02

121 12 1
                                    


02| A  Sudden Proposal

———

Sesuai dengan keinginannya di malam sebelumnya, Areta bersama keluarganya siang ini akan pergi ke sebuah salon. Jaehyun tadinya sempat menolak, kayak... apasih semir-semir segala? Tapi Areta kukuh, ngeyel pengen Ayahnya di semir. Feira juga tak bisa membantu banyak, karena pada dasarnya sifat ayah dan anak itu sama-sama keras kepala, jadilah Jaehyun pasrah.

Areta sudah mandi, Jaehyun sudah mandi, tinggal menunggu Feira yang masih belum mandi karena harus mengurus bayinya yang baru saja bangun tidur dan sedang dimandikan. Jean, sudah berumur tiga tahun. Dan ini adalah kali pertama Areta bertemu dengan adiknya yang masih bayi itu sejak terkahir kali dulu masih berumur sembilan bulan. Areta tidak yakin, Jean akan mengenalinya.

Jaehyun datang dari arah dapur dan duduk di samping anak pertamanya membawa secangkir kopi hitam. Tak lama Feira turut hadir menggendong Jean yang sudah rapih dan wangi habis mandi.

"Yayah..."

Jaehyun dan Areta menoleh ke samping, dan batita berumur tiga tahun itu tampak ragu untuk mendekat pada Ayahnya karena disampingnya ada Areta.

"Asikkk, udah wangi." Jaehyun menerima tubuh Jean untuk dipangku. Sementara Feira kembali ke kamar, mau mandi. "Mau ikut jalan-jalan nggak?"

"Kemana?"

"Tanya kakak coba, 'Kak, mau jalan-jalan kemana?' gitu?"

"Kakak? Kakak Jean kan Bang Ajil, Yayah.."

Areta dan Jaehyun saling berpandangan, lalu saling meringis kaku. Benar, kan, Jean belum mengetahui dirinya. Parah, sih, kenapa juga Ayah dan Bundanya tidak memberitahukan eksistensi dirinya sebagai kakak pertama dari adiknya ini.

"Ayah sama Bunda nggak pernah nyinggung aku ke Jean, ya? Sebel, ih, masa Jean cuma kenal sama Azril, doang." Areta cemberut sedih.

"Pernah, lah, tapi cuma tahu namanya aja. Tapi jarang, sih—heh! Ya lagian kamu jarang menghubungi Ayah sama Bunda.. kita nyinggung kamu ya kalau sempat dong, dan ingat." Jaehyun menjelaskan buru-buru karena Areta yang juga buru-buru ingin menyela. "Makanya, kemarin harusnya sering-sering hubungi Ayah, kan bisa ngobrol sama adeknya."

"Alah, sebel, ah!" Rajuknya masih. "Emang disana aku nggak sibuk apa? Pusing tau kuliahnya!"

"Kakak siapa? Kok di lumah nya Jean, sih?" Cetus si kecil itu bikin hati Areta seraya ditusuk jarum.

Lalu, pandangan Jaehyun tertuju lagi pada anak yang sedang dipangkunya. "Yayah pernah cerita kalau Jean juga punya kakak selain Abang Azril, kan?"

"Hu.um!"

Jean menjawab antusias, matanya tiba-tiba melebar.

"Nah ini, nih, kakaknya Jean yang satu. Kakak siapa coba kalau ingat namanya?" Tanya Jaehyun sembari membersihkan taburan bedak bayi yang sedikit mepet ke mata.

Namun, Jean malah malu-malu sambil memeluk dada Ayahnya. Membuat Areta terkikik gemas.

"Siapa, Yayah? Jean lupa."

"Aahhh, sedih, masa Jean nggak ingat nama kakak.." ujar Areta tiba-tiba.

Tak disangka, melihat ekspresi Areta yang dibuat sok sedih, membuat Jean merengut dengan kepala menempel di dada Ayahnya. Jaehyun yang gemas pun sontak mengecup pucuk kepala Jean lalu berkata.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang