47

188 10 7
                                    

47| Jadi, Yang Bayi Itu Siapa??

———

Seperti perjanjian awal, kalau Daffa dan Areta akan berangkat ke Jakarta lagi saat adik cowoknya itu menikah. Dan besok adalah hari tepatnya mereka berangkat. Namun bukan hanya mereka berdua saja, melainkan seluruh anggota keluarga ditambah Chandra dan Kiya turut ikut. Karena banyak anggota yang ikut, jadinya, mereka menyewa mobil dan bukan naik kereta.

Daffa tengah menimang anaknya di ruang tamu saat Areta selesai mandi. Cowok itu sudah mulai bekerja lagi beberapa minggu setelah persalinan sang istri, namun besok sudah izin lagi. Syukurnya, dia tidak di pecat karena sering izin bolak-balik dengan berbagai alasan. Sedangkan Areta, baru mulai masuk lagi minggu depan. Karena memang cuti hamil dan melahirkan totalnya tiga bulan.

"Sayang?"

Daffa menoleh pada sumber suara. "Ya?"

"Bajumu udah disiapkan belum yang mau dibawa besok? Biar aku packing sekalian sama punyaku. Baju-baju Adek juga belum aku siapkan soalnya."

"Udah, diatas kasur aku naruhnya. Nggak banyak, kok."

"Okay." Areta mencium gemas anaknya dulu. "Sama Papa dulu ya, Nak. Mama mau packing sebentar."

"Siap, Mama cantik."

Areta pergi, Daffa kembali berdua saja sama anaknya yang sibuk mengemut jari.

"Lapar, Dek? Tapi jangan mam jari juga, lah. Kotor nanti Adek cacingan." Ujar Daffa seraya menjauhkan jari anaknya dari mulut. "Ganteng banget anak Papa, ya? Udah dua bulan aja kamu, ih! Jangan cepet-cepet dong gedenya. Papa masih pengen gendong lama-lama ini. Kalau udah gede biasanya gengsi mau digendong."

"Mas Daffa aku izin ke Rita Pasaraya dulu." Kesha tiba-tiba muncul sudah rapi dengan pakaian mecing. "Tolong bilangin ke Bapak sama Ibuk, ya?"

"Mau ngapain? Sama siapa?"

"Beli baju brokat, buat besok. Aku diantar Diwang, kok. Sans aja."

Daffa sontak memicing pada adiknya itu. "Diwang?"

"Iya."

"Jangan bilang kamu sekarang pacarnya dia." Kesha cuma meringis kikuk. "Beneran?!"

"Hehe."

Daffa berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Pantesan kok akhir-akhir ini sering banget main sama Diwang. CLBK nih ceritanya?"

"Apasih, kepo!"

"Lha gimana, kamu kan dulu juga suka sama dia waktu SMP."

"Udah. Sssttt! Aku pamit dulu udah dijemput, tuh!" Kesha menunjuk teras depan, benar ada Diwang disana tampak sedang bermain hp. "Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam. Pulangnya jangan lama-lama, Sha."

"Oke."

Daffa heran, sejak kapak itu anak sudah punya pacar lagi?! Tapi ya mending, lah. Setidaknya kalau Diwang dia sudah sedikit banyak tahu bagaimana sifat dan kebiasaannya. Jauh lebih baik dari si Fahri-Fahri yang kayak banci itu. Jujur, Daffa masih gedek banget karena cowok sinting itu berani-beraninya melecehkan adik kesayangannya.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang