26

160 12 1
                                    

26| United Again

———

Pada akhirnya, hari yang Areta tunggu-tunggu tiba juga. Siang nanti setelah ba'da dzuhur dirinya bersama sang Ayah akan pergi ke Purwokerto naik motor. Areta akan benar-benar meninggalkan kota kelahirannya dan ikut tinggal di kota lain ikut sang suami. Sejak pagi tadi, dirinya dibantu oleh adik dan Ayahnya membawa semua barang bawaan untuk disiapkan di ruang tamu. Seperti meja kerja — berukuran sedang mengingat kamar Daffa di Purwokerto tidak begitu luas — yang sebenarnya ia beli secara dadakan di toko mebel. Tiga figura pernikahan dan prewedding nya bersama Daffa. Tas besar berisi bed cover berjumlah dua — ini Areta bawa soalnya mengingat kulit suaminya tergolong cukup sensitif jadi perlu prepare cadangan bed cover. Ada juga kardus berisi sepatu, sandal, dan high heels yang jumlahnya lebih dari satu pasang.

Koper berisi baju-baju pribadinya, barang-barang penting yang harus dibawa, termasuk koleksi tas dan slingbag semua sudah Areta persiapkan dengan baik dan rapi. Semuanya ditaruh di ruang tamu agar nanti ketika mobil pick up sewaan sudah datang, akan lebih mudah dan cepat barang itu diangkut dan ditaruh di atas mobil tersebut.

Areta baru saja turun dari lantai atas ketika berpapasan dengan si kecil Jean yang ingin naik ke lantai atas.

"Halo, Kak Reta!" Sapa bocah itu riang.

"Mau kemana kamu?" Areta menunduk di tengah-tengah tangga, sementara Jean mendongak menatap wajah kakaknya.

"Mau ke kamar Abang."

"Mau ngapain? Kan Abang di bawah."

"Jean disuruh ambil kunci motor, Kakak. Jean mau diajak jajan es krim sama Abang naik motor."

"Gila!" Umpat Areta pelan yang hanya bisa ia dengar sendiri. "Pakai motornya Kak Reta aja, ya? Nanti Jean bisa berdiri di depan."

"Nggak mau! Orang Jean mau naik motornya Abang Ajil. Misi... Jean mau lewat dulu, hush hush."

Areta kembali menegakkan badannya, menatap tubuh mungil Jean yang berjalan melaluinya lalu menghilang di balik pintu kamar Azril. Areta geleng-geleng kepala, lantas kembali turun untuk menemui adik laki-lakinya yang ternyata sedang berdiri depan teras bersama dengan Ayah.

"Heh, masa Jean mau lo ajak naik motor lo, sih?" Ucap Areta langsung.

"Jean yang minta, nyet! Udah gue saranin naik motor lo nggak mau malah ngambek." Jawab Azril.

"Ya tapi kan bahayaaaa. Motor lo aja motor cowok gitu. Mau ditaruh dimana anaknya."

"Di depan bisa, Kak." Jaehyun menjawab santai, tumben banget. Soalnya bapak satu itu biasanya cukup sensitif kalau sudah bicara tentang keselamatan berkendara. "Atau sama Kakak sana. Jean dipegangin Kakak di belakang."

"Ho.oh. Lo ikut aja ayo. Sekalian beli jajan juga buat nanti perjalanan. Kayak roti-roti sama minuman gitu." Saran Azril.

"Lo kuat nggak tapi, ngeri gue dibonceng sama lo naik motor begituan. Nyampe nggak tuh kaki buat napak tanah."

"GUE LEBIH TINGGI DARIPADA AYAH, YA?! DAN, GUE COWOK KUAT!"

"Ya Ayahnya nggak usah diledek gitu, Bang." Jaehyun merespon masam.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang