꧁ 58| Bukan Kabar Baik ꧂
———
⚠︎ warning; mature ⚠︎
❀
Beberapa hari pasca acara bakar-bakar sate dan barbeque-an daging sapi, Daffa jadi sedikit aneh. Areta sadar akan perubahan itu, dan kayaknya tahu alasan dibalik diamnya sang suami. Kemungkinan besar, semua karena ucapan Diwang perkara mimpi yang dialami ibu cowoknya Kesha tersebut, yang memiliki arti buruk. Daffa belum mau bilang sih, mimpinya itu sama atau bagaimana. Tapi kalau dari gelagatnya, kayaknya memang sama.
Areta tidak ingin memaksa sang suami cerita, tapi kalau suaminya yang biasanya selalu stay calm saja bisa semurung ini, apa Areta yang notabenenya seorang overthinker bisa santai-santai saja? Jelas tidak. Jelas dia jadi ikut overthinking.
Beda dari biasanya, hari ini Areta tidak membawa motor sendiri ke kampusnya. Salahkan saja Daffa yang tidak sadar kalau ban motornya tertancap paku saat pulang kerja di hari sebelumnya, jadi ketika pagi tadi mau dibawa ke kantor ban nya sudah gembos. Mau tak mau, Areta merelakan motor miliknya untuk dibawa Daffa kerja, sementara dirinya tadi berangkat harus diantar dulu.
Dan karena itu, saat jam pulangnya sudah tiba, dia juga harus menunggu suaminya menjemput. Bisa saja sih, dia bareng Kesha karena memang berada di kampus yang sama, tapi sayang, Kesha masih ada mata kuliah pengganti karena dosen yang seharusnya masuk di jam setengah empat berhalangan hadir dan meminta reschedule jadwal jadi jam lima sore katanya.
Yasudah, sekarang ini Areta sedang menunggu suaminya datang menjemput sementara dirinya masih santai-santai duduk di kursi kerjanya di kantor dosen sambil nonton Youtube. Lima belas kemudian, baru ada telepon masuk dari cowok itu.
"Iya?"
"Udah di depan FKIP, yang."
"Oke. Tunggu bentar tak siap-siap."
"Hati-hati turun tangganya."
"Yaa."
Wanita yang tengah hamil empat bulan tersebut lantas membereskan barang-barang yang perlu dibawa pulang. Seperti laptop, botol minum, charger, dompet, pouch skincare, terakhir ponsel. Kantor dalam kondisi sepi karena memang tinggal dirinya yang masih stay, makanya Areta tak perlu izin dan tinggal cap cus saja menuju lantai dasar.
Sesuai perintah sang suami, Areta berjalan dengan pelan saat menuruni tangga. Tangannya meyangga perut bagian bawahnya, karena jujur walau tak pernah ia perlihatkan secara gamblang, aslinya mengandung dua bayi sekaligus itu berat banget. Walau tetap, Areta bersyukur banget karena diberikan tanggung jawab sebesar ini oleh Tuhan.
Tepat di depan pintu masuk utama fakultas, Daffa stand by di atas motornya. Standar tidak diturunkan walau mesin motor itu mati. Orangnya sibuk melamun sambil bersedakap dada. Areta berdecak kecil seraya berjalan lebih dekat ke cowok itu, lalu menyentuh pundaknya ketika sudah berdiri tepat disampingnya.
Daffa langsung menoleh. "Eh, udah datang bumil gendutku."
Areta pun merengut. "Nggak mau dibilang gendut akutuh."
"Nyatanya kan emang gendut." Daffa terkekeh sembari tangannya bermain-main di perut istrinya.
"Udah, ah. Buruan pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...