45

178 12 5
                                    

45| A Sudden Decease

———

Alvarendra Cakra Bintang Abimanyu.

Tiga nama yang Daffa berikan untuk putra kecilnya tentu sudah ia research terlebih dahulu. Sebelum memutuskan, banyak sekali pilihan nama yang tidak kalah bagus baik nama ataupun artinya. Namun, pilihannya jatuh pada Cakra Bintang Abimanyu.

Cakra; yang melindungi. Bintang; Daffa ingin anaknya akan bersinar layaknya bintang suatu saat nanti. Lalu Abimanyu; jelas itu karena nama keluarganya. Abimanyu sendiri berarti pahlawan yang pemberani. Jadi, dari tiga nama yang ia berikan sudah jelas adalah doanya untuk putra kecilnya.

Lalu nama Alvarendra yang Areta berikan, katanya, istrinya Daffa itu nyolong nama dari aplikasi TikTok saat iseng scrolling dan muncul randomly inspirasi nama bayi. Alvarendra berarti 'beruntung', 'berhati mulia', dan 'cerdas'. Areta ingin, suatu saat nanti anaknya akan jadi anak yang bisa bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya, beruntung dalam hal apapun yang baik, juga jadi anak yang cerdas.

Sekarang, bayi mungil yang berusia belum genap satu hari itu tengah menjadi objek favorit bagi orang-orang yang ada di ruang perawatan Areta pasca persalinan. Begitu perawat mengantarkan bayi itu ke ruangan, mulai dari Feira, Isma, Jaehyun, dan Dimas sudah rebutan ingin merasakan menggendong cucu pertama mereka. Bahkan Daffa dan Areta saja sampai rela mengalah. Beda lagi dengan Jean yang cuma bisa sesekali menusuk-nusuk pelan pipi dan tangan si kecil karena mungkin merasa gemas dan penasaran.

"Rupane si nurun bapak ne kabehane mbok. Ming bibire thok sing nurun ibune. Tipis." Celetuk Dimas, bapaknya Daffa itu sedang menggendong cucunya.

(Wajahnya nurun bapaknya semua ini. Cuma bibirnya aja yang nurun dari ibunya).

"Adek persis aku katanya, kamu cuma setor bibir aja." Ujar Daffa pada Areta.

"Nggak adil." Balas Areta. "Masa aku yang hamil sembilan bulan tapi cuma bibirnya Adek yang nurun dari aku."

Daffa terkekeh geli sambil mengecup singkat pucuk kepala istrinya.

"Padahal bibirnya Daffa juga nggak tebal." Ujar Jaehyun.

Areta semakin merengut.

"Ngganteng nemen kiyeee putuku lanang. Wis kaya bule mbok."

(Ganteng banget iniiii cucu cowokku. Dah kayak bule).

"Bule Jawa persis bapaknya." Feira menanggapi candaan itu.

Daffa membiarkan para kakek dan nenek baru itu bersenang-senang dengan cucu baru mereka. Sementara dia memilih duduk manis di samping istrinya di tepian ranjang. Sama-sama bersandar ke hospital bed yang di-setting agak tegak.

"ASI nya udah mau keluar belum?" Daffa bertanya pelan pada istrinya.

"Udah. Tapi masih belum banyak."

"Nggak papa—"

Tok tok tok

Tak lama pintu kamar terbuka, dan menampilkan sosok Azril datang bersama Anggit, tunangannya.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang