꧁ 08| Nasehat Dari Ayah ꧂
———
Awal mengenal sosok Areta Zayba Almira, Daffa pikir gadis itu tipikal cewek songong yang sombong, juga cuek. Selain stereotip anak kampung melihat anak kota — apalagi anak ibukota — yang pasti tidak jauh-jauh dari; oh, anak Jakarta. Pasti kaya. Pasti sombong. Pasti circle pertemanannya susah ditembus, cara Daffa melihat sorot mata datar saat gadis itu mengembalikan dompetnya yang jatuh di kosmetik center juga menjadi sebabnya. Tersenyum tipis sih, waktu itu, tapi tetap ada kesan dingin dan tak bisa sentuh.
Lalu beberapa hari setelahnya, ternyata dugaan Daffa sedikit salah. Meski sikap dingin dan jutek itu masih ada, tapi ada satu sifat lagi yang menurut Daffa menjadi daya tariknya tersendiri.
Apa? Lucu. Menggemaskan.
Interaksi yang mereka bangun sangat konyol. Daffa bertanya nama, Areta tidak paham. Daffa mengucapkan terima kasih, Areta masih belum paham. Lebih konyolnya lagi, Daffa bertanya tentang bahasa, Areta malah menyinggung tentang pelajaran kimia asam dan basa.
Bisa-bisanya ada cewek secantik dan selucu itu mampir dalam hidupnya?
Semakin mengenal Areta, semakin membuat Daffa tanpa sadar jatuh dalam pesonanya. Meskipun tahu kalau perasaan konyolnya tidak akan pernah dibalas sekalipun, Areta telah menjadi satu-satunya wanita yang mampu membuat Daffa mengalah dan merelakan perasaannya. Hanya demi melihat wanita yang disayang bahagia meski bukan bersama dirinya — sekalipun meski dirinya yang malah menanggung sakit hati.
Yang awalnya sombong, songong, cuek, jutek, ternyata setelah beberapa bulan mengenal Areta, Daffa sadar kalau impresi pertamanya itu salah. Meskipun tergolong dari keluarga yang kaya, tapi Areta tetap rendah hati. Jiwanya juga loman. Baik. Dan merupakan pribadi yang baik.
Benar, Areta itu baik. Tapi bukan untuk dimanfaatkan. Daffa mengenalnya seperti itu. Ketika ada orang yang berbuat baik padanya, maka tak segan-segan gadis itu akan membalas dengan perbuatan yang tak kalah baiknya. Namun jika ada orang yang menyinggung ego nya dan menyalahgunakan kebaikan yang dia berikan, maka berhati-hatilah, karena mulut gadis itu akan berubah layaknya mulut ular berbisa. Yang kalau sudah bicara, maka ucapan yang keluar akan sangat pedas dan nyelekit.
Misalnya, saat dulu pertama kalinya Areta bertemu tak sengaja dengan Zahra di kedai makan bakso aci di depan GOR Satria Purwokerto, yang dimana mungkin Zahra berpikir kalau diantara dirinya dan Areta ada suatu hubungan. Tanpa pikir panjang pun gadis itu menyanggah dengan ketus yang intinya bilang; kalau lo mikirnya gue ada hubungan sama Daffa, santai aja. Kita cuma teman. Lagian gue udah punya pacar, kok. Mana ngomongnya dengan waja datar. Ya tidak heran sih, soalnya Daffa ingat saat itu Areta sudah bersikap baik ingin mengajak kenalan dengan mengulurkan tangannya, namun Zahra tidak mengindahkannya dengan membiarkan tangan Areta hanya bersalaman dengan ruang hampa.
Atau, yang paling terkahir terjadi, yaitu saat mereka tengah jalan-jalan di Hutan Mangrove setelah acara foto prewedding mereka. Masih ingat kan, ya, bagaimana cara gadis itu merespon ucapan si mbak-mbak kurang etika ketika dirinya tahu kalau yang salah ternyata bukan dia.
Begitulah seorang Areta dimata Daffa.
Namun, jelas saja tidak hanya itu sifat dan sikap yang Areta punyai. Areta juga tipikal orang yang kalau berada di mood yang baik maka sifat dan sikapnya juga akan mengikuti. Membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman dan gemas karena mulut tipis itu akan ngomong layaknya bajaj yang rem nya blong. Tidak ada hentinya. Maka itulah yang Areta lakukan selama perjalanan mereka berdua selama naik kereta dengan tujuan ke Semarang. Yang membicarakan tentang film yang ditonton, tentang sawah-sawah yang terlihat bergerak dengan arah yang berbalik dengan arah laju kereta, tentang awan yang semakin jauh terlihat saat semakin didekati, bahkan tentang penumpang sebelah yang berada di sisi kanan aisle, yang mana dari awal naik kereta sampai akhir penumpang itu turun di stasiun yang lebih dulu ada sebelum stasiun Poncol, penumpang berjenis kelamin laki-laki itu selalu bolak-balik kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...