37

122 14 3
                                    

37| Daffa's Soft-side

———

Areta tengah bersiap untuk menghadiri virtual meeting sidang skripsi salah satu mahasiswa bimbingannya, yaitu mengganti bajunya dengan kemeja yang lebih formal juga menata rambutnya agar terlihat rapi. Meski di rumah, dirinya tetap harus bersikap profesional sebagai tenaga pendidik.

Suaminya tengah beristirahat, biarkan saja memulihkan kondisi agar kesehatannya lekas membaik. Dan untuk karena itu, Areta berniat untuk melakukan zoom meeting di kamar orang tuanya. Namun, saat ingin meninggalkan kamar suara Daffa menginterupsinya.

"Areta."

Wanita itu menoleh ke belakang, lantas berbalik arah untuk mengecek suhu tubuh Daffa. Masih sama, panas.

"Panasnya belum turun." Gumam Areta. "Masih pusing?"

Cowok itu hanya berdeham lirih. Yang mana diikuti gerakan kepalanya yang ia angkat agar bisa diletakkan di atas paha istrinya.

"Mau kemana?"

"Zoom meeting, aku kerja sebentar, ya. Mahasiswa ku kan ada sidang skripsi siang ini." Ucap Areta seraya mengelus kepala Daffa.

"Kepalaku pusing."

"Yaudah, tiduran lagi aja."

"Ditemenin kamu, Sayang." Katanya. "Pengen dielus kepalanya."

Areta menghela nafas. Bukannya tidak mau, dia hanya heran saja. Untuk sakitnya kali ini, Daffa benar-benar berubah jadi lebih manja. Tidak mau ditinggal barang sebentar saja. Tadi saja Areta baru bisa lepas dari genggaman Daffa ketika suaminya itu benar-benar sudah pulas tertidur.

"Akunya kerja, Daf."

"Iya, kerjanya di sini aja."

Areta melirik jam dinding yang menempel, sudah jam setengah satu. Tiga puluh menit lagi dan seharusnya dia masuk ruang meeting tidak di waktu-waktu mepet. Alhasil wanita itu mengalah, memilih menuruti kemauan sang suami yang tumben sekali manja banget.

"Yaudah, bentar aku ambil laptop dulu di kamar Bunda. Udah aku tata disana soalnya."

"Laptopnya siapa? Kamu kan nggak bawa laptop." Tanya Daffa, seraya memindahkan kembali kepalanya ke atas bantal.

"Kamu. Mau izin tadi kamunya lagi bobo. Hehe. Pinjem, ya?"

Daffa terkekeh pelan dan mengangguk.

"Okay, wait a minute aku keluar dulu."

Daffa mengelus punggung tangan istrinya untuk dicium, lalu membiarkan Areta keluar kamar sejenak mengambil perlengkapan yang diperlukan sebagai dosen pembimbing dalam sidang skripsi.

Di luar kamar, Areta menjumpai Bundanya sedang menonton televisi sendirian. Azril sedang keluar menjemput Jean pulang sekolah sejak tadi jam sebelas sampai sekarang belum pulang-pulang. Katanya Jean mengajak main timezone di swalayan.

"Udah mau mulai, Kak?"

"Iya. Daffa bangun, minta ditemenin anaknya. Jadi aku nggak jadi zoom meeting di kamar Bunda."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang