꧁ 59| Hope ꧂
———
- warning; chapter super panjang 6k words, silahkan baca di waktu senggang yaa -
°°°
Daffa berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya masih di dalam venue pernikahan klien hari ini. Tujuannya satu, mencari Aji karena rekan kerjanya yang satu itu sudah diangkat jadi kepala divisi mereka. Daffa menemukan Aji di dekat stage utama yang begitu tampak apik dengan serangkaian hiasan bunga dan lampu bolam, sedang mengatur kinerja bawahannya yang lain.
Pandangan mereka bertemu, dan Daffa langsung saja berkata, "Bang sori banget gue harus pulang sekarang. Istri gue kecalakaan, Bang. Dia lagi hamil dan katanya perdarahan sumpah gue takut banget. Sori, gue nggak bisa bantu acara hari ini."
"Tenang, tenang, Daf. Jangan grusa-grusu."
"Apa bisa gue tenang dalam kondisi kayak gini?!" Daffa setengah membentak. Bukan, dia bukannya marah dengan Aji, hanya saja ia tengah kalut. "Tugas gue bisa di handle sama Putra. Ini kamera gue."
"Hati-hati, Daf. Nggak usah panik di jalan."
Tidak menjawab, karena setelah menyerahkan kamera yang ia kalungkan di lehernya kepada Aji, Daffa langsung bergegas cepat menuju tempat dimana motornya terparkir. Saat itu hp nya masih sempat menginterupsi, setelah memakai helm pun ia melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Ibuk:
Daf, ibuk minta tolong boleh nggak?
Stok beras sama gas di rumah habis, bapakmu udah berangkat kerja uangnya ibuk nggak cukup
Ibuk pinjem dulu ya, jangan kasih tau istrimu nanti sore ibuk kembaliin langsungYa Allah, rasanya Daffa ingin menangis. Alih-alih membalas, Daffa justru membuat panggilan kepada ibunya.
"Buk—"
"Kenapa, Daf? Nggak papa kan ibuk pinjem sebentar uangmu—"
"Buk—" Daffa mulai terisak kecil. "—rumah sakit Margono... sekarang nggih, Buk. Areta kecelakaan."
Tanpa menunggu respon ibunya, Daffa mematikan secara sepihak teleponnya dan melesat cepat menuju rumah sakit tujuan. Kecepatannya tidak kira-kira, pusat pikirannya saat ini hanya pada Areta dan calon bayi kembar mereka. Saking cepatnya ia mengendarai motor, Daffa sudah tiba di rumah sakit Margono dua puluh menit kemudian. Langsung bertanya pada bagian receptionist terkait kecelakaan hari ini, dan ia diarahkan ke sebuah lorong yang menghubungkan pada ruang ICU.
Langkah kakinya lebar dan cepat. Tepat di depan ruangan ICU, disana ada dua orang yang kayaknya petugas polisi.
"Suami dari Ibu Areta?" Tanya salah satu pria itu.
"Benar."
"Taksi yang ditumpangi korban ditabrak dari sisi kanan saat melewati persimpangan jalan. Naasnya, peristiwa terjadi pas istri anda juga duduk di bangku penumpang sebelah kanan sesuai dengan saksi sopir taksi. Istri anda mengalami perdarahan, dan sekarang sedang dalam penanganan di dalam oleh dokter."
Sungguh, Daffa takut setengah mati saat ini.
"Ini tas dan ponsel milik korban. Kalau begitu, kami permisi lebih dulu. Semoga istri anda lekas pulih."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...