52

117 11 4
                                    

52| A Day With Papa

———

Di jadwal mengajarnya di jam terakhir hari ini, Areta kedapatan mengajar mahasiswa semester satu. Lumayan santai, karena materinya juga tergolong ringan dan masih dasar banget. Pembelajaran basic grammar yang mana masih mempelajari tentang present tense yang dimulai dari simple present, present continuous, present perfect, dan present perfect continuous. Bagi Areta yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam mempelajari grammar bahasa Inggris, jelas itu material yang mudah.

Namun demikian, daya tangkap setiap individu dalam menangkap sebuah materi baru sudah dipastikan berbeda-beda. Termasuk para mahasiswa yang diajarnya saat ini.

"Okay, between simple present and present continuous tense dulu, siapa yang masih belum paham?" Tanya dosen cantik itu. Ia menatap mahasiswanya secara gamblang sambil berdiri di depan whiteboard sambil memegang spidol.

Tidak ada yang mengangkat tangan. Areta berasumsi kalau rata-rata sudah pada paham, atau kalau tidak mereka cukup malu untuk mengangkat tangan. Karena sebetulnya, dua tenses yang ia sebutkan tadi sudah mereka pelajari di pertemuan sebelumnya.

"Kalau tidak ada yang bertanya jadi saya anggap sudah paham,ya... present perfect. Siapa yang belum paham?" Areta melanjutkan. Kali ini, ada setidaknya sepuluh orang dari total lima puluh tiga mahasiswa di kelas ini. "Okay, masih cukup banyak, ya. So, I'll re-explain about present perfect sebelum kelas hari ini berakhir. Please pay your attention 'cause in the end of class I'll give you assignments."

Areta mulai menuliskan sesuatu di papan tulis. Walau dari tempatnya berdiri, samar-samar ia mendengar keluhan dari beberapa mahasiswanya.

"Let's see, kita perhatikan tenses nya dulu. Present perfect. Apa arti present?"

"Masa sekarang." Jawab salah satu mahasiswa yang duduk di barisan kedua dari depan.

"Betul. Present, sekarang. Kegiatannya terjadi di masa saat ini. Lalu, perfect? What's the meaning of perfect here?"

"Sempurna!" Mahasiswa cowok menjawab dengan lantang. Membuahkan tolehan kepala dari mahasiswa lainnya karena cowok itu duduk di paling belakang.

Areta sedikit tersenyum. "That's right. Sempurna. Artinya, tenses ini berfungsi untuk menyatakan sebuah kejadian yang baru saja terjadi di masa sekarang. Kalau seperti itu, kejadiannya sudah berlangsung atau belum?"

"Sudah."

"Sudah, Miss."

"Iya, sudah. Then, pay attention to the patterns. Pola kalimatnya dilihat. Yang membedakan dengan tenses sebelumnya adalah ada tambahan auxilary 'has or have' here. Karena seperti yang saya bilang tadi, setiap tenses yang ada kata 'perfect', pasti menggunakan verb ke...?" Areta menggantungkan kalimatnya. Sengaja, ingin mengetes para anak didiknya. "Ke berapa?"

"...Tiga, Miss."

"Yash. Verb atau kata kerja yang digunakan akan selalu dalam bentuk verb ketiga—"

Salah satu mahasiswa cewek ada yang mengangkat tangannya. "Kata kerja bentuk kedua kadang ada yang sama dengan yang bentuk ketiga. Gimana cara bedainnya, Miss?"

𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲; 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐇𝐢𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang