54

98 11 14
                                    

54|A Fight

———

"Nggak pulang, Kak Daf?"

Fokus Daffa terpecah dari layar laptop ketika mendengar namanya dipanggil. Ia mendongak, lalu menatap pada waktu jam di dinding ruangannya. "Oh, udah jam, ya?"

Sherly terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala. "Semangat banget kerjanya sampai jam pulang kantor aja nggak ngeh."

"Fokus ngedit soalnya. Oke, thanks, ya."

"Mau keluar bareng?" Tawar Sherly.

Namun Daffa lantas menggelengkan kepala. "Duluan aja. Hati-hati."

Sherly menipiskan bibirnya, lalu memilih menurut. "Yaudah. Duluan ya, Kak. Jangan lupa AC nya matiin kalau pulang."

"Oke."

Di kantor, sejak setelah ashar tadi di ruangan Daffa hanya berdua saja dengan Sherly. Anak yang dulunya magang dan sekarang jadi pegawai tetap, juga anak yang dulu sempat menyukainya. Putra, Aji, dan dua orang lainnya  di divisinya sedang ada kepentingan di luar bersama ketua divisi, jadi tidak ada di kantor. Aji yang memang ada tanggungan mengedit foto dan belum rampung, meminta tolong padanya kalau ada waktu untuk merampungkannya. Deadline nya besok, sementara masih ada dua file yang belum Daffa sentuh, makanya ia berusaha menjaga fokus agar kerjaan bisa lekas ia selesaikan.

Tapi berhubung jam pulang kantor sudah tiba, ia memutuskan untuk menutup laptopnya dan akan ia lanjutkan di rumah. Selesai mengemas laptop dan mematikan AC sesuai perintah Sherly tadi, Daffa pun meninggalkan kantor dan pulang menuju rumah. Lalu tidak sabar menyantap hidangan yang sudah ia request buatkan kepada istrinya. Tahu campur!

Bayang-bayang tahu campur sudah memenuhi kepalanya sejak siang tadi. Makanya, siang tadi langsung Daffa telepon Areta untuk membuatkannya tahu campur untuknya selepas pulang kerja. Dan seperti biasa, Areta langsung menyanggupi. Namun, saat Daffa baru memakai helm di parkiran depan kantor, Areta menelponnya dan mengungkapkan kalau ternyata dia tidak bisa pulang tepat waktu karena ada rapat prodi menyangkut tentang rencana outdoor study.

"Halah... terus tahu campurnya gimana, yang?" Ujarnya dengan sedikit rengekan.

"Ya maaf, kan dadakan rapatnya. Lagian kan bisa aku buatin nanti malam, kan?"

"Maunya pulang langsung makan."

"Terus gimana, apa tubuhku di belah jadi dua? Satu di kampus ikut rapat, satunya lagi langsung pulang buat bikinin kamu tahu campur?"

Daffa berdecak kecil menanggapi omongan nyeleneh dari istrinya. "Yaudah. Nanti malam nggak papa. Pulang jam berapa?"

"Belum tau, ya. Nanti aku kabarin kalau batre belum habis. Aku nggak bawa charger soalnya."

"Kebiasaan! Pastikan bawa charger nggak bisa, ya?! Kalau hp mati terus amit-amit kamu kenapa-napa di jalan, gimana coba? Nggak pernah nurut kalau diomongin kamu tuh."

"Iyaaa, besok tak bawa."

"Kemarin-kemarin juga bilangnya gitu. Tapi nggak pernah direalisasikan."

"Hehehe. Yaudah, nanti malam ya tahu campurnya. Aku rapat dulu."

"Ya."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang