35

155 12 9
                                    

35| Izin Nikah

———

me:
sayang
dimana?

Pesan itu terkirim sejak tiga puluh menit yang lalu. Namun belum ada tanda yang berubah, masih centang dua dan belum berwarna biru. Areta kian gusar, sedu-sedannya masih belum sepenuhnya hilang ketika Feira kembali menemaninya di teras belakang rumah.

"Udah ada jawaban, Kak?"

Areta menggeleng lemah. "Gimana, Bun?"

"Ditunggu sebentar lagi. Pasti pulang kok, Daffa."

me:
daf aku minta maaf
nanasnya gk usah jadi beli gpp
🥺🙏

Pesan tersebut malah tambah parah, pasalnya sudah bukan lagi centang dua melainkan tanda checklist.

Azril datang bersama Jean di gendongannya, bocah itu tampak mengemut permen lollipop favoritnya. Rasa strawberry.

"Emang tadi kenapa, sih, Kak? Baru kali ini gue lihat Kak Daffa bisa semarah itu sama lo?" Tanya Azril. "Nggak expect, terlebih lagi di depan Ayah sama Bunda."

Areta sebenarnya tidak mau memberitahukan alasannya, pasalnya sedari tadi ditanya alasan kenapa Daffa bisa sengamuk itu dia terus tutup mulut. Tapi, kalau sudah seperti ini juga Areta tambah ketakutan sendiri. Daffa tidak pulang-pulang, dan hari semakin gelap serta hujan yang semakin deras.

"Belum ada tanda-tanda Daffa balik." Tiba-tiba Ayahnya juga muncul setelah sedari tadi hanya berdiri di depan teras rumah. "Sebenernya ada apa?"

Areta menunduk penuh sesal, walau tak dipungkiri keinginannya untuk makan nanas memang masih menggebu-gebu.

"Aku ngidam buah nanas." Cicitnya, dan semua orang masih termenung diam. "Harus sore ini, dan motoran."

Baru, ketiganya menghela napas panjang.

"Up." Azril menyerah, memilih tak ikut campur daripada dia salah ngomong.

"Abang mau naik balon udara? Kok bilang up-up. Itu kan judul kartun yang Jean lihat bareng Ayah kalau Ayah libur kerja." Cerocos bocah enam tahun itu. "Di kartunnya ada orang naik balon udara tinggi banget, loh!"

"Iya, ya? Orangnya pasti rambutnya putih." Balas Azril.

"Hu.um! Abang kok tau? Abang lihat kartun itu juga?" Tanya Jean antusias.

"Lihat, dong!"

"Wahh, besok nonton kartun lagi bareng Jean, ya, Abang?"

Azril menciumi gemas wajah adik bungsunya. "Nggak mau."

Sontak Jean langsung merajuk lucu. "Aahhhh Abang! Jean mau nonton kartun sama Abang!"

"Mau nggak yaaaa?"

"Abaaanggggg!"

"Bercanda di ruang keluarga sana, Bang. Ajak Jean." Perintah Feira.

"Ya, Bun."

Sepeninggalan Azril, Jaehyun pun duduk di samping anaknya.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang