꧁ 13| A Last Farewell ꧂
———
Daffa tengah sibuk berkelana dalam dunia maya saat tahu-tahu hp yang ia letakkan di atas nakas meja samping ranjang dalam posisi mengisi daya berdering nyaring. Dirinya beranjak dari kursi untuk melihat siapa yang menelponnya.
Ternyata dari Azril.
"Halo, Zril?"
"Kak lo pulang hari ini apa besok?"
"Besok pagi. Kenapa?"
"Oke. Kalau gitu kunci rumah nanti gue bawa aja nggak usah ditinggal. Gue nanti malam mau nginep di kost temen. Paginya jam berapa?"
"Jam-jam sembilan kayaknya."
"Oke. Gue besok balik sebelum jam sembilan kalau gitu."
"Oke."
"Enak ye kalian staycation berdua. Udah berapa ronde?"
Daffa berdecak sambil mencabut kabel charger lalu kembali duduk di kursi depan kaca. "Nggak usah ngomongin berapa ronde. Intinya permintaan lo buat punya ponakan laki-laki lagi di proses."
"Anjayyyy." Azril tergelak keras. "Lagi apa betewe sekarang? Kelonan pasti."
"Boro-boro. Ditinggal molor dari tadi siang gue. Belum bangun-bangun kakak lo."
"Hahaha, makanya kasih istirahat. Jangan gas pol terus."
"Mulut lo emang sebelas-dua belas kayak mulutnya Chandra."
"Namanya juga cowok, Kak." Kekeh Azril. "Yaudah, have fun, ya. Gue tutup."
"Oke."
Mata Daffa menatap pada Areta yang masih setia memejamkan mata sambil memeluk guling. Sudut bibirnya terangkat, lantas geleng-geleng kepala gemas. Wanitanya itu sudah tidur sejak siang tadi — lebih tepatnya setelah dzuhur — dan sampai sekarang jam setengah empat sore, belum bangun-bangun juga. Sebenarnya lebih ke ketiduran sih, pasalnya tadi Areta masih sibuk guling-guling santai di ranjang sambil mainan game, lalu tahu-tahu suaranya hilang dan ternyata ketiduran.
Daffa kembali memutar duduk dan menghadap pada layar laptopnya. Apa yang sedang ia baca dari portal artikel online adalah sesuatu yang mungkin masih terlalu awal untuk dicari; tips jitu agar istri lekas mengandung, bagaimana cara menjadi ayah siaga, 7 cara agar anak bisa senang dan merasa betah bermain dengan para ayah, beberapa hal penting yang harus suami lakukan supaya istri merasa disayang dan semakin cinta. Ya rata-rata begitulah artikel yang sudah Daffa baca.
Peran suami agar istri merasa disayang, itu memang sudah seharusnya Daffa pelajari sedini mungkin. Tapi kalau cara menjadi ayah siaga, itu mungkin yang masih terlalu awal. Hamil saja belum, tapi ya Daffa pikir apa salahnya. Toh untuk persiapan.
Dirasa cukup lelah membaca, Daffa menutup layar laptop. Menarik napas dalam-dalam, sedikit merenggangkan otot tubuhnya, lantas kembali beranjak dan berjalan menuju kasur. Merebahkan diri secara perlahan lalu sibuk memperhatikan wajah polos sang istri yang masih tertidur. Senyumnya mengembang lagi, lalu ibu jarinya yang tanpa sadar bergerak mengusap alisnya berkali-kali. Telunjuknya menusuk-nusuk pipinya yang sedikit bersisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...