꧁ 25| Unexpected Surprise ꧂
———
Ternyata, urusan pindah homebase Areta dari perguruan tinggi swasta yang di Jakarta ke perguruan tinggi swasta di Purwokerto berjalan cukup lancar. Setelah bersabar selama bertahun-tahun menyelesaikan masa kontrak, berbulan-bulan memenuhi syarat untuk mutasi, tiga bulan setelah surat lolos butuh itu terbit, Areta sudah bisa pindah ke perguruan tinggi swasta lainnya yang ada di Purwokerto. Prosesnya terbilang cepat setelah keluarnya surat lolos butuh dari perguruan tinggi asal. Karena perguruan tinggi tujuan di Purwokerto langsung sat-set-sat-set mengurus segala sesuatunya dengan baik. Hingga kini, Areta sudah resmi mengundurkan diri dari universitas tempatnya bekerja di Jakarta — sebetulnya kalau mengundurkan diri sudah sejak tiga bulan lalu, sih, setelah surat lolos butuh sudah ia terima — dan siap untuk pergi ke Purwokerto untuk ikut tinggal bersama sang suami.
Just for information, di Purwokerto Areta akan bekerja sebagai dosen di salah satu Universitas — juga swasta — Jendral Soedirman, yang dimana universitas tersebut masuk dalam daftar kampus yang direkomendasikan oleh pihak kampus tempatnya bekerja sebelumnya. Entah seberapa jauh jarak dari rumahnya Daffa ke universitas, tapi kayaknya tidak akan jauh banget karena dalam proses pemilihan universitas barunya itu sang suami kebetulan juga turut memberi saran. Sebenarnya ada satu universitas lain yang menurut Areta dan Daffa lebih bagus popularitasnya, pun jaraknya yang cukup dekat dengan rumah Daffa, tapi karena satu alasan, Areta tidak bisa bekerja disana. Yup, harus berhijab. Sementara Areta tidak — atau mungkin belum — berhijab.
Sore ini, Areta baru saja pulang dari acara makan-makan bersama rekan dosen kampus lamanya. Seluruh dosen dari satu program studi yang sama, juga beberapa dosen dari fakultas yang sama yang memang dekat, mereka mengagendakan acara perpisahan sebelum Areta benar-benar tidak lagi datang ke kampus dan pindah ke kota lain. Ditambah satu lagi, Gibran. Cowok itu juga ternyata ikut acara itu meski fakultas mereka mengajar juga berbeda.
"Makasih ya, Mas Gib. Udah repot-repot nganterin saya."
Iya, lagi-lagi Gibran memang mengantar Areta pulang. Hal itu dikarenakan motor Areta lagi di servis oleh Azril, karena beberapa hari ke depan harus dibawa motoran jauh ke Purwokerto.
"Sama-sama." Balas Gibran seraya memasang senyum manis. "Nggak kerasa, ya, waktu cepet banget berlalu."
"Nggak juga, sih, Mas. Malah saya ngerasanya lama banget."
"Soalnya kamu ada yang dikangenin setiap hari tapi nggak bisa ketemu." Jawab Gibran.
"Kayaknya sih gitu. Hehe."
"Congrats, ya. Akhirnya bisa lancar proses mutasinya."
Areta hanya meringis lalu mengangguk.
"Saya juga mau bilang makasih dan maaf ke kamu. Makasih karena udah mau jadi teman saya. Meski kamu tau kalau saya kadang suka kelewatan dalam bertindak, dan itu karena perasaan saya ke kamu yang lebih dari sekadar teman. Maaf kalau bikin kamu nggak nyaman, dan mungkin menimbulkan salah paham antara kamu dan suami kamu."
"Mas Gibran tuh baik, saya juga senang bisa jadi teman Mas Gibran selama bekerja di kampus. Makasih juga udah mau jadi teman saya dan selalu bantuin saya. Mulai dari awal ketemu di aula kampus, yang dimana Mas Gibran disana bikin saya nyaman karena posisi saya masih dosen baru, sampai sekarang. Makasih atas semua bantuannya. Saya juga minta maaf kalau kata-kata saya mungkin pernah menyinggung Mas Gib, atau mungkin suami saya... Daffa. Maafin dia juga ya, soalnya kalau dia lagi cemburu emang kayak gitu. Kata-katanya jahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦
Romance-'𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 '𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮' ⚠︎[Mature Content]⚠︎ *** "𝐌𝐚𝐚𝐟..." "𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚, 𝐃𝐚𝐟?" "𝐀𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐦𝐮... 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚�...