61

6.3K 409 49
                                    

Derap langkah kaki yang saling bersahutan terdengar bersamaan dengan Keanu yang baru akan mendudukkan diri di kursi depan ruang rawat Annara.

"Ken, kamu disini? Darren mana."

Keanu mengulas senyum tipis sebelum menjawab pertanyaan Denny Devantara. Ia lebih dulu menyalim tangan pria paruh baya itu, tak lupa juga bunda Alya dan Darrial yang berdiri di belakang.

"Tante Alya, tolong jagain Anna ya di dalam. Ada yang mau saya bicarakan dengan om Den," pintanya yang langsung di angguki bunda Alya.

Sempat melirik ke dalam ruangan saat istrinya membuka pintu sebelum masuk, ayah Denny tak menemukan keberadaan Darren di sana. Untuk kedua kalinya, saat suster yang semula menjaga Annara keluar, ia kembali memastikan dan hasilnya tetap sama.

Darren tidak ada disana bersama Annara.

"Mari ikut ke ruangan saya saja, om." Keanu melirik Darrial. "Kamu mau ikut ayahmu atau temenin bundamu di dalam Rial? Jangan bengong disini."

Ayah Denny menepuk pundak putra si bungsu. "Sana masuk, temenin bunda sama mbak Anna aja. Biar ada yang di suruh-suruh," titahnya.

Sebenarnya Darrial mau ngereog, ia tidak terima dipersiapkan sebagai babu. Untungnya sebuah kartu berwarna hitam dari sang ayah yang lebih dulu mendarat di tangan, membuatnya langsung jinak.

"Sampai beli yang macem-macem, habis titidmu sama ayah!!" Ayah Denny memperingatkan sambil melirik bawah perut anaknya sebelum berlalu ke ruangan Keanu.

***

Pria paruh baya itu seperti kehabisan kata setelah mendengar penjelasan singkat dari Keanu mengenai permasalahan Darren dan Annara. Rasanya masih sulit di percaya, jika Darren bisa merencanakan hal senekat itu karena cintanya pada Annara yang ternyata jauh lebih dalam daripada perkiraannya.

Di satu sisi, sebagai seorang ayah ia bangga karena berhasil mendidik putra sulungnya itu menjadi pria yang sangat mencintai dan setia kepada pasangannya. Namun di sisi lain, ia juga tidak mau Darren menjadi pembunuh bagi keturunannya sendiri.

"Darren dimana Ken?" Ayah Denny bertanya seraya membuka botol air mineral pemberian Keanu.

"Ken sudah meminta Janu mengikuti Darren, om. Sepertinya dia memang butuh waktu sendiri."

Setelah minum dan berangsur tenang. Ayah Denny mengambil ponsel dan menelpon Janu untuk memastikan dimana keberadaan Darren.

"Gimana, om?" Keanu mengikuti ayah Denny yang berdiri.

"Mereka ada di markas, Ken. Habis ini kita susul kesana, tapi sebelum itu om mau menemui Annara dulu," ucap ayah Denny sambil berjalan menuju ruangan Annara bersama Keanu di belakangnya.

Ada perasaan kecewa yang terselip dalam hatinya setelah mendengar penjelasan Keanu mengenai tindakan diam-diam Annara yang meminum pil kontrasepsi, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak gegabah.

Ia yakin di balik itu menantunya pasti memiliki alasan tersendiri, dan kali ini ia berharap dapat mendengarnya secara langsung.

Namun tetap saja, dalam hatinya ayah Denny berharap, Annara bisa berubah pikiran agar Darren pun tidak nekat melakukan sesuatu yang nantinya akan menjadi penyesalan bagi mereka berdua.

"Saya tunggu di luar saja, om." Keanu berhenti  di depan ruang rawat Annara.

Meski keluarganya cukup dekat dengan keluarga Darren, tetapi Keanu sadar jika ia tetaplah orang luar yang tidak berhak mendengar atau ikut campur urusan keluarga mereka.

Sambil membuka pintu, ayah Denny merangkul pundak Keanu. "Kamu ikut ke dalam, Ken. Sebagai dokter yang akan menangani vasektomi Darren, sepertinya kamu juga perlu tau apakah prosedur itu juga di setujui oleh pihak istri atau tidak," ungkapnya.

ANNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang