09

140 11 0
                                    

09| The Best Day Of Us

———

Akhirnya, pada hari inilah Areta dan Daffa akan melangsungkan akad pernikahan. Segala cerita yang mulai dirajut sejak empat tahun yang lalu, mau itu senang ataupun sedih, akhirnya akan berakhir di hari ini. Sebelum nantinya, mereka akan memulai kisah baru lagi dengan status yang sudah berbeda. Suami dan istri.

Suasana venue sudah ramai akan tamu undangan, yang duduk di meja melingkar yang sudah disediakan oleh pihak acara. Menunggu sesi akad yang sebentar lagi akan dimulai. Daffa sudah duduk dalam kondisi tegang di kursi yang memang disediakan khusus untuk sesi akad pernikahan, tepat di depan panggung resepsi. Di depannya sudah ada calon Ayah mertuanya — yang berarti itu Ayahnya Areta alias Jaehyun — yang nantinya akan menjadi pihak yang akan menjabat tangannya saat dirinya akan mengucap ijab qobul. Tentu, Jaehyun juga didampingi oleh seorang penghulu. Namun, walaupun seperti itu, ketegangan Daffa malah tambah menjadi-jadi.

Disaat Daffa diselimuti dengan rasa tegang dan gugup, sang Master of Ceremony tengah melakukan tugasnya. Master of Ceremony yang datang dari pihak EO. Berkali-kali Daffa mengulum bibir, tangannya keringat dingin, takut kalau-kalau dia gagal mengucap kalimat ijab qobul dalam sekali tarikan nafas.

Disisi kanan meja, ada Bapaknya yang seakan paham akan perasaannya. Sedikit mendekatkan kepalanya pada anak cowoknya lalu berbisik, "Nggak usah tegang kaya kuwe. Bismillah, minta dilancarkan sama Gusti Allah."

(Kayak gitu).

Daffa mengangguk kecil. Lalu dalam hati malah sibuk latihan mengucap ijab qobul agar nantinya tidak salah dan bisa lancar jaya. Yang tanpa disadarinya, Jaehyun tengah menahan kekehan geli melihat kelakuan Daffa yang seperti itu.

Sementara itu, sambil menunggu namanya disebut dan dirinya diminta keluar dari ruangan, Areta yang ditemani oleh Bundanya pun juga sama gugupnya. Risau, selain gugup akan acaranya, dia juga risau karena sumpah — perutnya bahkan sudah terasa nyeri sejak bangun pagi tadi. Benar-benar menyiksa, sampai-sampai Azril rela membelikannya sebuah menstrucare di supermarket agar bisa Areta pakai selama acara. Menstrucare ini sama seperti hot pack, hanya saja yang ini dengan tipe yang bisa ditempelkan di kulit.

Areta sudah siap dengan kebaya akad berwarna putih bersih. Kesannya modern, dan elegan. Rambutnya di styling cantik, dan dihiasi dengan veil transparan. Riasannya pun juga tak kalah cantik. Agak berat sih di wajah, karena memang super tebal, tapi ya memang seperti ini karena acara juga sampai nanti siang bahkan bisa jadi sore.

"Kakak, relax. Jangan terlalu tegang. Nggak usah overthinking, mending berdoa aja. Udah pakai menstrucare pasti nggak akan kenapa-napa."

"Sekarang masih nggak papa, tapi nanti kalau mulai kumat gimana, Bunda?"

"Ya nanti kalau udah mulai nyeri lagi, obatnya diminum lagi. Nggak papa." Tenang Feira kepada anak perempuannya.

"Huft."

Saat ini tengah acara tengah sampai pada pembacaan ayat suci Al-Quran, yang tak lama, dari tempat dimana Areta bersama sang Bunda menunggu, sudah terdengar dimana MC yang mengatakan bahwa acara ijab qobul akan segera dilaksanakan.

"Hadirin yang kami hormati, tiba saatnya pada acara yang ditunggu yaitu prosesi akad nikah yang akan dipandu oleh Bapak Agus dari Kantor Urusan Agama. Yang nantinya akan memandu jalannya prosesi akad, dimana Bapak Jaehyun selaku ayah kandung dari mempelai wanita yang akan menjabat tangan mempelai pria."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang