39

151 10 3
                                    

39| Ayam Nakal

———

⚠︎ warning; mature ⚠︎
—you can skip the mature part if you don't wanna read—

Kalau Azril sudah lebih dulu pulang ke Jakarta hari rabu kemarin, Daffa dan Areta masih ada di Semarang sampai hari ini — Jumat. Mereka memang niat pulang siang nanti naik kereta, sementara Ayah dan Bundanya bersama Jean akan ke Jakarta naik pesawat di malam harinya. Ayahnya tetap bekerja lebih dulu, hanya saja katanya tidak sampai full time, alias izin hingga setengah hari saja.

Sekarang masih subuh, untungnya sih kaki Daffa sudah lebih baik dari dua hari yang lalu. Ya tentunya setelah perjuangan panjang melawan rasa sakit ketika di pijat. Jadi cowok itu sudah bisa sholat secara berjamaah. Cuma berdua saja dengan istrinya di dalam kamar mereka.

Beda dari biasanya, Areta akan langsung pergi keluar kamar membantu sang bunda setelah selesai subuh, namun kali ini istri dari Daffa itu malah balik lagi menuju kasur dan merebahkan diri diatasnya. Membuat Daffa heran dan lekas menyusulnya.

"Tumben banget tidur lagi. Kenapa?" Tangan Daffa reflek menyentuh kening dan leher Areta. Takutnya kalau istrinya itu tidak enak badan atau semacamnya. Yang ternyata tidak.

"Nggak papa. Lagi males bangun pagi."

Daffa ikut merebahkan diri di samping Areta. Mencium pipi istrinya cepat sebelum akhirnya menjatuhkan kepalanya diatas bantal. Matanya sontak turut menutup. Tepat, karena dengan begitu Areta bisa dengan mudah melarikan jari-jari tangannya di titik-titik wajah tampan didepannya. Seakan sedang menikmati sentuhan lembut sang istri, Daffa tidak lekas membuka mata. Namun diganti dengan tarikan kedua sudut bibirnya keatas.

"The most handsome man I love. After my dad, of course."

Daffa raih jemari sang istri lalu membuka matanya. Berganti posisi miring menghadap pada Areta dan mempersempit jarak antara wajah satu sama lain. Hingga terasa masing-masing hembusan nafas yang keluar.

"The most beautiful woman I love. After my mother, of course."

Areta tertawa pelan mendengar balasan Daffa.

"My princess, Princess Areta."

Yang tanpa Daffa duga, kalau Areta malah membalasnya dengan sebuah cuplikan lirik lagu.

That I'm not a princess, this ain't a fairy tale
I'm not the one you'll sweep off her feet
Lead her up the stairwell

This ain't Hollywood, this is a small town
I was a dreamer before you went and let me down

"Kenapa ya, suaramu itu cempreng tapi enak di dengar." Daffa memotong nyanyian istrinya.

"Karena emang aku punya suara yang bagus kali?" Jawab Areta pede.

"Puedeenyaaa..." Areta hanya tertawa saja. "Lagunya siapa? Kayaknya artinya bagus ada princess-princess nya."

"Mbak Taylor." Areta nyengir lebar. "But for the meaning behind the song I think it's a little bit sad."

"Sad?" Areta mengangguk. "Why?" Imbuh Daffa.

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang