32

128 12 7
                                    

32| Ngidamnya Nonton Jathilan

———

Ketika baru pulang dari kampus, saat itu lagi hujan sedang. Tidak yang deras banget, tapi kalau tidak pakai mantol ya pasti akan tetap basah. Walau lagi, basahnya tidak yang akan basah klebes. Karena tak ingin memancing kemarahan suaminya, Areta tetap mengenakan mantol dengan proper.

Sampai rumah, ternyata motor milik suaminya ada di rumah. Jelas, karena hari ini Daffa tidak berangkat ke kantor karena hari Sabtu. Lalu kenapa Areta berangkat ke kampus? Jawabannya adalah dia mengajar kelas karyawan yang mana jadwal masuknya adalah di hari weekend.

Selain motor Daffa yang terparkir apik di depan rumah, ternyata ada orang yang tengah mengetuk pintu jati yang tertutup rapat itu.

"Kulanuwun." Ucap si tamu pria itu.

(Permisi).

Pria itu menoleh ke samping begitu mendengar deru mesin sepeda motor miliknya. Lalu tersenyum kecil dan menundukkan kepalanya sedikit. Areta balas senyum, tapi tidak langsung mendekat karena perlu melepaskan mantol dari tubuhnya.

"Cari siapa, ya, Mas?" Tanya Areta begitu sudah mulai berjalan ke arah teras.

"Badhe ketemu Daffa, Mbak. Ajeng matur hal penting."

(Mau ketemu Daffa, Mbak. Mau ngomongin hal penting).

Areta tidak begitu paham sih, walau sudah lewat beberapa bulan setelah Areta minta Daffa diajarkan bahasa jawa. Soalnya ya dia juga sibuk dengan kerjaannya.

"Cari Daffa, ya?" Areta memberanikan menebak.

"Enggih."

(Iya).

Areta paham, lantas dia membuka pintu yang sebenarnya tidak dikunci itu. Mempersilahkan masuk tamu tersebut sementara dia mencari keberadaan Daffa. Di dapur tidak ada, Areta langsung masuk ke kamar. Yang ternyata, orangnya lagi enak-enak ngelempus, alias molor.

Areta meletakkan sejenak tas ransel di atas meja kerjanya, lantas duduk di tepian ranjang dengan perlahan dan membangunkan suaminya.

"Daf, ada tamu itu nyariin kamu."

"..."

"Sayang."

"Mmh..."

"Bangun, ada tamu itu nyariin kamu. Orangnya nunggu di ruang tamu."

"Siapa?" Tanya Daffa dengan suara beratnya.

"Nggak tau aku. Makanya ditemui dulu itu, kayaknya mau ngomongin hal penting."

"Hahhh." Daffa bangun, tapi matanya sayu banget. Areta tersenyum sambil mengecup dahi suaminya, membuat Daffa lantas membuka lebar matanya lalu tersenyum manis. "Kamu baru pulang?"

"Iya. Udah, cuci muka habis itu tamunya ditemui. Nggak enak kalau nunggu kelamaan."

"Adek nakal nggak tadi?" Daffa bertanya seraya mengelus perut Areta yang sudah membulat. Usianya sudah tujuh bulan.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang