Annara mengernyit saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan gedung pencakar langit yang sangat ia kenal.
"Kok kesini mas? Kamu ada kerjaan?" Annara bertanya pada Darren, yang hanya di jawab senyum tipis.
Pria itu turun lebih dulu, kemudian membukakan pintu mobil untuk istrinya. Ia meraih tangan Annara untuk di ajak keluar dengan lembut.
Keduanya berjalan beriringan memasuki gedung Denny Devantara Group, tempat Darren bekerja setiap harinya.
Apa pria itu akan bekerja? Tapi kantor sudah tutup, yang ada hanya security dan beberapa karyawan yang mungkin tengah lembur.
Annara menahan diri untuk tak lagi bertanya, meski ia heran lift yang mereka tempati terus naik melewati lantai ruangan Darren.
"Ayo, Ann." Darren menautkan kedua tangan mereka, lalu menaiki anak tangga satu persatu.
Sepertinya Annara mulai mengerti, Darren tengah mengajaknya menuju rooftop.
"Kalo lagi suntuk, aku biasanya di sini, Ann." Darren memberitahu, mengajak sang istri duduk di bangku yang biasa ia tempati.
Bibir Annara tertarik membentuk senyum tipis, merasakan hembusan angin malam yang dingin tapi menenangkan seraya menikmati kerlap kerlip lampu berbagai jenis bangunan di depannya.
"Katanya mau cerita?" Darren menyandarkan kepala Annara di pundaknya. "Aku dengerin. Tapi jangan lama-lama, aku laper."
Annara mencebik, dan menoel pinggang Darren dengan telunjuk.
"Nggak jadi," ucap Annara.
"Loh, kenapa?"
"Nggak aku ceritain kamu juga udah tau, kan?" Annara mendongak menatap Darren dengan mata memicing.
"Kok kamu tau kalo aku tau. Eh, gimana sih?" Darren menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Annara melingkarkan tangan di pinggang Darren dan menduselkan kepala, hingga pria itu merinding merasakan rambut Annara yang menggesek lehernya.
Sebenarnya Annara hanya asal bicara saja, karena yang ia lihat Darren sepertinya sudah tak kaget dengan apa yang di katakan Naraka dan seolah mengerti mengapa ia langsung bereaksi seperti tadi.
Namun ternyata, tebakannya benar. Darren memang sudah tau sisi gelap keluarganya.
"Sejak kapan kamu tau, mas?"
Darren terkekeh. Pandangannya lurus, melihat gemerlap pemandangan kota dengan tangan yang naik turun mengusap lengan atas istrinya secara teratur untuk menciptakan kehangatan.
"Kapan ya? Sejak persiapan pernikahan mungkin?"
Annara tersentak. "Selama itu? Tapi kenapa kamu tetap lanjutin pernikahan kita?"
Pertanyaan Annara terdengar aneh di telinga Darren. Ia menjauhkan badan Annara dari dirinya, lalu mengubah posisi duduk menjadi menyerong untuk melihat sang istri.
"Lalu? Apa masalahnya?" Tanya Darren dengan nada tak suka.
"Bukankah semua orang tua ingin anaknya menikah dengan perempuan baik-baik, mas? Perempuan yang berasal dari keluarga yang baik, dan orang tua yang memiliki track record yang baik?" Annara balik bertanya.
"Apa orang tua mu tau? Ah, sepertinya tidak." Gadis itu terkekeh miris.
"Kamu tau temanku yang bernama Rena kan? Sebelum menikah dengan Hans, dia dulu menjalin hubungan cukup lama dengan cowok bernama Gamma. Mereka sudah hampir menikah, tapi gagal karena orang tua Gamma tau kalau mamanya Rena sering selingkuh dan pergi ke club malam." Annara mulai bercerita, dengan tatapan lurus kedepan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANNARA
RomanceSejak mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakang ibunya, Annara tak lagi mempercayai pernikahan. Kekecewaan yang teramat besar membuatnya menganggap bahwa laki-laki dan cinta hanya akan membawanya pada penderitaan. Namun sayang...