang sudah mereka jadwalkan beberapa hari yang lalu. Gadis itu berjalan cepat, berharap seseorang itu masih menunggu nya dan tidak memarahi nya karena keterlambatan.
Dia masuk ke dalam sebuah rumah besar yang dikelilingi taman bunga yang indah dan terawat. Walau dia sering datang kesana, tetapi rasanya dia selalu ingin kesana hanya untuk melihat jajaran bunga yang tumbuh indah dan sangat harum itu.
Gadis itu memencet bel yang ada di sudut sebelah kanan pintu. Beberapa detik kemudian pintu terbuka, munculah wanita setengah baya yang tersenyum ramah menatap nya.
"sore nona jennie, nyonya sudah menunggu di dalam." sapa wanita itu. Dia adalah maid yang sudah lama bekerja disana.
"terima kasih ahjumma, dimana imo berada?" tanya jennie tak kalah ramah.
Ya,, wanita yang sedari tadi terlihat lelah di kedai itu adalah Jennie, lengkap nya adalah Jennie Kim. Gadis berparas cantik dengan mata kucing yang indah, dan rambut ikal panjang yang berwarna coklat. Tubuh nya kecil tetapi terlihat sangat sexy dan ideal ditambah kulit nya yang putih mulus menambah pesona nya.
"nyonya Sa-Rang ada di dapur menyiapkan makan malam."
Jennie hanya tersenyum kemudian segera menuju dapur besar rumah itu. Kim Sa-Rang merupakan adik dari ayah jennie yang bernama Kim Tae Woo. Meskipun jarak antara rumah Tae Woo dan Sa-Rang tidak dekat, tetapi hubungan jennie dengan imo nya itu cukup lah dekat.
"imo"
Jennie mendekati imo nya yang sedang sibuk memasak. Sedangakan yang disapa langsung menoleh ke arah sumber suara dan sedikit cemberut.
"kau terlambat jennie." ucap Sa-Rang sambil mematikan kompor nya dan mendekati keponakan cantik nya itu.
"maaf imo, jennie hampir melupakan janji kita. Sebelum kesini, jennie ada beberapa panggilan interview." jennie memeluk imo nya itu sebentar kemudian Sa-Rang melepas pelukan mereka.
"bantu imo masak kemudian kita makan malam bersama. Ini sudah sangat sore jennie."
Jennie mengangguk kemudian mengekor dibelakang imo nya. Mereka berencana memasak bersama di dapur besar itu untuk makan malam. Sa-Rang akan membahas maksud tujuan dia memanggil jennie nanti saat makan malam karena jennie datang terlambat dari waktu yang mereka tentukan.
Sa-Rang tinggal berdua dengan anak perempuan semata wayang nya dirumah besar mereka. Sedangkan suami nya sudah meninggal empat tahun yang lalu, meninggalkan harta yang cukup untuk bekal anaknya yang masih menempuh pendidikan semester 3 di universitas Seoul. Sedangkan Sa-Rang sendiri masih bekerja di sebuah perusahaan Garmen terbesar di Seoul sebagai manajer pemasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Friday
FanfictionBagaimana satu hari terasa sangat istimewa saat ini, saat dimana seharusnya hari hari terasa biasa. gxg jenlisa 🏆 Rank 1 : #gxg 21/08/2022 🏆 Rank 1 : #jenlisa 02/06/2024