69

196 13 12
                                    

69| I Love You For A Lifetime

---

--super panjang, silahkan baca di waktu luang--
--dan bacanya dalam keadaan online data selular yaa--

...

Sekarang adalah hari dimana Areta dan seluruh anggota keluarganya bisa ambil untuk memuaskan acara jalan-jalan mereka di negeri Ginseng Korea. Karena besok jam dua sudah harus flight lagi kembali ke tanah air, maka jalan-jalan terakhir ya cuma bisa hari ini.

Kesha dan Jean sudah punya tempat tujuan yang wajib dikunjungi. Store agency SM atau apalah itu, yang jelas sih katanya disana banyak dijual pernak-pernik merchandise artis mulai dari album photobook, lighstick, kaset, poster artis, sampai barang yang membuat Daffa terheran-heran seperti contohnya, pemotong kuku berukuran kecil dengan harga yang lumayan mahal hanya karena terdapat logo agensi ataupun logo artisnya. Kalau diprotes, paling mentok pada menjawab; karena itu barang official.

Benar-benar strategi marketing yang membagongkan kalau kata anak mudah, tuh.

Daffa tak bisa menolak, meski yang ikut kesana hanya Kesha dan Jean, tentu saja. Ditemani oleh Azril sebagai sopir, dan juga dirinya dan Areta. Yang lain tidak ikut karena rencananya mereka akan pergi ke Namsan Tower nanti malam sebagai penutup acara jalan-jalan mereka.

Daffa dan Areta baru akan keluar kamar setelah Isma masuk lebih dulu. Guna menjaga kedua cucu nya yang masih tepar karena lelah berenang di malam sebelumnya.

"Adeknya jangan diturutin semua maunya, le. Nanti boros banget belanjanya." Isma pun mewanti-wanti, takut anak sulungnya mengeluarkan banyak uang hanya untuk membelikan barang yang Kesha mau.

"Iya, Buk. Daffa ngerti, lah."

"Papa?"

Daffa menoleh kearah ranjang, disana Zeela tampak baru bangun dan merentangkan tangannya lemas tanda minta digendong. Daffa mendekat, lantas meraup tubuh anaknya untuk ia gendong.

"Uluh, uluh, udah bangun anak cantiknya Papa." Daffa cium pipi sang anak beberapa kali. "Pusing enggak?"

"Enggak." Zeela menggeleng lemah. "Papa sama Mama pau kemana?"

Areta ikut mendekat dan mengusap punggung sang anak. "Mama sama Papa nemenin Tante Kesha dan Tante Jean dulu sebentar, ya. Mau beli sesuatu. Habis itu langsung pulang, kok."

"Adek mau ikut." Rajuk Zeela. Semakin erat memeluk leher ayahnya.

"Adek belum mandi, ih. Nanti Mas Bintang sendirian kalau Adek ikut. Cuma sebentar, kok. Nanti pulangnya Mama beliin kue sama es krim. Mau?"

"Zeela sama Uti, ya? Main sama yang lain, soalnya Malik sama Misel aja juga nggak ikut." Daffa turut berujar.

"Tapi jangan lama-lama, Adek mau main kuda-kudaan sama Papa soalnya."

Daffa terkekeh gemas. "Siap, Tuan Putri. Nanti main kuda-kudaan. Zeela yang jadi kudanya Papa yang naik, ya?"

"Bukan, Papa. Kebalik. Papa yang jadi kuda aku yang naik diatasnya." Zeela pun lantas mengoreksi. Membuat Areta dan Isma tertawa akam candaan itu. "Nanti kalau aku yang jadi kuda punggungku patah. Kan Papa badannya besaaaarrrr! Aku keciiiillll."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang