21

106 10 0
                                    

21| Good News That Brings Her Down

———

Setelan kemeja berwarna hitam juga celana bahan panjang yang juga berwarna hitam sudah melekat indah di tubuh seorang pria yang kini sedang sibuk berjalan kesana-kemari sambil mencomot sepotong bakwan di mulutnya. Lengan kemejanya masih digulung sebatas siku, karena takut menjadi kotor sebelum acara pentingnya dimulai. Setelah berjalan dengan tergesa mengambil sepatu pdh nya di kamar, Daffa pun segera melepas sandal jepitnya dan menggantinya dengan sepatu yang ia bawa.

Benar, pria yang dibicarakan sekarang ini adalah Adrian Daffa Abimanyu.

Hari ini agak hectic, karena seluruh karyawan kantor yang bertugas sebagai event organizer harus menghadiri sebuah acara pernikahan selagi juga bekerja sama melancarkan acara. Sekarang bahkan masih jam enam, tapi memang selalu begitu setiap ada acara seperti ini berangkat kantor selalu di pagi-pagi buta. Padahal sekarang adalah hari sabtu. Yang seharusnya, ini merupakan hari Daffa libur bekerja.

By the way, kalau kalian berpikir itu adalah pernikahannya Chandra dan Kiya, maka kalian salah. Pernikahan sahabatnya itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan yang lalu. Dan sekarang, Kiya yang tadinya masih tinggal di Sleman pun sudah ikut Chandra ke Purwokerto.

"Sarapan dulu, Daf."

"Iya, Buk."

Daffa masih riweh di dalam kamar. Memasukkan tas kamera ke dalam tas lainnya lagi yang lebih besar. Sebelum benar-benar keluar kamar, Daffa berdiri menghadap pada kaca panjang yang menyatu dengan almari berbahan kayu jati miliknya.

"Daffa Abimanyu si pancen buagus nemen."

(Memang ganteng banget).

Mulutnya bersiul ria, tangannya sibuk menarik lengan baju yang sebelumnya masih tergulung menjadi benar dan mengaitkan benik pergelangan tangan. Lalu, jari-jarinya menarik laci meja yang ada di kamarnya untuk mengambil gelang yang merupakan hadiah ulang tahunnya dari istri tercinta. Gelang yang selalu Daffa simpan dengan baik.

Benar, kalau dulu Daffa memberikan hadiah jam tangan dengan merek Alexander Christie kepada istrinya, giliran pas dia ulang tahun, Areta memberikan hadiah gelang yang jelas merupakan gelang bermerek. Warnanya silver, mereknya Cartier. Dan saat Daffa iseng searching harga gelang itu, saat itu Daffa bahkan sampai tersedak makanan karena ia searching pas dia lagi makan malam. Hadiah itu dikirimkan dari toko online nya langsung, yang dibeli oleh Areta dengan atas nama dan alamat miliknya di Purwokerto. Tak tanggung-tanggung, dalam paket itu bahkan terdapat catatan romantis yang mungkin Areta request untuk dituliskan oleh si penjual. Intinya ucapan selamat ulang tahun.

Dan sebenarnya, gara-gara hadiah itu pula Daffa jadi agak marah sama istrinya itu. Bukannya tidak menghargai, tapi karena harganya yang mahal banget. Kayaknya bisa itu kalau mau digunakan untuk membeli rumah tingkat yang sudah full furnished. Daffa bilang kalau hadiahnya itu cukup berlebihan, dan ternyata omongannya membuat Areta sedikit sakit hati. Ada kali tiga harian mereka tidak saling chatting, tapi pada akhirnya Daffa yang lagi-lagi mengalah dan nge-chat duluan. Soalnya ya begitu-begitu, Areta tetap sudah berusaha untuk memberikan hadiah padanya. Daffa memaafkannya dengan satu syarat, kalau di tahun-tahun berikutnya dirinya tidak mau menerima hadiah yang harganya semahal itu.

"Wuishhh, guantengggg banget Mas ku, Buk." Celetuk Kesha begitu dia keluar dari kamar sambil membawa tas ranselnya.

"Apa baru sadar kalau Mas mu ini udah ganteng sejak lahir?"

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang