12

159 12 5
                                    

12| The Best Night Ever

———

⚠︎ warning; mature ⚠︎

Hidup pasca menikah mungkin belum begitu Areta rasakan perbedaannya. Perbedaan sebelum dan sesudah menikah masih terasa sama saja. Bedanya mungkin ketika tidur, tidak lagi sendirian tapi ada orang lain yang bisa dipeluk. Itu mungkin karena di sekelilingnya masih ada orang tua yang bisa membantunya dalam mengurus segala sesuatunya — misal masak sarapan, mengurus segala pekerjaan rumah selama ia bekerja, masih ada Bundanya yang turut membantu karena belum balik ke Semarang — makanya, ketika sudah saatnya orang tuanya kembali ke tanah rantau, Areta sedikit merasa tidak rela, juga takut.

Areta sendiri tidak tahu sebab rasa takut yang sedikit hinggap dalam dirinya, hanya saja, rasanya dia masih butuh bimbingan dari kedua orang tuanya dengan status barunya sebagai seorang istri.

Satu hari sebelum Ayah dan Bundanya pulang ke Semarang, Areta meminta untuk kembali mengagendakan quality time bersama. Sangat sadar, tindakannya ini mungkin bisa dikatakan sangat kekanak-kanakan, juga sangat manja, tapi memang begitu kan tipikal seorang Areta. Meskipun gadis itu merupakan anak pertama, pun juga sudah menikah.

Tepatnya pada Kamis malam, dengan Jaehyun yang lagi-lagi menjadi sopir untuk orang-orang tersayangnya, mereka semua melenggang pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Nonton bersama, shopping, juga makan malam. Dan karena tidak ada film yang bisa ditonton oleh anak bayi seperti Jean, makanya Jaehyun mengalah tidak ikut masuk ke studio demi menemani anak terakhirnya bermain di area timezone. Selama dua jam, sampai akhirnya anggota keluarganya menyusulnya di area bermain anak-anak itu.

"Seru filmnya?" Tanya Jaehyun.

"Aslinya biasa aja. Cuma karena nontonnya bareng-bareng jadinya seru." Areta membalas dengan senyum mengembang. "Harusnya tadi Ayah ikut."

"Kalau Ayah ikut Jean sama siapa, dong?"

"Kak Leta tadi Jean naik mobil telus putal-putal. Tapi ndak pusing, Jean suka. Telus Yayah foto-foto Jean."

Si kecil Jean bercerita dengan sangat antusias.

"Seru banget kayaknya." Balas Azril.

"Hu.um, selu banget!!" Jean menjawab cepat. "Halusnya tadi Kak Ajil ikut Jean sama Yayah aja. Bisa naik mobil putal-putal."

"Mau kemana sekarang?"

"Makan malam aja. Anak-anak belum makan malam." Feira yang menjawab.

"Yaudah. Ayo cari food court."

Menggandeng lengan Daffa, Areta mengikuti langkah kaki orang tuanya untuk pergi menuju food court.

"Kamu kok diem terus, sih?" Ujar Areta.

"Diem gimana?"

"Ya diem. Nggak banyak omong kayak kalau kita jalan berdua aja."

Daffa terkekeh kecil. "Perasaan kamu aja kali." Jawabnya. "Dari tadi aku ngobrol sama Azril."

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang