"Sayang, emang boleh ya secantik itu?"
"Sayang jangan cantik-cantik, ish!!"
"Lipstiknya ketebelan. Kurangin!!"
"Sayang, nggak usah ke sana yah? Ujan loh, dingin."
Siapapun tolong ingatkan Annara untuk top up sabar besok, karena sepertinya malam ini kuota kesabarannya menghadapi Darrendra bucin Devantara sudah mulai menipis.
Ingin marah, tapi wajah suaminya itu terlalu kiyowo. Apalagi jika laki-laki itu sedang merengek dan bergelayut manja seperti saat ini.
"Diluar ujan loh Ann, dingin."
Darren menatap Annara dari cermin di depan mereka dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sang istri.
"Dingin-dingin gini enaknya nge- ahhhh!!"
Belum juga selesai bicara, dagu Darren di tarik Annara dengan gemas. Nyali laki-laki itu langsung menciut seketika saat Annara membalikkan badan lengkap dengan atapan tajam yang menghunus padanya.
Darren salah tingkah, merapikan lengan dress Annara yang sedikit melorot karena tadi ia peluk, lalu menampilkan deretan giginya.
"Hehe, m-maksudnya ngerebus ind*mie sayang." Darren mengusap tengkuknya canggung.
Annara mundur, memindai penampilan suaminya dari atas sampai bawah. Wanita itu menggeleng dengan helaan napas lelah.
"Mas, aku udah siap loh ini. Cepetan pake celananya!!"
Ia benar-benar tak habis pikir. Padahal suaminya itu sudah memakai kemeja lengkap dengan jas dan dasi kupu-kupu, tapi bagian bawah masih di tutupi hidung spongeboob.
Bukannya melakukan perintah sang istri, pria yang memakai boxer spongeboob andalannya itu malah mendudukkan diri di kursi depan meja rias dengan bersidekap dada.
"Mas nggak mau pergi, sayang. Males!!" Rajuknya dengan bibir mengerucut.
Annara kembali menghela napas. Menghadapi Darren mode merajuk memang harus ekstra sabar. Selain kiyowo, pria itu juga bisa sangat menyebalkan. Rasanya ia seperti menghadapi Naraka saat masih kecil.
"Mau aku pakein?" Annara memegang sebelah pipi Darren hingga pria itu mendongak.
Darren menggeleng cepat. "Maunya nggak pergi. Mas nggak rela kamu nanti di liatin para buaya!" Rajuknya lagi.
"Yaudah, aku nggak ikut. Kamu sendiri aja yang pergi, ya?"
Mendengar tawaran Annara, Darren kembali menggeleng keras. Ia sudah beristri, bagaimana bisa ia pergi ke acara seperti itu sendiri? Yang ada nanti malah semakin membosankan dan terlihat menyedihkan.
Sebenarnya mereka tidak datangpun tidak masalah, karena itu hanya acara perayaan ulang tahun pernikahan. Namun, yang memiliki acara adalah teman sekaligus kolega bisnis yang sudah puluhan tahun dekat dengan orang tuanya. Sedangkan saat ini orang tuanya sedang berbulan madu yang entah ke berapa puluh kalinya ke Labuan Bajo.
Jadi ia dan Annara lah yang harus menggantikan ketidakhadiran mereka.
"Yaudah, kita pergi." Darren berdiri, lalu mengecup bibir Annara sekilas.
"Tapi kamu nggak boleh lepas ya? Harus sama mas terus. Cantik banget gini, ntar takutnya di culik buaya!!"
Darrendra mode merajuk sudah berganti menjadi mode bucin posesif. Kalau sudah begini, Annara bisa apa selain mengiyakan?
Ayah dan bunda sangat baik, jadi ia tidak ingin mereka kecewa jika ia dan Darren tidak hadir ke acara itu untuk mewakili mereka.
Setelah suaminya beranjak, Annara bercermin untuk memastikan kembali penampilannya. Hingga beberapa saat kemudian, Darren kembali mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNARA
Storie d'amoreSejak mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakang ibunya, Annara tak lagi mempercayai pernikahan. Kekecewaan yang teramat besar membuatnya menganggap bahwa laki-laki dan cinta hanya akan membawanya pada penderitaan. Namun sayang...