3

18.6K 1K 12
                                    

Usai menyantap hidangan utama, kini mereka berbincang hangat sambil menikmati dessert yang baru saja di sajikan. Tatapan mata Annara sesekali terarah pada Darren yang duduk di hadapannya. Pria itu tengah berbincang dengan ayahnya dan papa Annara mengenai bisnis.

Alis Annara sedikit terangkat, ia heran melihat laki-laki yang dulu freak- ah kalau kata anak jaman sekarang prik itu kini malah terlihat maskulin, dengan pembawaan yang tenang. Ditambah dengan cara bicaranya yang mencerminkan seseorang berpendidikan tinggi.

"Ganteng ya Darren?" Bisik Shinta, membuat Annara kaget.

"Apa sih ma. B aja." Gadis itu salah tingkah, ia merasa seperti tengah terpergok menatap pria tampan di depannya diam-diam.

Lagi pula pertanyaan mamanya itu sia-sia sekali. Annara jelas tau bagaimana ketampanan seorang Darrendra Devantara, si most wanted di SMA nya dulu. Laki-laki itu juga di gosipkan sebagai playboy yang mengencani banyak gadis sekaligus. Bahkan dulu ia hampir saja menjadi salah satu korbannya. Namun, untung saja Annara tidak tergoda dengan rayuan laki-laki itu.

"Restoran ini milik Anna. Ada satu lagi cabangnya, di kota ini juga. Dulu saat masih kuliah dia bekerja di perusahaan saya sebagai staff biasa, setelah lulus kuliah ternyata dia malah membuka usaha restoran sendiri dengan gaji yang dia tabung selama bekerja," ucap Tama bangga. Annara hanya diam, dan tersenyum saat kedua orang tua Darren melihatnya.

"Nak Darren pasti jauh lebih sukses ya?" Tanya Shinta antusias.

Denny tersenyum, "Darren baru pulang beberapa bulan yang lalu. Dulu dia kuliah di Jerman, setelah lulus saya mengirimnya ke Singapura untuk mengurus cabang perusahaan yang ada di sana. Dan sekarang dia kembali kesini, membantu saya di perusahaan pusat. Lagi pula bundanya itu terus merengek menyuruhnya pulang," katanya dengan kekehan di akhir.

Darren hanya diam menyimak, pria itu tetap mempertahankan sikapnya yang tenang dan cool sesekali melirik Annara tanpa di sadari gadis itu.

"Ekhm, boleh saya bicara berdua dengan Annara?"

Ucapan Darren itu mengalihkan perhatian semua orang, para orang tua tersenyum dan mengangguk sedangkan Annara melotot terkejut. Hanya Darrial yang tak menunjukkan ekspresi apapun.

***

Annara duduk dengan tenang di sofa yang ada di ruangannya, sedangkan Darren berjalan pelan mengamati setiap sudut ruang kerja Annara. Pria itu tersenyum saat melihat figura berisi foto kelulusan Annara saat SMA, lalu mengambilnya.

"Wah, ini Annara yang dulu nolak gue waktu SMA kan?" Katanya berjalan mendekati Annara.

"Sekarang malah sebentar lagi jadi istri gue," lanjutnya dengan kekehan.

Annara menoleh, merebut figura itu dari tangan Darren yang duduk di sampingnya dengan sentakan. Gadis itu meletakkan figura di meja, lalu kembali menatap Darren.

"Kenapa lo nggak nolak, hah!"

Darren terkekeh, "Apa alasan gue buat nolak?" Tanyanya santai.

"Y-ya harusnya lo nolak!! Masa cowok segant- ekhm, cowok sukses kayak lo mau mau aja di jodohin? Bukannya lo bisa milih sendiri cewek mana yang bisa lo pacarin atau nikahin?"

"Males gue," jawab Darren singkat.

Pria itu menyilangkan tangan di depan dada lalu bersandar di sofa dengan mata terpejam. Sedangkan Annara menahan kesal mendengar jawaban singkat pria itu.

"Jangan bilang, lo mau balas dendam sama gue karena dulu pernah gue tolak? Ngaku nggak lo!" Tuding Annara. Darren tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

ANNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang