42

123 12 3
                                    

42| Pengrawit Ganteng

———

"Istri anda mengalami abruptio plasenta. Abruptio plasenta adalah kondisi ketika terjadinya pemisahan antara plasenta dari lapisan uterus. Plasenta adalah bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi. Plasenta berfungsi mentransfer oksigen dan nutrisi pada bayi. Ketika plasenta terpisah dari lapisan uterus sebelum persalinan, ini dapat mengganggu jalannya transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi.

Ketika dokter menjelaskan tentang kondisi terkini yang dialami Areta, respon Daffa adalah linglung. Hanya karena satu kecerobohan, kondisi kehamilan yang tadinya sehat dan baik-baik saja bisa berbanding terbalik hanya dalam hitungan jam. Rasanya kalut, dan Daffa merasa bersalah karena tak bisa menjaga kondisi istrinya dengan baik. Daffa merasa gagal jadi suami siaga.

Ada dua tipe dari jenis komplikasi ini, pertama; abruptio plasenta parsial. Kedua; abruptio plasenta total.

Dua-duanya memang berbahaya, namun untuk parsial perawatannya sedikit lebih mudah dan ringan. Hanya dengan istirahat total dan jangan melakukan kegiatan apapun yang berat, maka kondisi baik ibu atau bayinya tidak akan memburuk. Disertai pemantauan secara ketat terhadap kondisi janin. Berbeda dengan kondisi abruptio plasenta total, maka mau tidak mau ibu harus segera melakukan operasi caesar atau persalinan normal tergantung pada kondisi janinnya.

Untungnya, Areta mengalami komplikasi yang tipe parsial. Walau tetap saja, tidak lantas membuat Daffa tenang dan lega seratus persen. Salah satu faktor risiko yang membuat ibu bisa mengalami komplikasi itu adalah adanya trauma berat pada area perut, dan Areta memang pernah mengalaminya. Trauma benda tumpul sekitar enam tahun yang lalu, tepat ketika Tara dulu menyelamatkan wanita itu dari kecelakaan di depan kafe tempat dirinya bekerja. Dokter bilang, karena faktor itulah hal-hal seperti ini lebih gampang terjadi. Karena memang sudah ada faktor yang membuat Areta rentan mengalami komplikasi kehamilan di trimester ketiga ini walau hanya dengan tekanan ringan di area perut.

Mulai dari USG hingga tes darah sudah Areta lalui. Sejauh ini, hanya komplikasi itu yang Areta alami. Daffa berharap kalau kondisi istrinya tidak akan semakin parah. Dan dokter menyarankan agar tidak terlalu panik meski rasa waspada juga tidak boleh diabaikan.

Informasi ini sudah Daffa kabarkan kepada dua belah pihak keluarga. Baik itu keluarganya maupun keluarga istrinya. Yang jelas, semua panik dan khawatir. Terutama ayah dan bundanya yang berada di Semarang. Ibu mertuanya sempat bertanya, apakah perlu mereka datang ke Purwokerto? Yang Daffa balas tidak perlu kalau memang keadaannya tidak memungkinkan. Areta hanya semalam saja berada di rumah sakit, besok sudah boleh rawat jalan di rumah, dan juga Ibuk sama Bapak akan segera pulang ke Purwokerto dari Jogja esok hari.

Daffa hanya minta doanya saja, supaya kondisi Areta akan segera pulih.

Sekarang, dirinya baru berjalan di lorong rumah sakit setelah selesai berkonsultasi dengan dokter. Menuju ruangan istrinya yang malah dihadapkan pada Kesha yang duduk menunduk di depan kamar inap Areta.

"Kesha?"

Adiknya itu menoleh. Lalu berdiri dan menatap kakaknya takut-takut.

"Kondisi Mbak Areta gimana, Mas?"

"Pakde mana?" Daffa malah menanyakan hal lain. Wajahnya yang datar membuat nyali Kesha semakin ciut.

"Lagi ke toilet. Itu."

Bapak dari Zahra itu terlihat berjalan mendekat kearah mereka.

"Dokter bilang apa, Daf?"

Daffa pun menjelaskan secara rinci bagaimana kondisi istrinya. Menyebabkan dua orang yang mendengarkan hal itu turut iba dan prihatin. Apalagi Kesha, karena keegoisannya, kakak iparnya mengalami hal seperti ini.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang