31

137 13 4
                                    

31| Pasta Carbonara

———

"Assalamu'alaikum warahmatullah..."

"Assalamu'alaikum warahmatullah..."

Menyambut pagi hari ini, Daffa dan Areta melakukan sholat subuh berjamaah di dalam kamar mereka. Setelah sholat subuh selesai, Daffa mengusap wajahnya menggunakan satu telapak tangannya sebelum akhirnya balik badan untuk mengulurkan tangan pada sang istri. Setelah Areta mencium punggung tangannya, Daffa kembali menghadap ke depan untuk memimpin doa.

Kegiatan itu selalu mereka lakukan bersama-sama kalau memang waktunya ada. Maksudnya, ketika dua-duanya lagi berada di satu tempat yang sama dan Areta tidak lagi datang bulan. Sekarang sih tidak akan datang bulan lagi setidaknya sampai beberapa bulan ke depan. Sampi wanita itu melahirkan dan selesai masa nifasnya.

Selesai berdoa kepada sang pencipta, Daffa merebahkan kepalanya sejenak di atas paha istrinya dengan masih menggunakan sarungnya. Kalau kupluk sudah ia lepas dan ia taruh di atas perutnya sendiri.

"Badan kamu kok agak anget, ya?" Ujar Areta saat menyentuh kening Daffa.

"Masa iya?" Daffa malah bertanya.

"Mm-mh." Areta mengangguk kecil. Masih setia mengusap-usap keningnya. "Pusing nggak?"

"Nggak, tuh." Jawab Daffa santai. "Oh iya, nanti jadwal ke dokter, kan? Nanti habis ke dokter kalau aku ajak beli kado buat rekan kantor yang mau nikahan mau nggak?"

"Sure. Siapa yang nikah?"

"Mas Bian. Beda divisi sih sama aku. Cuma kan semua pegawai diundang masa nggak ngasih kado padahal hitungannya juga rekan kerja."

Areta memijit pelan pelipis Daffa terus menjawab. "Tapi nanti cari kadonya di mall aja, ya. Sama aku pengen makan itu lhoo, pasta carbonara."

Daffa terkekeh meski matanya terpejam, merasa nyaman saat kepalanya dipijat lembut oleh Areta. "Ngidam?"

"Kayaknya."

Ngomong-ngomong, usia kandungan Areta sudah tiga bulan. Iya, memang cepat. Lalu, baik Daffa maupun Areta sepakat kalau setiap bulan mereka akan rutin mengecek kandungan ke rumah sakit. Bukannya lebay atau berlebihan, tapi mereka hanya mengusahakan yang terbaik agar tumbuh kembang janin dalam perut Areta terpantau aman dan sehat. Juga, kemauan Areta yang diucapkan dua bulan lalu saat masih mengandung usia satu bulan, wanita itu ingin membuat semacam pregnancy journal berupa album foto berisi hasil USG setiap bulannya, membuat Daffa setuju-setuju saja dengan itu. Jadi, sampai sekarang ketika habis selesai check up dan mendapatkan print hasil USG, Areta akan menempelkannya pada sebuah album foto dengan keterangan di sampingnya.

Tentunya, bukan hanya foto hasil USG saja. Tapi juga foto-foto dirinya, foto perut, dan kadang Daffa juga turut ikut — foto selfie — agar besok ketika anaknya sudah besar bisa melihat bagaimana proses dirinya bertumbuh kembang mulai dari janin di dalam perut sampai lahir ke dunia.

Daffa yang tadinya berbaring terlentang mulai merubah posisinya jadi tidur menyamping. Mencium perut dihadapannya meski masih terhalang mukena dan piyama.

"Assalamualaikum, selamat pagi, Adek. Udah bangun belum?"

"Waalaikumsalam, Papa." Areta yang menjawab dengan nada lucu. "Udah, dong. Kan udah ikut sholat subuh."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang