꧁ 11| Rencana Bulan Madu ꧂———
Bagi Areta, Maliko Azril Alvero itu merupakan seorang adik yang attitude nya tidak baik-baik amat, tapi juga tidak buruk kepadanya. Ada kalanya adik laki-lakinya itu akan sangat menyebalkan sampai membuatnya punya niatan memusnahkan Azril dari muka bumi. Seperti misal; saat Azril jahil tidak kira-kira, mengganggu privasinya, berbuat kenakalan yang tidak tanggung-tanggung sampai membuatnya sangat marah, saat Azril mencampuri urusannya dan berlagak jadi yang paling tua, sok paling benar, sifat dan sikap songong lainnya yang bikin Areta murka. Namun, ada juga kalanya Azril bersikap layaknya adik yang baik. Azril itu kelewat peka dengan keadaan. Saat melihat dirinya berada dalam mood yang buruk, Azril kadang suka sok-sokan ngide beliin makanan kesukaannya, memancing untuk dirinya mau bercerita tanpa menyinggung egonya, dan bisa menjadi sandaran yang nyaman saat Areta rapuh dan benar-benar butuh sandaran tapi tak tahu harus menyandar kepada siapa.
Yang paling Areta pahami dari seorang Azril, adik laki-lakinya itu meski sikapnya kadang suka bikin puyeng, tapi jauh dari lubuk hatinya, cowok itu sangat menyayanginya. Sangat. Azril paling tidak suka kalau melihat dirinya sedih, nangis, dan disakiti oleh orang lain — terutama cowok. Areta tidak lagi besar kepala, tapi memang seperti itu kenyataannya. Mungkin karena cara Bunda yang memberikan pengertian kalau sesama saudara harus saling sayang juga bisa jadi alasan.
Selama pernikahannya dengan Daffa kemarin, Azril masih bisa bersikap biasa saja. Saat prosesi akad pernikahan, resepsi pernikahan yang dilaksanakan dua kali di beda kota, Azril masih bisa bersikap semi-menyebalkan kepada dirinya. Bahkan, saat mereka akhirnya memutuskan untuk berwisata ke wisata alam Baturaden, Azril ya bersikap selayaknya Azril yang biasa. Cerewet, jahil, omongannya yang tidak pernah di filter sampai-sampai membuat kedua orang tuanya — bahkan Doyoung dan Sherrin — menahan gemas pengen menjahit mulutnya. Namun, begitu mereka telah harus kembali ke Jakarta karena masa cuti yang sebentar lagi mau habis, saat mereka sudah kembali ke Jakarta, Azril tiba-tiba bersikap sangat aneh.
Dan tambah anehnya lagi, sikap Azril yang tidak biasa itu hanya tertuju pada dirinya saja. Kepada Ayah dan Bunda masih biasa. Kepada Daffa masih biasa juga. Tidak ada perubahan. Hanya kepada Areta saja Azril jadi suka bersikap lembut, ngomongnya baik, sering jahil tapi jahilannya kali ini Areta merasa karena Azril ingin menempel-nempel padanya.
Areta sampai heran. Ada apa dengan adiknya itu? Bahkan saat dirinya bertanya kepada Ayah dan Bundanya yang memang masih belum balik ke Semarang pun, jawabannya tidak membantu banyak.
Lalu saat iseng bertanya kepada Daffa mengenai sikap Azril, Daffa menjawab dengan, "Azril lagi cari perhatian ke kamu. Mungkin dia gengsi buat nunjukkin itu, tapi dia merasa ada sesuatu yang hilang dari hidupnya, yang sebelum aku datang ke rumah ini selalu ada buat dia."
"Maksudnya sesuatu itu, aku?"
"Bisa jadi."
Areta sempat terperangah sejenak, kayak mustahil banget kalau Azril merasa kehilangan. Toh dirinya juga masih ada disana, tinggal satu atap dengannya, dekat, dan setiap hari masih bisa bertemu walaupun kini dia sudah menikah dengan Daffa.
Namun, saat Daffa menyuruhnya untuk bicara berdua saja dengan adiknya itu, Areta baru sadar kalau apa yang suaminya ucapkan itu mungkin saja benar.
Sepulang dia bekerja, juga Azril yang baru saja selesai mandi sehabis PKL, Areta sok-sokan meminta bantuan Azril untuk membenahi laptopnya yang kebetulan sedang eror. Mereka duduk berdampingan di atas karpet ruang tengah.
"Bukannya suami lo mantan anak teknik, harusnya dia lebih paham dari gue, lah, urusan benerin laptop kayak gini." Nadanya super lembut. Seperti tidak keberatan sama sekali walau mungkin seharian melakukan PKL di kantor pajak cukup membuatnya pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...