22

124 12 7
                                    

22| Fight-call

———

Areta masih berdiri di depan kelas karena baru saja selesai memaparkan sebuah materi pembelajaran kepada mahasiswanya.

"Is there any question?" Tanyanya pada para mahasiswa, sementara kakinya berjalan menuju meja dosen dan duduk di kursinya sambil menatap bergantian kepada anak didiknya.

"I have, Miss." Salah seorang mahasiswa cowok mengangkat tangannya.

"Yes, please, Mr. Danu."

"Still don't get it about possessive adjective and possessive pronoun, Miss."

Areta mengangguk kecil. "Okay. Just like what I have said before, possessive means an ownership. The simple way to differentiate between them is discover the function of it. Possessive adjective, itu berarti kata sifat kepemilikan. Fungsinya adalah untuk menerangkan siapa yang mempunyai suatu benda. It's put before the noun. Example, my car, your phone, their family. Possessive adjective dari contoh diatas ya kata; my, your, their. Sedangkan untuk noun nya adalah kata; car, phone, and family. You get it?"

Sementara mahasiswa yang bernama Danu yang tadi sempat bertanya hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Oke. Lalu bedanya dengan possessive pronoun apa, Miss?" Areta melanjutkan. "Kalau possessive adjective itu kata sifat kepemilikan, possessive pronoun adalah kata ganti kepemilikan. Jangan terbalik, ya. Lihat saja dari kata dasarnya, adjective means kata sifat in bahasa, pronoun means kata ganti in bahasa. Fungsinya untuk menunjukkan sebuah kepemilikan atas suatu hal. Tahu ya, dimana letak perbedaan fungsinya sama yang tadi?"

"Yes, Miss."

"So that's it. Biasanya possessive pronoun ini untuk menggantikan posisi noun. Untuk contohnya sudah ada banyak tadi bisa dilihat dari materi yang sudah saya terangkan. Nanti untuk softfile nya akan saya kirim ke sipen mata kuliah ini."

"Thank you, Miss Reta."

"My pleasure, Mr. Danu." Areta tersenyum penuh wibawa. "Ada lagi yang mau bertanya?"

"..."

"Okay. If there's no question more, I'll end the class and see you in the next meeting. Good afternoon."

"Good afternoon, Miss Areta. Thank you."

Setelah membereskan peralatan mengajarnya yang hanya terdiri dari laptop, pencil case, dan buku itu Areta berjalan keluar kelas untuk menuju ke ruang dosen. Yang tadinya di dalam kelas agak gerah, kini dirinya disambut hawa dingin karena kebetulan sekarang lagi hujan. Dan hujannya cukup deras. Areta masih berjalan santai di lorong kelas saat tahu-tahu hp nya yang ia saku di celana bahan panjangnya bergetar.

Tangannya menyelinap masuk ke dalam saku celana, lalu mengambil hp nya untuk melihat siapa yang menelpon. Ternyata Azril.

"Halo, Dek?"

"Apa benar ini terhubung dengan kakak dari saudara yang bernama lengkap Maliko Azril Alvero?"

Kening Areta mengernyit. "Iya benar. Boleh saya tahu ini siapa? Dan kenapa hp adek saya bisa sama anda?"

"..."

Areta mendengarkan situasi yang tengah terjadi dengan seksama. Yang sialnya itu memacu langkah kakinya untuk semakin cepat sampai tahap berlari kecil hingga menimbulkan suara benturan antara keramik dan heels yang ia pakai.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang